"Kita ini suami istri Nona. Kamu tau kan apa yang harus di lakukan jika malam pertama?" Kata Radja dengan suara lembut dan penuh gairah.
Ya, aku tau kita telah menikah! Tapi aku belum siap memberikan apa yang sudah menjadi hak mu, Tuan. Apa yang harus aku lakukan agar pria yang terkenal hidung belang ini tidak menyentuhku.
Memberanikan diri untuk bicara, "Tuan. . dengar dengar anda menyukai gadis yang bersih bukan?" Tanya Ailin dengan peluh bercucuran karna mencoba menahan rasa takut yang semakin menggerogoti tubuhnya.
Jangankan untuk malam pertama, Ailin saja tidak pernah berhubungan dekat dengan pria lainnya. Pantaslah Ailin masih tidak rela memberikan virgin ya untuk sang suami. Lebih lagi rumor buruk yang telah beredar dimasyarakat mengatakan jika Radja sering terlihat keluar-masuk hotel dengan banyak wanita.
Pantaslah jika Ailin merasa ragu Walaupun Ailin tau jika uang yang diberikan padanya tidaklah gratis dan dia harus membayarnya mahal.
"Ya memang benar!" Jawab Radja sembari mendudukkan tubuhnya. "jangan bilang jika kamu pernah melakukanya dengan orang lain!" bentak Radja dengan rahangnya mulai mengeras. Radja menatap Ailin dengan sorot mata membunuh.
Menelan paksa Saliva nya yang terasa getir, "Anda sudah tau dengan jelas Tuan!" sahut Ailin memberanikan diri bicara bohong. Demi menjaga suatu hal yang sangat berharga di hidupnya.
Plakk!
Bunyi tamparan yang begitu keras dan memecahkan kesunyian didalam kamar yang terlihat gelap, Air mata airnya meleleh seketika saat tangan Radja mencium pipinya dengan kasar.
Menjambak rambut Ailin dengan kasar sampai Ailin terpaksa menatap Radja dari jarak yang sangatlah dekat hingga Ailin bisa merasakan nafas pria yang baru saja menamparnya itu, "Ku kira kau berbeda dengan wanita lainya. Tak di sangka kau hanyalah wanita ****** yang datang padaku untuk mendapatkan banyak uang dan hidup mewah tanpa bersusah-payah!" Maki Radja dengan mencium kasar bibir Ailin, sampai Ailin kesulitan bernafas karna tidak siap menerima ciuman suaminya.
Radja mulai membuka paksa piyama tidur Ailin dengan kasar hingga kancing piyama tidur itu lepas dengan sendirinya, Jika dilihat dari sikap dan tatapan Radja pada Ailin sangat terlihat dengan jelas amarahnya seolah dia sedang melahap api. Ya pria itu mulai tak bisa mengontrol emosinya saat mendengar apa yang istrinya ucapkan.
Mereka memang hanya menikah kontrak saja, tapi tetap saja Radja tak suka jika mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Ailin barusan.
Ailin mencoba menutupi tubuhnya dengan tangan karna Radja sudah berhasil membuka baju piyama Ailin, "Tuan bukankah kau sudah mengetahuinya, aku bukan gadis yang bersih." ucap Ailin untuk yang kedua kalinya.
Tubuh Ailin gemetaran dan air matanya tak berhenti mengalir membasahi pipinya, Matanya mulai terlihat merah bengkak karna dia terlalu lama menangis. Namun Radja yang terkenal memiliki hati sedingin es tak mengubris isak-tangis istrinya itu. Karna Radja menganggap apa yang dia minta adalah haknya.
Memang benar apa yang Radja inginkan itu tidaklah salah tapi tidak seharusnya Radja bersikap kasar seperti itu hingga membuat Ailin sangat ketakutan. Tangis Ailin sangat memilukan ditengah gelapnya kamar semakin menambah pilu hatinya, dia ingin balik memaki Radja namun apalah daya itu tidak mungkin Ailin lakukan walaupun dia disakiti Ailin hanya bisa pasrah karna itulah akhirnya dari kebohongan yang dia ucapkan tadi.
Mengigit keras bibir Ailin sebelum bicara, "Hei wanita ja*lang!" Bisik Radja dengan suara terdengar berat. "untukmu, aku beri pengecualian. Tapii lihat bagaimana aku menyiksamu semalaman!" ancam Radja sembari mulai melucuti semua bajunya dan Ailin hanya bisa terus mengisak sembari membuang pandangannya.
Kini mereka berdua sudah polos tanpa sehelai benangpun. Mata Radja seketika terbelalak ditengah gelapnya kamar. Dia segera mengetahui kebohongan yang tadi sengaja diucapkan Ailin. Ya wanita yang dia nikahi itu masih Virgin! Radja segera menghentikan niatnya untuk mengambil haknya sebagai seorang suami. Karna Radja perlu mempertanyakan tentang kebohongan besar istrinya.
Menghela nafas panjang sembari menjatuhkan tubuh disamping Ailin yang masih merasakan kesakitan di bawah sana, "Kamu rela menerima siksa'an ku dari pada kamu harus memenuhi kuwajiban mu sebagai istri ku!" Teriak Radja dengan nada suara terdengar sangatlah geram .
"apa aku tidak pantas untuk mu?" Imbuh Radja sembari menatap Ailin dengan masih posisi tidurnya.
"Kamu berhubungan dengan banyak wanita-wanita cantik diluar sana! Aku tau, aku harus membayar dengan tubuhku atas uang yang kau berikan tadi," ucap Ailin dengan suara bergetar air matanya tak berhenti berjatuhan dengan di iringi Isak tangis yang semakin memilukan.
"Kamu menikah dengan ku hanya demi uang! Tidak ada bedanya dengan gadis j*lang lainya!" Tandas Radja sembari mengepalkan jari-jari tangannya karna melihat Ailin yang tak menjawab Ucapanya. Arti diam Ailin membuat Radja berfikir Ailin menikah dengannya hanya demi kehidupan mewah tanpa Radja ketahui kebenaran yang sebenarnya.
"Besok pagi datang lah ke kantor dan ingat jangan sampai semua orang tau. Aku menikahi gadis ****** sepertimu!" Ucap Radja dengan suara lirih namun ucapan itu seperti sebuah belati tajam yang seakan di tancapkan langsung ke jantung Ailin. Selesai bicara Radja langsung beranjak dari tidurnya dan berjalan keluar dari kamar.
Brakkk!
Suara pintu kamar yang dibanting dengan sangat keras. Suara pintu itu terdengar nyaring ditengah kesunyian kamar, sampai Ailin tersentak karna kaget.
"hiks. . hiks." air mata pun meleleh semakin deras di pipi Ailin tanpa henti, bagai butiran air hujan yang membasahi bumi.
Tak lama setelah Radja keluar dari kamar terdengar bunyi mobil yang melesat dengan cepat.
Ya itu adalah mobil Radja, entah pria itu mau pergi kemana ditengah malam seperti ini,
_ _ _ _
Pagi hari!
Perlahan Ailin mulai membuka matanya, Matanya masih bengkak akhibat terlalu lama menangis dan dia mengucek-ngucek kedua matanya. Air matanya memang sudah kering namun masih jelas terlihat kesedihan yang terpancar dari sorot matanya. Ailin segera berjalan menuju cermin yang ada didalam kamar tersebut.
Dilihatnya riasan makeup nya sangatlah berantakan. Dengan rasa malas yang masih menyelimuti seluruh tubuhnya Ailin berjalan memasuki kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya karna dia akan pergi kekantor JISET GROUP.
Setelah mandi Ailin sudah kelihatan lebih segar dengan wajah dibalut makeup natural. Ailin segera turun dari tangga, Ailin sungguh cantik dan dia juga berdandan sederhana namun terlihat mewah.
Pak Ray segera membungkukkan badannya saat melihat Ailin sudah ada dihadapan, "Pagi Nona muda, Tuan muda menyuruh saya mengantar anda kekantor." Ucap Pak Ray sembari menyungingkan senyumannya.
"Baiklah Pak," Ailin terdiam karna dia tak mengetahui siapa nama pria yang ada dihadapannya itu.
"Nama saya Ray, Nona muda." Ujar Pak Ray yang mengetahui apa yang ada didalam pikiran Ailin.
"Oh, nama anda Pak Ray." Ucap Ailin sembari menepuk pelan lengan Pak Ray. Wajah Pak Ray berubah menjadi pias seketika namun Ailin tak menyadari akan hal itu. "Ayo kita berangkat Pak Ray." imbuh Ailin sembari mendahului Pak Ray berjalan.
KANTOR JISET GROUP!
Ailin sampai di kantor JISET dan dia segera masuk kedalam kantor tersebut, Semua mata menatap padanya karna dia datang bersama Asisten CEO. Namun Ailin tak menyadari akan hal itu Pak Ray mengikuti Ailin sampai dia berada dimeja resepsionis.
Membungkukkan badannya, "Nona Ailin saya permisi dulu." Ucap Pak Ray sembari menarik tubuhnya kembali.
Menepuk lengan Pak Ray, "Jangan terlalu sungkan Pak!" Setelah mendengar ucapan Ailin Pak Ray hanya bisa diam sembari memaksakan senyumannya.
Belum sempat resepsionis cantik itu menyapa Ailin namun seorang pria datang menghampirinya. Ya itu adalah Adam sahabat baik Radja.
Menghentikan langkahnya sembari mengulurkan tangannya dihadapan Ailin, "Anda Nona Ailin LAN kan? Pangil saya Adam saya teman baik CEO Radja." Ucapnya memperkenalkan diri.
"iya Tuan," sahut Ailin sembari membalas uluran tangan Adam.
"Pangil saya Pak Adam!"
"Baik Pak Adam."
"Ayo saya antar keruangan Radja!" Ajak Pak Adam sembari berjalan mendahului Ailin. Dan tanpa menjawab Ailin segera mengikutinya dari belakang.
Hei lihat siapa itu wanita yang berjalan disampai Pak Adam?
Dan kenapa Pak Adam melakukannya dengan hormat. Ucap para wanita dalam kerumunan besar itu. Mereka menatap Ailin sebagai tatapan sinis dan iri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Sariono
😭😭😭😭
2022-11-18
0
ZuLiet
perasaan pak Ray pernah nganter k RS ya kok skr kenapan lagi
2021-04-18
1
Rupink Chiabella
ga dimana2 biang gosip mah Aya wae
2021-02-13
2