Ailin masuk kedapur untuk membuatkan Radja kopi, beberapa saat kemudian Ailin keluar dengan membawa nampan berisikan satu cangkir kopi ya itu bukanlah kopi mahal tapi hanya kopi yang Ailin beli tempo hari dari minimarket yang tak jauh dari rumahnya. Ailin berjalan mendekati Radja yang tengah duduk di sofa jika dilihat dari raut wajahnya, Radja kelihatan sedang tidak merasa nyaman.
Pantaslah sang CEO merasa tidak nyaman karna sofa Ailin ialah sofa yang sudah usang dan penuh debu, Radja sebenarnya merasa enggan untuk mendudukinya namun karna dia merasa kasihan pada Ailin jadi dia terpaksa duduk di sofa tersebut dengan tubuh merasa merinding dengan bentuk sofa yang usang itu. Radja hanya ingin menghargai Ailin saja walaupun dia menikahi wanita itu bukan karna. alasan cinta atau semacamnya dan paling tepatnya karna alasan terpaksa saja.
"Silahkan di minum Tuan kopinya, ini tak semahal yang biasanya tuan minum namun saya hanya mempunyai dan hanya mampu menyuguhkan kopi ini pada anda." Ucap Ailin dengan jujur dia lebih baik tau diri dari pada harus dihina mentah-mentah oleh Radja.
"Aku tak terbiasa minuman-minuman tidak higienis seperti ini!" Kata Radja dengan jujur.
"apa lagi di tempat sempit dan kumuh seperti ini!" imbuh Radja sembari matanya menyapu seisi rumah Ailin. Ya Radja mulai tidak tahan dengan rumah kecil itu walaupun rumahnya terbilang cukup bersih namun tetap saja dia sekarang merasa mulai kesulitan bernafas seakan ada sesuatu yang sedang mengganjal di paru-parunya.
Mengepalkan jari tangannya karna menahan amarahnya akan penghinaan yang barusan dilontarkan oleh Radja, "Sialan, dasar sombong! Ya aku akui kau memang kaya-raya tapi aku tidak pernah memintamu untuk datang kedalam gubuk kecilku inikan! Kau sendiri yang datang kesini bisa-bisanya kau menghina rumahku seperti itu. Hei Tuan Apakah mulutmu itu tidak ada sensornya! Hingga kamu bisa begitu lihainya menyakiti hati seorang wanita." Gumam Ailin dalam hati sembari menatap Radja dengan memaksakan senyumannya.
Ya itu harus Ailin lakukan agar Radja tak mengerti akan isi hatinya.
"Maaf Tuan apa anda ke sini mau melihat kondisi rumah saya?" Tanya Ailin sembari menatap Radja dengan masih memaksakan senyuman diwajah cantiknya. "saya orang miskin dan yatim piatu sejak kecil, saya juga tingal sendirian." imbuh Ailin
"Aku ke sini mau bicara tentang pernikahan yang di laksanakan besok! Dan aku tidak perduli dengan masa lalu mu!" Tandas Radja karna dia tidak penasaran dengan cerita hidup Ailin.
"Baiklah terserah anda," Sahut Ailin singkat karna sudah merasa jengkel yang teramat sangat pada kesombongan calon suaminya itu, "lalu apa perjanjiannya? Apa yang boleh dan tidak boleh saya lakukan tuan?" tanya Ailin sembari menyandarkan punggungnya di sofa.
"Aku tidak ingin ibu ku atau pun siapapun mengetahui tentang pernikahan kontrak ini" Kata Radja sembari menyilangkan kakinya.
"aku berhak berhubungan dengan wanita manapun' tapi tidak dengan kamu! Kau hanyalah pelayan ku saja dan jangan berani bermimpi lebih dari itu." imbuh Radja sembari beranjak berdiri.
persetan denganmu tuan, aku akan menuruti keinginan mu asalkan aku bisa membayar biaya perawatan Bi Lani.
Asisten Radja yang bernama Pak Ray masuk dengan membawa tas yang berisikan dokumen. Pak Ray masuk kedalam rumah Ailin dan segera berhenti dihadapan Radja. Pria itu terlebih dahulu membungkukkan badannya dihadapan Radja sebelum menyodorkan kertas perjanjian pernikahan pada Ailin. Ailin segera menerima kertas yang disodorkan oleh pria itu mata Ailin seketika terbuka sangat lebar saat membaca isi perjanjian yang menurutnya sangatlah konyol itu.
Apa ini isi perjanjiannya hanyalah perintah Radja adalah sebuah hukum di pernikahan kami dan wajib untuk diikuti. Dan perceraian hanyalah bisa dilakukan oleh Radja dan aku tidak berhak menggugatnya walaupun masa kontrak pernikahan itu telah habis.
Ya inilah yang harus aku bayar untuk uang yang aku ambil darinya.
Setelah semua isi perjanjian di tanda tangani oleh Ailin. Keesokan harinya mereka pergi ke kantor setempat untuk melaksanakan pernikahan diam diam yang telah mereka sepakati sebelumnya. Tak ada cincin pernikahan ataupun karangan bunga seperti wajarnya orang melaksanakan pernikahan. Yang Ailin dapatkan hanyalah secarik kertas yang membuktikan jika dirinya telah sah menjadi istri Radja Al Azra pemilik JISET GROUP.
_ _ _ _
Ailin dan Radja sudah berada didalam mobil, tak ada perbincangan didalam mobil tersebut hingga akhirnya Ailin mulai berbicara dan memecahkan kesunyian dalam mobil tersebut. "Tuan, sekarang kita sudah sah menjadi pasangan suami-istri bisa aku minta uang belanja ku kata Ailin." Sebenarnya dia tidak pernah matre seperti ini sebelumnya namun dia harus memberikan uang tersebut untuk biaya pengobatan Lani.
Manarik salah satu senyumannya, "Heh, akhirnya kelihatan sifat matre mu sekarang! Kau ternyata sama dengan wanita ****** lainya yang sering aku kencani!" Terdapat ejekan didalam nada bicara Radja barusan.
Melihat kearah Pak Ray yang sedang fokus mengemudi, "Berikan berapapun uang yang wanita ini minta!" Perintah Radja dengan rahang mulai mengeras.
Melirik dari balik kaca spion, "Baik tuan muda." Balas Pak Ray sembari memfokuskan kembali pandangannya menatap kearah jalanan.
"Tuan, aku sekarang menjadi istrimu tentu saja aku harus kelihatan cantik dan modis kan," Rengek Ailin dengan manja di bahu Radja mencoba merayu pria yang kini sudah sah menjadi suaminya itu.
Ailin berlaga menjadi wanita matre yang sedang minta uang dari suaminya. Ya ini harus Ailin lakukan untuk mendapatkan banyak uang dari pria itu. Pria yang dikenal dingin dan suka bergonta-ganti wanita diluar sana
"Ingat sekarang kau istriku! Jangan coba-coba berbicara ataupun bersikap seperti ini pada pria selain aku! Jika sampai ketahuan aku akan menghabisi mu!" Ancam Radja dengan mengeraskan rahangnya sembari mata menatap Ailin dengan sinis.
"Tentu saja tidak Tuan, selama anda memenuhi kebutuhan hidup saya." Jawab Ailin dengan tak mementingkan harga dirinya lagi.
Kring. . . kring!
Suara ponsel Radja mulai berdering Radja hanya mendengarkan apa yang diucapkan oleh seseorang didalam telvon tanpa menjawabnya. Dan beberapa saat kemudian Radja mematikan panggilan ponselnya.
Menatap kearah Ailin, "Ini kartu Gold, kartu yang tidak ada batasanya kamu bisa mengambil berapa pun uang yang kamu inginkan! Pinya adalah tangal lahir mu dan kamu ikut Pak Ray pulang ke rumah!" Perintah Radja. "malam ini aku ada urusan" imbuh Radja dengan memalingkan wajahnya menatap kearah jalanan.
"Baiklah terimakasih Tuan." Ucap Ailin singkat sembari memegang kartu yang sekarang ada ditangannya itu. "tapi Tuan bisakah aku mampir ke rumah sakit sebentar, karna teman ku sedang sakit." ucap Ailin berbohong.
Bicara dengan tak menoleh, "Terserah pada mu!" jawab Radja singkat.
"Oak Ray kita ke rumah sakit SWAN HOSPITAL sebentar," ucap Ailin dengan sopan.
Setelah sampai dirumah sakit, Radja dijemput oleh mobil lain dan Ailin turun dari mobil kemudian masuk kedalam rumah sakit tersebut. Ailin segera membayar biaya perawatan Lani dan dia sempat menjenguk Lani walaupun hanya sebentar karna Ailin tidak bisa lama-lama disana. Karna Pak Ray sedang menunggunya di luar rumah saki Tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Egepe Angel
Kartu Gold masih ada batas nya. yg nggk itu kartu platinum. alias black card.
2023-05-20
0
Yenny Mok
blm jelas kenapa radja mau menikahi ailin
2021-12-31
0
Nur Hayati
aku msh bingung apa alasan radja nikah kontrak 🤔🤔🤔🤔
2021-07-23
1