Dii tengah jalanan paris Ailin tak hentinya menangis tersedu-sedu sampai semua orang yang ada di sepanjang jalan tersebut menatap Ailin, namun Ailin tak memperdulikan kasak-kusuk pejalan kaki lainnya. Ailin berjalan sembari memikirkan banyak hal yang terjadi hari ini. Hingga akhirnya suara klakson mobil membuyarkan lamunannya.
Tin. . tin. . tin!
Ailin segera menoleh ke asal suara klakson mobil tersebut. Ternyata itu adalah wanita paruh baya yang di selamatkan Ailin kemarin! itu adalah Wenda Al Azra ibu kandung dari CEO dingin yang tadi sempat memarahi Ailin. Namun Ailin tak mengetahui bahwa itu adalah ibu kandung Radja Al Azra CEO perusahaan JISET GROUP.
Wenda segera turun dari mobil dan dia mempercepat langkahnya menghampiri Ailin.
"Nak Ailin kamu mau ke mana?" Tanya Wenda sembari mengusap lembut pipi Ailin yang masih basah. "cuaca kota A, hari sangat panas! Kenapa berjalan sendiri sembari menangis? Mari ibu antar kamu pulang," imbuh Wenda yang tidak tega melihat Ailin.
Memaksakan senyuman diwajahnya, "Tidak perlu Nyonya, saya tidak ingin merepotkan anda." Sahut Ailin dengan suara lembut dan sopan.
"Nak Ailin, kamu tidak merepotkan sama sekali! Kenapa kamu menangis?" Tanya Wenda untuk yang kedua kalinya.
Sembari membawa Ailin masuk ke dalam mobil. Setelah Wenda dan Ailin masuk kedalam mobil. Mobil tersebut langsung berjalan menuju rumah sakit swan. Karna Ailin yang meminta Wenda untuk mengantarnya ke sana.
Di dalam mobil Ailin menceritakan masa kecil nya pada Wenda, karna Wenda yang memintanya. Ailin juga menceritakan apa yang terjadi padanya hari ini, namun Ailin tak menyebutkan nama kantor atau pun nama Radja! Jadi Wenda tidak tau jika pria yang sedang Ailin ceritakan ialah anak Wenda sendiri. Entah mengapa Ailin langsung akrab dengan Ibu Radja begitu juga sebalik nya.
Membelai lembut rambut Ailin beberapa kali, "Nak bisakah kamu memangil ku dengan sebutan ibu?" kata Wenda dengan raut wajah kelihatan begitu tulus
Menjawab dengan mata yang masih basah, namun Ailin sudah tidak menangis lagi "Ibu, bisakah aku memangil mu dengan sebutan ini selamanya?" Tanya Ailin dengan wajah seperti memohon
Memeluk tubuh kurus Ailin, "Mulai saat ini aku adalah ibu mu sayang. Tentu saja kau boleh memangil ku ibu!" Sambung Wenda memeluk Ailin. Ailin memeluk Wenda sembari kembali menangis namun itu buka tangisan sedih tapi melainkan tangisan bahagia.
Akhirnya mereka pun tiba di rumah sakit tempat Bibi Ailin dirawat, Ailin segera masuk kedalam rumah sakit tersebut dan dia segera menuju tempat Bibinya dirawat namun Ailin sangatlah terkejut saat mencari Sani tidak ada di sana! Di ruangan Bibinya di rawat.
Salah satu perawat yang melihat Ailin kebingungan langsung menghampiri Ailin,
Nona, apa kamu mencari sahabat mu?" Tanya Perawat tersebut pada Ailin.
!Iya Suster tadi dia menjaga Bibi saya! Dimana sahabat saya?" Sambung Ailin.
"Teman mu ada urusan mendadak dan menyuruh ku mengantikanya menjaga Nyonya Lani! Sampai kamu datang, Karna kamu sudah datang saya akan pergi." kata perawat tersebut sembari meninggalkan Ailin.
Setelah perawatan itu pergi, seorang dokter berjalan menghampiri Ailin. Sedangkan Nyonya Wenda makin tak tega melihat kondisi Ailin yang tak hentinya menagis dan terlihat acak acakan. Wenda masih berdiri disamping Ailin menatapnya dengan ibah melihat kondisinya yang begitu menyedihkan.
Dokter tersebut menghentikan langkahnya tepat dihadapan Ailin, "Nona Ailin, Bibi mu membumbutuhkan biyaya Sekian juta tiap bulan. Bahkan bisa juga lebih dari itu karna penyakitnya sudah menjalar ke organ organ dalam. Dan hanya kesempatan kecil untuk Nyonya Lani bertahan hidup!" kata dokter tersebut dengan wajah datar.
Setelah mendengar ucapan dokter tersebut air mata mengalir semakin deras dan tidak ada habisnya mengalir di pipi Ailin.
Menyaka air mata yang membasahi pipinya dengan telapak tangan, "Walaupun kesempatanya sangat kecil sekalipun saya tidak boleh menyerah dokter! Saya akan mencari uang untuk biaya berobat Bibi saya." Sahut Ailin dengan suara lirih namun suaranya terdengar bersungguh-sungguh.
Baiklah saya akan malakukan yang terbaik untuk Nyonya Lani!" ucap dokter tersebut sembari berpamitan pergi.
Wenda semakin tidak tega dan segera memeluk tubuh Ailin dengan begitu lembut.
"Nak, Ibu akan membantu membayar biyaya Bibi mu kamu tidak usa khawatir." kata Wenda namun bantuan itu secara tegas ditolak Ailin. Karna Ailin ingin berusaha sendiri mencari uang untuk berobat Lani, karna sejak Ailin kecil kami sudah banyak berkorban padanya dan kini giliran Ailin membalas semua kebaikan Lani Padanya. Begitu kira-kira arti dari penolakan Ailin.
Wenda hanya terdiam karna melihat Ailin yang bersikeras untuk membayar pengobatan yang harganya tidaklah murah itu. Ailin segera pamit pulang dan setelah Wenda pergi Ailin segera masuk ke ruangan Bibinya dirawat.
Karna Wenda tak mau melukai harga diri Ailin diam-diam Wenda membantu membayar separuh pengobatan Bibinya Ailin tanpa sepengetahuannya. Selesai bicara dengan dokter yang tadi merawat Lani, Wenda pun berpamitan pada dokter tersebut karna hari sudah malam.
Wenda melihat jam tangan ya, jam tersebut sudah menunjukan pukul 23.00 Wenda segera pergi meninggalkan rumah sakit itu bersama supir pribadinya.
_ _ _ _
Wenda segera masuk kedalam rumahnya namun alangkah terkejutnya Wenda melihat putranya yang masih belum tidur ya itu adalah Radja! Pria itu duduk sembari menyilangkan kakinya menatap kearah Wenda
Berjalan menghampiri putranya, "Sayang sudah jam segini kenapa kamu belum tidur? Tanya Wenda sembari menghampiri johanes dan menjatuhkan tubuhya di sofa.
Menatap kearah Wenda, "Seharusnya aku yang bertanya pada Mama sudah jam segini Mam dari mana saja!" Sahut Radja sembari Menarik tubuhnya dari punggung sofa.
"apa mama tidak tau aku sangat khawatir." imbuh Radja, karna tidak biasanya Wenda pulang larut malam.
Wenda menceritakan kejadian yang di alami Ailin ke pada Radja. Tapi Radja sepertinya tak tertarik mendengarkan cerita Wenda, namun Radja hanya diam karna tak ingin melihat Wenda kecewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Yenny Mok
novel yg sdh tayang gini ngak bs di edit lagi ya? banyak bange
2021-12-31
0
Yanti Susilawati
Tulisannya byk typo yaa,sayang banget
2021-03-15
1
Rupink Chiabella
mungkin Radja itu Joanes
2021-02-13
0