Malam telah tiba, Ailin berdandan cantik dan berangkat menuju Club Kenzi bersama sahabatya Sani.
"Wah! Akhirya sampai juga di Club Kenzi, Club ini sangatlah mewah dan begitu besar Club yang sering didatangi oleh para artis dan orang tersohor yang ada di kota A. Kita sangat beruntung karna di ajak oleh Pak Hendri untuk mengunjungi Club megah ini.
"Kamu masuk dulu, aku mau ketoilet!" Kata Ailin kepada sahabatya tersebut, karna sudah sedari tadi Ailin menahan buang air kecil.
Menatap Ailin, "Kamu belum pernah ke sini apa kamu tau toiletnya?" kata Sani dengan mengerutkan dahinya. "biar aku antar saja!" ucap Sani sembari melangkahkan kakinya mendahului Ailin. Namun Ailin segera menghentikan langkahnya.
"Kamu tunjukkan saja arahnya padaku!" Ucap Ailin sembari menyungingkan senyumanya dan menatap kearah Sani.
_ _ _ _
Ailin pun berjalan menyusuri lorong dan dia pun menemukan toilet yang sedang dia cari. Ailin segera masuk kedalam toilet dan membuang semua racun yang ada didalam tubuhnya. Setelah selesai Ailin segera keluar dari toilet wanita tersebut. Ailin berjalan menyusuri lorong yang terlihat sepi namun suara seorang lelaki dari belakang punggungnya menghentikan langkahnya.
"Nona tunggu apa kamu bisa menemani ku?" Ucap pria paruh baya yang langsung melingkarkan tangannya dipundak Ailin. sontak Ailin kaget dan langsung melepaskan kasar tangan pria itu dari pundaknya. Pria paruh baya yang sedang mabuk berat dan tubuhnya bau alkohol yang begitu menyengat.
"Maaf Tuan anda salah sangka, saya hanya pengunjung di club ini!" Ucap Ailin dengan wajah kelihatan ketakutan. Tubuhnya gemetar karna Ailin tidak pernah berteman dengan pria seumurannya apa lagi ini dia tiba tiba di peluk paksa oleh orang mabuk dan sudah tua pula
Menarik tangan Ailin kasar dan kini Ailin sudah berada disampingnya, "Jangan bnyak bicara! a? Akuu akan membayar berapapun yang kamu minta!" kata pria tersebut dengan sombong begitu sombongnya. Pria yang mengenakan kalung emas panjang sedada dan mengenakan pakaian yang pastilah harganya sangatlah mahal. Jika dilihat dari perawakannya dia pria yang kaya.
Karna tak bisa menahan emosinya lebih lama lagi, Ailin segera menarik kasar tangan kirinya yang sedang di pegang oleh pria paruh baya itu. Ailin segera melayangkan satu tamparan keras ke pipi pria kurang waras itu. ya itu pria mabuk yang sedang kesepian hingga dia tak bisa membedakan wanita baik dan wanita berkerja Club malam.
Pria tua itu sampai membuat pandanganya karna tamparan keras Ailin barusan, dia memegang pipinya yang mulai terasa nyeri. Pria itu memandang Ailin dengan tatapan membunuh. Dia menyeret Ailin memasuki salah satu ruangan dan Ailin hanya bisa mengikutinya karna tenaga Ailin tidak begitu kuat untuk melawan pria paruh baya yang sedang tersulut emosi itu.
.
"Tolong tolong! Siapapun ku mohon tolong aku," Teriak Ailin sembari masih mencoba melepaskan tangannya, wajah Ailin terlihat putus asa dan kristal bening mulai terlihat di sudut matanya. Ailin begitu ketakutan dan tubuhnya sampai gemetar karna sikap kasar pria paruh baya itu. Ailin tak menyangka niatnya untuk bersenang-senang dengan sahabatnya malah terjadi sebaliknya nasib buruk yang malah dia dapatkan karna pria yang salah menyangka karna dirinya adalah perkejaan Club itu.
Bukk!
Seorang pria dari arah belakang melayangkan tinjunya tepat di wajah pria paruh baya itu. Pria itu tak lain ialah Radja, entah dia datang dari mana tiba tiba dia menyelamatkan Ailin. Radja segera menarik tangan Ailin dan memeluknya untuk menenangkan hati Ailin yang sedang ketakutan.
"Hei! Siapa yang berani memukul ku! Apa kamu tak tau siapa aku?" Maki lelaki paru baya tersebut yang kini sudah tersungkur di lantai. Pria itu segera berdiri pelan dengan tubuh masih sempoyongan karna pengaruh alkohol yang terlalu banyak.
Tubuh Ailin masih gemetaran dan air mata Ailin mulai jatuh tak hentinya dia menangis tersedu-sedu didalam pelukan Radja. Sedangkan Radja hanya bisa diam dan masih memeluk tubuh Ailin yang masih gemetaran. Sangat jelas terlihat rasa takut yang sedang menyelimuti tubuh Ailin hingga air Ailin tak bisa menghentikan tangisannya.
"Pak Radja datang menolongku," Gumam Ailin dalam hati, Ailin tak menyangka jika orang yang dia benci malah datang menyelamatkannya dari bahaya.
"Berani kamu bicara tidak sopan padaku!" Teriak Radja dengan menyatuhkan alisnya. Mendengar teriakkan lantang Radja, Ailin hendak mengeser tubuhnya untuk menjauhi Radja namun, Radja malah mendekap tubuh Ailin semakin erat hingga Ailin hanya bisa tetap diam didalam pelukan musuhnya itu.
"Pak Radja, aku sunguh minta maaf aku sama sekli tak mengerti jika Nona ini adalah kekasih anda!" ucap pria pria paruh baya itu dengan wajah terlihat pias.
"Ini terakhir kalinya aku melihat mu di dalam Club Kenzi dan aku mencabut angota mu dari Club Kenzi! Cepat pergi dari hadapan ku sekarang!" Perintah Radja dengan tatapan dingin. Pria tersebut langsung kabur terbirit-birit setelah mendengar ucapan Radja barusan.
"Pak Radja saya berterima kasih atas pertolongan anda," celetuk Ailin dengan suara bergetar.
Menyentil pelan jidat Ailin, "Hei gadis, laki laki tersebut sudah pergi, kenapa tubuh mu masih gemetaran?" kata Radja sambil melirik ke arah Ailin yang masih ketakutan.
Menyeka air matanya yang jatuh kedua pipinya dengan telapak tangannya, "Aku berterima kasih pada mu Pak Radja, biarpun kamu orang ya kurang sopan dan seenaknya sendiri aku tak menyangka Pak Radja masih memiliki kepribadian yang baik." kata Ailin dengan wajah Memelas. Setelah bicara Ailin beranjak pergi menemui sani.
"Hahaha!" sekertaris johanes pun tak bisa menahan tawanya. "baru kali ini saya melihat seorang wanita berani berkata seperti itu pada CEO." ucap Andre sekertaris Radja.
" Andre! Jika kamu tak menutup mulut mu itu, potong gaji mu satu tahun!" Ancam Radja dengan nada suara terdengar geram.
"Huh! Sialan wanita tak tau terimakasih itu. Sudah ku tolong berani sekali dia menghinaku," Gerutu Radja kesal. Menatap kearah Andre, "cari dan tekan semua orang yang dekat dengan pria paruh baya tersebut dan buat perusaha, an ya bangkrut!" Imbuh Radja
Membungkukkan badannya, "Baik Tuan muda."
Ailin pun menceritakan kejadian tadi kepada Sani sambil menahan tangisnya. selesai bercerita mereka berdua pun bergabung bersama teman kantornya. Ailin mencoba menyembunyikan rasa takut yang masih menjalar ke seluruh tubuhnya.
"lihatlah Ailin menangis mungkin dia habis di campakkan kekasih nya!" kata Ratna teman kerja Ailin
"Haha! Dia memang pantas mendapatkanya ucap teman lainya bersahutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Intan Tahlisah
cakep.lanju
2021-07-23
1
MatorangKarmila
temen ko pada julid 😡,,,hadeuuuuh capek deh 🙄
2021-07-12
0
Dinda Natalisa
Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.
2021-03-12
0