Tersenyum Kecut, "Sudah lah Sani jangan menceritakan Radja terus aku sangat bosan mendengar nya!" Kata Ailin dengan jujur karna Ailin sama sekali tidak tertarik dengan CEO perusahaan JISET.
"Kamu harus melihat fotonya siapa tau kamu berpapasan dengan ya di jalan dan bisa mencoba mendapatkan hatinya," Ucap Sani sembari menatap langit langit kantor yang bercat putih itu. Sani sedang membayangkan betapa gantengnya pemilik perusahaan JISET.
Menyentil pelan jidat Sani, "Aku tidak perduli dengan jabatan dan kekaya, an! Aku hanya ingin bersama pria yang mencintai ku dengan tulus dan bisa menerimaku apa adanya!" Cetus Ailin dengan nada lembut. Setelah mendengar apa yang Ailin ucapkan angan angan indah yang ada di benak Sani seketika hilang bersama hembusan angin.
"Simpan muka polos mu itu, membuat ku gerah!" Kata Sani yang merasa kecewa dengan Ucap Ailin barusan.
Beranjak berdiri dan posisi duduknya, "Baiklah aku berangkat dulu ke kantor jiset,
Karna aku tak ingin terkena masalah karna terlambat datang." cetus Ailin sembari menyambar tas jinjing ya yang ada di atas meja kantornya.
Setelah bicara Ailin segera berangkat ke kantor JISET dengan mengendarai mobil kantor yang dia gunakan setiap harinya jika sedang ada tugas diluar kantornya.
Di tengah jalan Ailin melihat seorang wanita paruh baya yang sangat cantik, wanita itu terjatuh persis di depan mobil Ailin dan seketika Ailin mengerem mendadak mobilnya.
Jantung Ailin tiba tiba berdegup dengan sangat kencang, wajahnya terlihat pucat pias dan tubuhnya berkeringat dingin. Dia masih didalam mobil dan perlahan mulai memberanikan diri membuka pintu mobilnya Ailin sangat takut jika dia sampai menabrak seseorang.
Memukul setir mobilnya dengan kasar, "Oh sial! Apakah aku menabraknya? Tidak, aku menabraknya." cetus Ailin mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Ailin mulai keluar dari dalam mobil dan kini dia sudah ada diluar mobil.
Ailin segera berjalan kedepan mobilnya dan dia melihat wanita paruh baya yang tadi terjatuh didepan mobilnya masih sadar dan wanita itu tidak terluka sedikitpun. Ailin langsung menghembuskan nafas lega setelah mengetahui kondisi wanita yang tadi jatuh didepan mobilnya.
"Maaf kan saya nyonya saya tidak sengaja,"
Kata Ailin sembari membantu wanita paruh baya itu berdiri. Ailin segera memapahnya kepinggir jalan dan dia mendudukkan wanita itu di kursi yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Tidak nak kamu tidak salah. Tadi kepala ibu sedang pusing karna kurang enak badan." Ucap wanita yang tadi jatuh didepan mobil Ailin.
Tersenyum lembut, "Apa ibu tidak papa? Apa perlu saya antar ke dokter?" Tanya Ailin dengan raut wajah kelihatan khawatir
"Tidak perlu nak itu supir ibu sudah datang menjemput." Ucap Wenda sembari menunjuk satu jaringan kearah mobil mewah berwarna merah yang baru saja berhenti dipinggir jalan.
Membantu Wenda berdiri perlahan, "Baiklah ibu hati hati di jalan. Sekali lagi saya minta maaf atas kejadian tadi," kata Ailin sembari mengantar Wenda berjalan menuju mobil pribadinya itu.
Menatap Ailin, "Siapa namamu nak?"
"Nama saya Ailin Bu!"
Setelah bicara Ailin segera menutup pintu mobil itu dan Ailin membungkukkan badannya menandakan dia sangat menyesali kejadian barusan. Wenda melambaikan tangannya dan segera menghilang dari pandangan Ailin.
Ailin pun bergegas melanjutkan perjalanan ke kantor JISET! Dan Ailin melihat jam tangan ya menunjukan pukul 10.00 wah aku pasti terlambat datang karna janjian presentasi pukul 10.30
Ailin segera mempercepat laju kendara'anya
Dan Ailin sampai di kantor pukul 10.20
Ailin bergegas memarkir mobil dan berlari menuju arah kantor.
"Huh! amAku harus buru buru jika telat ini sangat bahaya untuk karir ku!" Gumam Ailin sembari sibuk melihat berkas berkas yang ada ditangannya namun tak diduga Ailin malah menabrak seseorang yang ada dihadapannya karna dia tak memperhatikan jalanan, "waaaa!" Ailin menabrak seseorang pria dan kertas yang di pegang Ailin jatuh berhamburan kelantai.
"Apa kamu jalan tidak pakai mata!" Teriak pria yang Ailin tabrak dan pria itu tak lain ialah Radja pemilik JISET GROUP.
Membungkuk badannya, "Maaf Tuan saya terburu buru!" Kata Ailin yang tidak mengetahui siapa pria yang dia tabrak barusan, karna Ailin tadi menolak melihat foto yang ditunjukkan oleh Sani. "Dia pria yang sangat tampan tapi sayang, dia tak punya perasaan" Gerutu Ailin dalam hati.
Radja merapikan jasnya dan berlalu pergi begitu saja. Meniggalkan Ailin yang masih sibuk memungut kertas yang masih berserakan di lantai.
Ailin berdecak kesal dengan sikap sombong orang yang tak sengaja dia tabrak lagi. Ailin pergi kekantor Selin lebih dulu dan Selin memintanya mengikuti meeting di lantai 10 gedung itu. Ailin segera pergi ketempat yang Selin beritahu.
Menghela nafas panjang, "Syukurlah aku belum terlambat Pak Radja masih belum datang! Kira kira dia pria yang seperti ap ya," kata Ailin dalam hati yang mulai penasaran dengan pemilik perusahaan itu.
Ruangan itu sudah penuh orang dan kursinya pun sudah penuh semuanya hanya kursi Presdir saja yang masih kosong. Mereka semua menatap ke arah Ailin karna didalam ruangan tersebut hanya Ailin saja yang wanita .
"Semua diam! Direktur Radja sudah datang," Kata seseorang yang ada di dalam ruangan tersebut dengan wajah kelihatan panik.
tap. . tap. . tap!
Suara langkah Radja mulai memasuki ruangan rapat dia tidak sendirian Radja bersama asisten pribadinya, Mata Ailin langsung terbuka lebar-lebar setelah melihat siapa Presdir perusahaan JISET GROUP. Ailin menutup kepalanya dengan tangannya sembari mengigit bibir bawahnya.
"Tuhan aku pasti terkena masalah besar!"
Gerutu ailin dalam hati.
Radja langsung menatap Ailin dengan sorot mata dingin, "Ciiiih! Bukankan dia wanita yang menabrak ku tadi!" Kata Radja sembari mendudukkan tubuhnya di kursi kantor.
Tak di sangka presentasi pun berjalan lancar dan Ailin mendapat tender dari perusahaan JISET.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Yenyen Yenyen
pasti nyonya td camernya ailin
2021-03-17
2
Adinda Beibboh
jalan pake kaki thor.
2021-03-11
2
xrafelyn
bagus, sekali ceritannya
2021-02-26
0