Di sebuah tempat, entah di bagian mana letaknya, terdapat sebuah ruang monitoring yang berisikan 5 VIP. Yaitu VIP Yohan, VIP Kelly, VIP Vincent, VIP Raymon, dan seorang VIP lagi yang tengah kelihatan sangat antusias melihat seorang player dari monitor begitu ambisiusnya. Dia adalah, "VIP Grace."
"Kenapa dengan 10 sampai sebegitunya?" Tanya Kelly penasaran. Sedari tadi, sepanjang permainan berjalan, kedua mata Grace hanya terus memandangi player 10.
"Dia... Bikin berdebar." Jawab Grace sembari tersenyum nakal.
"Brengs*k, beruntungnya lo, 10! Sialan, udah 5 tahun gue dekat-dekat Grace, tapi dia sama sekali gak berdebar!" Ujar Vincent membatin, dia sampai mengepalkan tangan saking irinya.
"Dia kan orang yang lo lo rekrut, ada yang spesial kah?" Tanya Kelly lagi.
Vincent, dan Raymon dengan sengaja mendekati Grace dan mencoba menguping jawaban Grace.
"Oh spesial dong, habis... Dia bikin gue keringetan sih."
Vincent memegang lengan Raymon, dan Raymon memegang lengan Vincent. Keduanya saling menelan air liur. *Gulp!
"Kalau sampai ketemu, gue cincang si 10!" Gerutu Vincent.
"Mentang-mentang ganteng, sialan!" Maki Raymon.
Namun di sini Kelly hanya tersenyum sinis, "cih." Kemudian berjalan keluar dari ruangan monitor untuk merokok.
Sementara itu Yohan masih fokus berkutat mengatur sisa waktu untuk mengakhiri permainan pertama.
"Sisa player 03, 04, 07, 08 yang belum punya poin sama sekali, bagaimana?" Tanya Grace kepada Yohan.
"Kita akan lihat hasilnya, sisa 1 hari ini akan jadi hujan emosi." Jawab Yohan.
Grace tertawa, "yah... Gue gak perduli dengan para sampah itu, asalkan 10 masih bernyawa, kesenangan ini terus berlanjut." Jari jemari Grace mengelus sosok gue yang dia pandangi dari monitor.
Dan di dalam kamar, entah reflex atau bagaimana... Tanpa sadar gue juga memandangi kamera cctv yang menyoroti kami.
Juga, hari ini, gue, Vivi, Cindy, dan Baskara sudah berada di posisi aman. Selama 24 jam ke depan, kami tidak akan kemana-mana.
...***...
"Argh! Brengs*k! Kita sama sekali belum dapat poin, gara-gara si 10 anj*ng itu nyolong start duluan!" Maki 07 dengan kakinya yang luka masih dibalut kain, sementara 08 lebih parah, seluruh wajahnya lebam akibat dihabisi oleh 01, dan 02 semalam.
Setelah dibuang 01, dan 02. 08 hanya bisa mengandalkan sisa tenaganya untuk kembali bersama 07. Kini... Mereka diambang kekalahan.
"Seandainya lo bisa lebih sabar, dasar tol*l." Maki 08 menggeram, dia menjambak rambutnya sendiri karena stres berat.
"Mana gue tau kalau permainan udah mulai bangs*t!" Balas 07, dia langsung menggapai baju 08 dan menariknya secara kasar.
"Kalo lo bisa cepet-cepet cari gue, gue bisa habisin 10 duluan, anj*ng dasar beban!" Katanya.
Mendengar hal itu, 08 tak kalah emosinya, "beban? Anj*ng, lo aja bisa lengah sampai ketusuk begini! Tol*l gak sadar diri." 08 langsung mengarahkan tinjunya ke wajah 07 sampai 07 tersungkur!
*BUAAAGH!
"MATI AJA LO BANGS*T!"
07 Membuang liurnya yang bercampur darah, *cuih!
Lalu dengan emosinya, dia juga menarik tubuh 08, kemudian menghantamnya ke lantai!
*DUAAAGH!!!
07 meniban tubuh 08, dia langsung menghujamkan banyak sekali pukulan bertubi-tubi tepat di wajah 08!
"LO YANG MATI BANGS*T!"
*BUAAAGH!
*BUAAAGH!
*BUAAAGH!
*BUAAAGH!
Dari sisi lain, 03 dan 04 yang juga sudah babak belur dihajar 01 cuma bisa mengintip dari balik lorong. Kemudian 04 berinisiatif untuk menghampiri perkelahian 07, dan 08.
"Hei kamu mau kemana?!" Pekik 03.
04 yang penuh luka di wajahnya berteriak kencang di hadapan 07, dan 08.
"WOI CAC*T!" Katanya lantang.
Seketika 07 menghentikan pukulannya dan menoleh ke arah 04. "Apa-apaan si jal*ng ini, mau apa lo?!" Bentak 07.
04 terdiam selama beberapa detik, tatapan matanya kosong, dia memegang wajahnya yang membiru dan bibirnya yang sobek.
"Lo ngapain bangs*t?!" 07 makin tak sabaran.
04 mengangkat kepalanya, kemudian dia menatap 07 yang sedang penuh tekanan dengan wajah meremehkan. "Gue cuma mau bilang, kalo lo beneran samp*h ya. Udah poin kalian minus, terus malah ribut-ribut di sini, ngerusak pagi gue aja. Sial!"
"Kayak lo udah punya poin aja bangs*t!" 07 mulai ingin bergerak.
Melihat hal ini, 03 langsung sadar kalau ternyata ini adalah trik pancingan dari 04 lagi. Pasalnya 04 juga pasti tau kalau mereka kan sama sekali tidak punya poin, makanya dia melakukan ini, akhirnya 03 pun muncul meski jalannya masih pincang.
"Lihat, mending gue pincang tapi kami bisa hasilin poin, kalau kalian? Cih, gak usah pukul-pukulan, cium-ciuman aja sana!" Hina 03 yang kini berdiri di sebelah 04.
07, dan 08 seketika saling tatap. "Anj*ng!" 07 bersiap untuk berdiri sambil menopang kakinya yang pincang. Tapi 08 menarik bajunya, dengan mata yang sudah berlumuran darah, dia bicara penuh ancaman, "dasar tol*l, lo mau terprovokasi lagi setelah gue udah kasih tahu detail permainan pertama hah?!"
07 tersadar, lalu dia memicingkan matanya ke arah 04, "oh, lo berdua sengaja ya sialan?!"
"Kalo lo mau minus poin kita ketutupan, buat mereka marah, terus hajar mereka!" Ujar 08.
Akhirnya 07 pun melepas cengkramannya dari 08, kemudian ia berdiri sambil memaksakan kakinya, kedua mata 07 gelap, sekarang dia memegang dua baseball bat di kedua tangannya.
"Kayaknya ada yang harus dikasih pelajaran, nih." Lanjut 07 menyeringai, "hehehe."
03, dan 04 seketika terhentak! "Si-sial!"
"Kita gak boleh marah." Perintah 04, sementara 03 hanya menelan liurnya. "Tapi kayaknya kita harus kabur."
Dengan cepat 04 langsung menampar pipi 03!
*Plaaak!
"Kamu mau kabur lagi?! Sial, kita kan ada disini karena kamu! Lawan dia!" Bentak 04, dia sudah benar-benar frustrasi kali ini karena partnernya sama sekali gak bisa diandalkan.
03 meringis, "harusnya tadi kita senang-senang saja di kamar, sial."
"Brengs*k mesum!" Maki 04 lagi.
07 kian mendekat, "wah wah wah... Yang mesum begini harus gue tumbuk burungnya sampai jadi bubur, ternyata lo cuma modal tampang sangar aja ya."
03 pun tiba-tiba terpikirkan sesuatu, dia melirik ke arah 04, "yuk kita buat perjanjian."
04 mengepal tangannya kesal, "katakan."
03 tersenyum lebar meski tahu 07 tinggal beberapa meter lagi di dekatnya, "kalau aku bisa dapat poin, ayo kita senang-senang di kamar! Hehe." Katanya semangat.
04 yang kesal tak punya pilihan lagi, dia melihat 07, juga melihat keadaannya yang sama sekali tidak menguntungkan. "Brengs*k. Tapi kalau kamu gagal, aku biarin 07 hajar kamu!" Makinya.
"Sepakat, hehe." Lanjut 03, sekarang dia jauh lebih santai dan nyalinya sangat besar. "Mundur sayang, kamu istirahat dan perhatikan saja aku." Ucap 03.
Sekarang 03 face to face dengan 07.
"Lo mau apa, mesum?" Tanya 07.
"Cih, lelaki sejati itu perlu motivasi untuk bertahan hidup, tol*l. Kalau gue gak dapat uangnya, setidaknya gue dapat badannya." Jawab 03 percaya diri.
"Wah, anj*ng juga lo."
07 makin dekat, dia memulai ancang-ancang, "oke, kayaknya gue harus mulai dari situ dulu!" 07 menghempaskan pukulan kuat ke arah tubuh bawah 03!
03 kaget bukan main, dia langsung menutupi burungnya dengan kedua tangan, "bangs*t ini gak boleh luka dong anj*ng!"
07 menyeringai, "tol*l." Karena sebenarnya bukan itu yang mau 07 serang sekarang, melainkan area yang paling lemah saat ini, yaitu bekas luka tikamnya!
*DUAAAGHHH!!!
03 lompat kesakitan, "UAAAKKKHHH!!!" Dia meringis sembari memegangi pahanya, tubuhnya ambruk ke lantai.
"BANGS***T MALAH KESITU BAJING*N!!!" Ringisnya.
"Nah kalau yang itu udah gak terhalang, baru bisa gue tumbuk!" Dengan cepat 07 langsung menginjak burung 03 dengan kakinya yang masih sehat!
*DUAAAGH!
03 berteriak makin histeris! "UAAAKKKHHH!!! BANGS*T MASA DEPANKU!!!" Sampai berderai airmata karena saking sakitnya.
"HAHAHA!!!" 07 Tertawa puas, kemudian dia terus menerus menginjak burung 03 tanpa henti, "HAHAHA!!!"
*DUAAAGH!
*DUAAAGH!
*DUAAAGH!
"CUKUP BANGS***T!!!" Teriak 03 lagi, tetapi kali ini dia berhasil menggapai kaki 07, kemudian dengan tenaganya dia membanting 07 ke arah lain hingga tubuhnya tersungkur!
*BUAAAGH!
"Mamp*s lo penumbuk burung!" Maki 03 puas.
04 yang tadinya sudah hilang harapan mendadak bisa mengangkat kepalanya lagi saat melihat 03 bangkit dari kesakitannya.
"Hei, burung kamu gak apa-apa?!" Tanya 04.
03 menoleh ke belakang, "sakit. Tapi apa kamu tahu julukanku di organisasi? Aku ini adalah burung besi! Area terkuat di tubuhku adalah burungku sendiri."
"Anj*ng, kocak juga ya lo bangs*t!" 07 mulai bangkit lagi.
"Kenapa? Lo mau kuat-kuatan burung? Lelaki sejati itu yang utama burungnyaaa!" Bentak 03 sekuat tenaga.
"TERSERAH LO MOKONDO!!!" Meski pincang dan lukanya mulai sobek lagi, 07 kini mengarahkan pukulan baseball bat kirinya ke kepala 03, dan seketika 03 menangkis dengan tangannya yang gempal!
*BUUUGH!
Namun ternyata itu lagi-lagi serangan tipuan, baseball bat di tangan kanannya dihempaskan ke arah 04 yang sedang lengah hingga baseball itu mengenai kepala 04 kuat-kuat!
*BLETAAAK!!!
Melihat hal itu, 03 langsung menghunuskan tinjunya ke arah 07 kuat-kuat! "BAJING***N!!!"
04 Tersungkur ke lantai dengan luka di kepalanya yang terus mengalir, "jangan terpancing emosi!" Teriak 04 mengingatkan.
"Oh tenang sayang! Justru dia lah yang sudah masuk jebakan!" 03 melesaaat ke arah 07, dia memperpendek jarak tarung mereka.
"Hoi bangs*t, kau lebih suka mainin burungmu pakai tangan kiri atau kanan?!" 03 menyeringai dengan cabul, 07 seketika tersulut amarahnya, "apa-apaan lo tol*l!!!" Teriaknya! Tapi 03 sama sekali gak mau mundur, dia terus memojokkan tubuh 03 sampai tangannya berhasil menggapai hal yang sangat 03 incar sedari tadi!
"KALAU GUE SIH PAKAI TANGAN KANAN!"
*JLEEEB!!!
"UAAAKKKHHH!!!" 07 Meringis kesakitan karena 03 berhasil menangkap burungnya, kemudian mengangkatnya ke udara!
"AAAAAKKKK!!! BANG-SSS-***TTT!!!" 07 Teriak melengking begitu kencangnya.
"Oh lo marah gak ke gue? Marah dong! Kejantanan lo gue remas nih!" Ancam 03 yang masih menerkam titik terlemah 07.
"WOI BANGS*T CURAAANG!" Teriak 08.
"Kenapa? Pengen gue remas juga? Sini! Tangan kiri gue nganggur nih! Hehe!" 03 tertawa terbahak-bahak saking senangnya.
"Ma-maniak burung gila!" Maki 08, dia mulai mundur menjaga jarak.
"AAAKKK LEP-AKKK-LEPAS!!!" 07 Masih meringis, tubuhnya gemetar bukan main.
"Oh no no, gak akan gue lepas kalau lo gak mau mengakui kalo lo marah." Ancam 03.
"GU-GUE MA-MARAAAH!!!" Teriak 07 pada akhirnya.
"Nice, 1 poin berhasil gue amankan, dan untuk 1 poin selanjutnya..."
03 membanting tubuh 07 kuat-kuat ke lantai hingga kepalanya membentur baseball batnya sendiri!!!
*BUUUAAAGGGHHH!!!
Kedua mata 07 seketika memutih, kepalanya berlumuran darah akibat benturan tadi, dan seketika ia tak sadarkan diri.
Dengan begitu, tim 03, dan 04 berhasil mendapatkan 2 poin.
"HAHAHA MAMP***SSS LO!!!"
...×××...
...[PEROLEHAN POIN PLAYER / GAME 01]...
Player: 01-02 / 2 poin
Player: 09-10 / 2 poin
Player: 03-04 / 2 poin
Player: 05-06 / 1 poin
Player: 07-07/ -2 poin (LOSE)
...×××...
03 Menoleh ke belakang, ia menatap 04 seraya puas.
"Ayo menggila di kamar, sayang, hehe." Sementara mau tak mau, 04 harus menuruti keinginan 03, "sial."
Selain itu 08 masih tergelepar lemas, ia sudah pasrah akan nasibnya bersama 07, mereka seketika tereliminasi di game pertama.
"Bangs*t, kami kalah."
...***...
Kembali ke ruang monitor.
"Sial, si bangs*t menang karena nafsu." Gerutu Vincent, dan disetujui oleh Raymon.
"Hahaha, pertarungan tol*l." Grace tertawa puas.
"Oke kalau begitu, kita siapkan kepulangan 07 dan 08 sesegera mungkin." Yohan bangkit dari kursinya, kemudian ia menyerahkan berkas-berkas penting yang berisi identitas lengkap mengenai player 07 dan 08 kepada VIP lainnya.
"Laksanakan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Tasya Putri intani
part terkocak wkwkw
2023-05-23
0