Eps. 13: 02 VS 05

Gue menyeret Vivi untuk bersembunyi di kamar mandi, tetapi Vivi menolak, "kita lawan berdua!" Katanya yakin sembari mengeluarkan pisaunya lagi.

"Jangan, kita gak tahu dia siapa, kalau salah serang bisa-bisa kita cuma akan menambah musuh." Cegah gue, pada akhirnya gue pun memberanikan diri untuk keluar dan mengintip siapa dia. Karena sikapnya lumayan aneh, tidak seperti orang-orang sebelumnya yang mengincar kami, dia terdengar jauh lebih tenang dan malah cenderung menghindar dari pintu.

Gue mulai melihat sosoknya, dia... Perempuan.

"Hei." Panggil gue, dia sontak langsung terkejut setengah mati karena tidak menyangka di kamar ini ada orang lain selain dia. Tubuhnya gemetar, dan dia mundur beberapa langkah. "Please... Aku cuma mau sembunyi disini sebentar." Ucapnya lirih, dari sini gue memberi kode aman ke Vivi, kemudian Vivi menyimpan pisaunya lagi.

Kami mendekat perlahan, "tenang... Maaf bikin lo kaget, soalnya kami lagi dikejar player lain." Kata gue menenangkan. Dan perempuan ini mulai bernapas lega.

"Kalian 09, dan 10, kan?" Tanyanya.

Gue dan vivi hanya menganggukkan kepala.

"Aku 06, dan partnerku lagi diincar 02 karena permainan pertama." Jelasnya, gue seketika mendesis, "sial... Dia berurusan sama 02."

"Makanya aku bingung harus gimana, aku mau bantu Baskara tapi aku takut kalau cuma bisa jadi beban dia." 06 menangis terduduk di hadapan gue dan Vivi, kami cuma bisa memandanginya dari jauh karena sebetulnya kami juga tidak bisa berbuat banyak.

...***...

Baskara tersudut, dia tak bisa lari kemana-mana lagi, dan di hadapannya, 02 juga sudah menghampiri dengan begitu tenangnya. Di sini... Napas Baskara kian menipis.

"Udah nih? Sampai sini aja? Padahal gue sanggup kejar lo untuk 2 hari lagi." Ucap 02, ia tertawa memekik heningnya suasana, membuat Baskara kembali diselimuti rasa ngeri yang menjalar dari kaki hingga kepalanya.

Baskara memegang leher gitarnya untuk siap dijadikan senjata, "brengs*k, seandainya aja ini kapak." Desisnya.

02 mengikat rambut gondrongnya, kemudian dia melepas sarung tangan yang dia pakai, di sana terlihat bahwa banyak sekali bekas luka yang membekas dari tinju 02 yang mengepal, dia sudah memasang kuda-kuda siap menyerang. Sementara itu... Baskara juga sudah siap menahan, kuda-kudanya mantap dan kokoh karena sering melatih otot kakinya.

"Lo tahu, kenapa setan itu adalah makhluk Tuhan paling keren?" Tanya 02.

"Apa-apaan dia." Ucap Baskara membatin.

"Itu karena... Setan bisa memberi lo rasa takut tanpa harus melakukan kontak fisik sekali pun."

Susana makin gelap kala 02 memelototi Baskara, dari sudut pandang Baskara... Dia terbelalak, karena seperti ucapan 02, di hadapannya ia seolah sedang melihat sosok...

Setan.

Baskara kehilangan fokus! 02 sudah ada di hadapannya dengan kepalan tinju yang jaraknya hanya puluhan senti dari wajahnya!

Baskara gak bisa mengelak lagi, dia kehilangan beberapa detik kesempatan untuk bisa menangkis atau menggeser kepalanya hingga hantaman tinju itu akhirnya mengenai rahangnya!

*BUAAAAAAGGGHHH!!!

Kedua mata Baskara seketika kosong dan memutih, dia terpental jauh ke sudut lorong dengan darah segar yang berhembus dari hidung juga mulutnya.

Tubuhnya pun ambruk membentur dinding!

*DUAAAGH!

Baskara terhuyung, pandangannya seketika memudar untuk sepersekian detik, dia pusing bukan main, seolah-olah segala hal di sekelilingnya itu berputar kencang dengan 02 sebagai titiknya. Baskara menyeret badannya bersandar, ia memegangi kepalanya yang kesakitan seraya terus menggelengkannya agar ia cepat sadar.

Dari sudut lain 02 menyeringai, dia takjub karena Baskara masih bisa sadar setelah dihajar rahangnya. "Well... Lumayan."

Baskara mulai merangkak mencoba berdiri lagi, akibat pukulan 02, kini Baskara sadar kalau dia harus kembali melihat dirinya yang dahulu. "Sial... Seandainya dulu gue gak kabur." Ucapnya pada akhirnya.

"Emang kenapa kalau gulu lo gak kabur?" Tanya 02, di jongkok di hadapan Baskara.

"Karena kalau dulu gue gak kabur, mungkin sekarang ini di mata gue lo cuma seekor anak ayam." Baskara mengangkat kepalanya, dan dia menatap 02 penuh amarah. "Wah... Ada yang bangkit, nih." Ledek 02.

Secepat kilat Baskara mencengkram kerah jaket 02, kemudian dengan segala tenaga yang saat itu terkumpul, Baskara menarik wajah 02 ke pucuk kepalanya, kemudian menyundul 02 dengan kencang!

Namun ternyata Baskara sadar, kepalanya tidak membentur apapun.

"Eits... Gak kena." Ucap 02 yang mengelak, dia punya leher yang sangat lentur sampai-sampai posisinya bisa digeser sebegitu fleksibelnya.

Baskara sontak melepas cengkramannya, kemudian dia berdiri seraya melepaskan tendangan ke ulu hati 02 dengan akuratnya!

Kali ini kena!

*Tap!

Kena tangan 02 yang begitu sigap melindungi ulu hatinya. "Hei, gue belum makan apa-apa loh, tega banget, hehe..." Kepala 02 mendongak, kemudian dia memegang kaki Baskara kuat-kuat, saat ia bangkit, 02 menghempaskan tubuh Baskara ke sisi lain lorong sampai gitarnya terpental jauh.

Lagi-lagi tubuh Baskara ambruk.

*BRUUUGH!

"Oke, anggap lah gue hanya seekor anak ayam, lantas lo sendiri apa? Ulat?" 02 kembali mencoba menghampiri Baskara yang sudah bangkit berdiri lagi, kali ini otot kakinya sudah selesai pemanasan.

Baskara berlari ke arah 02 dengan berapi-api, "HEAAA!!!" Kemudian dia melempar tinju kiri ke arah 02, dan dengan cepat 02 berhasil menghindarinya, namun... Bukan itu maksud dari serangan Baskara, dia mengincar low kick! ⁰¹ Kaki kanan Baskara adalah yang terkuat, dan kaki itu berhasil menendang betis 02 sangat kencang!

*DUAAAGH!!!

Kemudian Baskara kembali menjaga jarak, tak lama ia melihat sedikit ekspresi 02 mulai meringis, Baskara kembali memanfaatkan momen itu, kali ini dia maju lagi untuk melepaskan low kick arah kiri, tetapi saat ia sadar sudut mata 02 mengarah ke tubuh bagian kirinya, tendangan tipuan Baskara terulang lagi!

Secepat cahaya dia lagi-lagi melakukan low kick ke betis kanan 02 di titik yang sama!

*DUAAAGH!!!

Dan Baskara mundur lagi.

"Boleh juga lo, anj*ng." Raut wajah 02 berubah sedikit yang tadinya penuh dominasi, sekarang aura membunuhnya berkurang perlahan.

Baskara sama sekali tidak menggubris kata-kata 02, dia hanya fokus pada serangan selanjutnya.

Hingga pada suatu titik, 02 termakan emosinya, kali ini di yang berlari mengincar Baskara, dia menghunuskan tinju kuat ke arah rahang Baskara, tetapi kali ini Baskara menunduk cepat seraya memutar badannya dan berusaha mengincar betis kanan 02 lagi dengan tumitnya, namun kali ini 02 sadar! Dia menyeringai dan segera menggeser kaki kanannya agar Baskara meleset.

Dan sebenarnya, rencana Baskara bukan itu... Kali ini tendangannya naik dan berpusat ke uluh hati 02!

Baskara memanfaatkan tubuhnya yang berputar untuk melakukan tendangan mematikan...

DWI CHAGI! ⁰²

*BUUUAAAGGGHHH!!!

Kena telak!

02 terpental jatuh dengan darah pekat yang menyembur dari mulutnya!

"UAAAKKKHHH!!!"

Tubuhnya ambruk, dia kesulitan bernapas karena tubuhnya shock dengan serangan tiba-tiba Baskara.

"Ohok! Ohok! Ohok!" 02 terus menerus batuk darah, dia mencoba bangkit kembali dengan rasa nyeri yang menggerayang dari ulu hatinya.

"Ha... Haha... Hahaha...!!! Gue gak pernah tahu rasanya kena dwi chagi ternyata sesakit ini!" Teriak 02, dia malah tertawa diiringi darah yang masih berdesir dari mulutnya.

"Kalau gue terus menerus melatih tendangan gue, mungkin saat ini udah mati." Ujar Baskara yang pipinya mulai membengkak pasca serangan 02 tadi.

"Gue gak sangka ternyata lo menguasai taekwondo, kayaknya gue juga harus kasih tahu lo apa jenis bela diri gue." 02 kembali berdiri tegak.

"Gue gak perduli apapun jenis bela diri lo, apapun itu... Selama lo gak ada kecintaan di dalamnya, lo gak akan menang." Balas Baksara tegas.

"Tapi lo harus dengar, karena ini akan terasa sangat cepat."

02 mendekat, dia berjalan dengan keseriusan.

"Sejak usia 10 tahun, gue udah dibuang ke Rusia, dan disana gue dipaksa untuk menjadi seorang Spetsnaz. ⁰³ Tapi karena satu dan lain hal gue membenci Spetsnaz, hanya ada satu hal yang gue suka dari Spetsnaz. Lo tahu itu apa?"

02 sudah berhadapan dengan Baskara.

Baskara menatap tinggi 02.

Dan tak lama kemudian...

02 Berkata pelan, dan frekuensi dari suaranya membuat fokus Baskara hilang.

"Systema." ⁰⁴

Baskara terkapar di lantai dengan luka parah di sekujur tubuhnya, darah mengalir dari tiap dekat titik vital, dan kesadaran Baskara kini telah hilang, dia kalah telak.

02 menatap Baskara.

"Ternyata, selalu menarik bertemu orang baru, ya." Ucapnya, kemudian 02 pergi meninggalkan tubuh Baskara dengan beberapa painkiller yang sudah masuk ke mulutnya.

Dengan begini, tim 01, dan 02 tidak mendapatkan minus poin.

...°°°...

...[SENTRI INFO]...

Low Kick, tendangan rendah yang biasa mengarah ke bagian tubuh bawah, khususnya area kaki.

Dwi Chagi, adalah tendangan belakang, Dwi Chagi adalah salah satu jurus terkuat dalam Taekwondo yang biasanya menyerang ulu hati atau kepala lawan.

Spetsnaz, adalah suatu istilah umum untuk pasukan elite di Rusia, yang arti literalnya adalah unit tujuan khusus.

Systema, bentuk bela diri dari pasukan elite Rusia, Spetsnaz.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!