Chapter 20 : Meow... Meow

Gue menuntun sepeda dalam perjalanan pulang sambil membawa belanjaan dari supermarket di stang sepeda. Otak gue masih mikirin juara tiga lomba komik di majalah Aneka Komik, Razor19. Entah apa yang dia lakuin sampai bisa sehebat itu seusia gue.

Meski dia bukan juara satu, tapi gambarnya bagus banget. Andai aja dia bisa nulis ceritanya dengan bagus, dengan rapi, pasti dia ada di juara pertama dengan poin tertinggi. Bisa saja dia adalah penulis komik termuda yang pernah ada di Aneka Komik. Gue emang jarang baca komik, tapi gue suka baca-baca artikel di internet. Dalam artikel tersebut mengungkapkan kalau penulis komik termuda di majalah tersebut yaitu 25an tahun. Kalau sampai si Razor19 berhasil mendapatkan serialisasi, maka dia akan memecahkan rekor.

Bibir gue tersenyum ketika memikirkan itu. Itu artinya gue dan Adit juga punya kesempatan yang sama dengan Razor19, mungkin tahun depan gue dan Adit bisa ikut perlombaan berikutnya. Untuk saat ini, kita harus tetap fokus menyelesaikan satu judul komik cerita pendek sebelum ujian tengah semester. Oke deh, gue jadi bersemangat.

Enggak lama, ketika gue hampir tiba di pertigaan, gue mendengar suara yang membuat gue menghentikan langkah kaki dan mencari-cari.

Meow…meow…

Gue denger kayak suara anak kucing gitu, tapi enggak tahu asalnya darimana. Gue lanjut melangkahkan kaki karena enggak menemukan setelah mencari.

Meow…meow…

Beberpa langkah gue kedepan, lagi-Lagi suara itu terdengar. Suara itu makin jelas aja, dan gue lantas menengok ke pinggir jalan, ke arah sumber suara kira-kira berasal. Gue pikir, ada di antara semak-semak dan pohon.     Sepeda gue berdiriin di atas trotoar. Gue yang penasaran mengikuti sumber suara kucing yang berasal dari semak-semak. Di antara semak-semak yang gue dekati, terdapat sebuah kardus mi instan, hal tersebut membuat gue garul-garuk rambut terheran-heran karena suara kucing itu kayaknya beneran berasal dari kardus tersebut.

Perlahan, gue mendekatkan pandangan dan membuka kardus tersebut. Yang bener aja, di dalem kardus itu ada seekor anak kucing berbulu putih, yang terus bermeow-meow sambil ngeliat ke arah gue dengan tatapan polos nan imut. Gue enggak tahan.

Wajah gue tersenyum, dan secara reflek tangan kanan gue mengelus-elus kepalanya. Sial, dia terlalu imut. Matanya seakan bersinar-sinar. Dia keliatan seneng pas gue elus-elus. Tapi, ngomong-ngomong, siapa yang tega ngebuang anak kucing seimut ini? Apa sebaiknya gue bawa pulang aja?

Gue berfikir sambil jongkok di hadapan kucing itu dengan tangan yang terus mengelus kepalanya. Tapi kalau gue bawa pulang, siapa yang bakal ngurus dia pas gue sekolah? Enggak ada orang lain di rumah. Kakak gue juga mungkin bakal balik kuliah lagi setelah liburan tahun baru selesai. Bener-bener enggak ada orang yang ngurus kalau gue bawa pulang.

Dengan hati yang terasa agak berat, gue berdiri, melangkah mendekati sepeda. Kedua tangan udah memegang erat kedua setang, gue bersiap melanjutkan perjalanan pulang dengan menuntun sepeda.

Saat gue hendak melangkahkan kaki, tiba-tiba aja kaki kanan gue kerasa geli, kayak ada yang gerak-gerak memutar di area pergelangan kaki. Gue ngeliat ke bawah, seperti yang gue duga, ternyata kucing kecil itu berjalan melingkar sambil nempelin badanya di pergelangan kaki gue. Kucing itu keliatan imut banget, seakan dia memelas minta ikut gue. Kayaknya ini kucing udah terlanjur nyaman.

Gue mengangkat perlahan anak kucing yang imut itu, terus gue letakan lagi ke kardus dan gue tinggalin lagi. Baru gue jalan beberapa langkah, dia udah ngikutin gue lagi dari belakang. Tiba-tiba udah ada aja di belakang gue tu kucing. Gue hanya bisa menghentikan langkah dan menghela nafas saat ngeliat kucing itu menggesekan pipinya di pergelangan kaki gue sambil bermeong-meow. Gue lantas mengulangi hal yang sama, mengangkat kucing, terus balikin kucing itu ke kardus.

Namun, untuk ketiga kalinya, ketika gue jongkok dan meletakan kucing berbulu putih itu ke kardus, seorang pejalan kaki yang kebetulan lewat di trotoar ngomong ke gue.

"Mas, kalau buang kucing jangan di situ," pejalan kaki itu ngeliatin gue beberapa saat.

"Enggak, kok, mas, saya enggak lagi buang kucing."

"Ini tempat ramai mas, tepi jalan raya pula, entar kalau pas dia jalan ke jalan raya terus kelindes mobil kasian, mas, itu kucingnya masih kecil soalnya." Orang itu memandangi gue dengan tatapan aneh sebelum akhirnya melangkah pergi.

Angin berhembus, suara kendaraan yang lewat bergiliran terdengar sedikit berisik.

Kucing itu ngeliat ke arah gue sambil bermeow-meow. Mata kita saling bertatap lurus, mendalam. Gue menghela nafas lagi, pasrah.

"Kayaknya gue emang harus bawa kucing ini ke rumah untuk sementara…" Gue nengok ke arah jalan raya, "Bener juga, kasian kalau dia tiba-tiba jalan ke jalan raya terus kelindes mobil." Gue lanjut ngeliatin kucing itu lagi.

Gue berjalan menuntun sepeda. Dengan perasaan lega, gue melangkahkan kaki dengan ringan. Akhirnya hati gue enggak ngerasa terbebani lagi, karena pada akhirnya gue memutuskan untuk ngebawa kucing itu pulang. Gue memasukanya ke dalem plastik, bersama dengan belanjaan, tepatnya bersama dengan berbungkus-bungkus snack. Gue memasukan anak kucing itu ke pelastik dengan mbiarkan kepalanya menjulur keluar. Dia anteng-anteng aja, kok, dan kayaknya enggak ada niatan untuk loncat. Entah nanti gimana akhirnya, yang penting ini kucing gue bawa pulang dulu, deh.

Setibanya di rumah, gue langsung ngasih makan si anak kucing berbulu putih yang gue pungut tadi. Gue.kasih makan ikan mentah yang udah gue potong-potong kecil dan sepiring susu. Sambil tiduran tengkurep di atas sofa, gue memandangi kucing itu. Dia makanya lahap banget, kayaknya bahagia banget pas makan. Entah berapa lama dia enggak makan. Sambil makan, sesekali  itu kucing ngeliat kearah gue sambil mengeong, seakan ngucapin terimakasih.

"Permisi, Paket."

Tukang paket yang di maksud kakak gue dateng. Gue ngeliat ke arah jam dinding di ruang tamu, udah hampir jam empat sore, waktu cepet banget berlalu. Gue bangkit dari rebahan di sofa, mengambil uang 20 ribu yang daritadi udah ada di meja dan membukakan pintu.

Paket yang gue terima langsung gue taruh di atas meja. Kalau di pegang dan diliat dari bentuknya sih, gue yakin pasti isinya buku. Walaupun gue belum membukanya, gue tahu isinya buku, entah buku apa. Gue enggak berani ngebuka bungkus warna itemnya, masih sayang nyawa.

Hape gue bunyi, ada pesan WhatsApps masuk. Adit berpesan kalau dia dan yang lainnya minta ijin taun baruan disini. Gue menatap ke arah cemilan yang masih dalam pelastik putih untuk beberapa lama sebelum membalas pesan dia dengan, "Oke deh."

Gue ngeliat  ke arah anak kucing berbulu putih yang saat ini lagi menikmati susu. Kucing itu kemudian membalas tatapan gue, "Meow.." kata itu yang keluar dari mulutnya. Wajahnya keliatan makin imut, sepertinya dia senyum.

Bersambung…

Episodes
1 Chapter 01 : Hujan & Restoran
2 Chapter 02 : Murid Baru
3 Chapter 03 : Gadis Idaman
4 Chapter 04 : Sedikit Rasa Cemburu
5 Chapter 05 : Impian Yang Terkubur
6 Chapter 06 : Mari Menulis Komik Bersama
7 Chapter 07 : Alasan Untuk Menjadi Penulis Komik
8 Chapter 08 : Memulai
9 Chapter 9 : Galau
10 Chapter 10 : Mantan
11 Chapter 11 : Curhatan Mantan
12 Chapter 12 : Terdistraksi
13 Chapter 13 : Maen Mobile Legend
14 Chapter 14 : Maen Mobile Legend (Bagian 2)
15 Chapter 15 : Halte
16 Chapter 16 : Sepatu Kebakar
17 Chapter 17 : Manis, Lalu Hambar
18 Chapter 18 : Bermalas-malasan Sebelum Malam Tahun Baru
19 Chapter 19 : Saingan
20 Chapter 20 : Meow... Meow
21 Chapter 21 : Dulu
22 Chapter 22 : Dulu (Bagian 2)
23 Chapter 23 : Salah Beli
24 Chapter 24 : Menunggu Pergantian Tahun
25 Chapter 25 : Sup Daging
26 Chapter 26 : Hati Yang Meledak
27 Chapter 27 : Riyan Di Perpustakaan
28 Chapter 28 : Malam Tahun Baru
29 Chapter 29 : Misteri Kotak Kertas Suara Pemilihan OSIS
30 Chapter 30 : Peringkat
31 Chapter 31 : Razor19
32 Chapter 32 : Tak Ada Salahnya Untuk Ikut
33 Chapter 33 : Terkunci Dari Luar
34 Chapter 34 : Usaha Yang Sia-Sia
35 Chapter 35 : Terlambat Menyadari
36 Chapter 36 : Sumber Dari Patah Hati
37 Chapter 37 : Diselamatkan & Ditembak
38 Chapter 38 : Nat
39 Chapter 39 : Bergabung
40 Chapter 40 : Kira-Kira Setahun Yang Lalu
41 Chapter 41 : Pertemuan pertama (Bagian 1)
42 Chapter 42 : Pertemuan Pertama (Bagian 2)
43 Chapter 43 : Pertemuan Pertama (Bagian 3)
44 Chapter 44 : Bukan Tidur Yang Bikin Aku Mimpi, Tapi Kamu (Bagian 1)
45 Chapter 45 : Gue Ada Kegiatan Ekskul
46 Chapter 46 : Tujuan Yang Sama
47 Chapter 47 : Si Cewek Muka Pucat
48 Chapter 48 : Kelompok Ekstrakurikuler Menulis
49 Chapter 49 : Hyouka
50 Chapter 50 : Di dalam bis kenangan (Bagian 1)
51 Chapter 51 : Di dalam bis kenangan (Bagian 2)
52 Chapter 52 : Riyan dan Darmin
53 Chapter 53 : Riyan dan Ayu (Kisah Masa SMP)
54 Chapter 54 : Riyan dan Merpati Putih (Kisah Masa SMP)
55 Chapter 55 : Riyan dan Petasan Bambu (Kisah Masa SMP)
56 Chapter 56 : Riyan dan Matematika (Kisah Masa SMP)
57 Chapter 57 : Riyan Dan Teman Masa Kecil (Kisah Masa SMP)
58 Chapter 58 : Riyan dan Ajeng (Kisah Masa SMP)
59 Chapter 59 : Serotonin (Kisah Masa SMP)
60 Chapter 60 : Bertemu kawan lama
61 Chapter 61 : Tetangga Baru
62 Chapter 62 : Pohon Dalem Rumah
63 Chapter 63 : Ternyata...
64 Chapter 64 : Kegiatan Sekolah : Lari Marathon
65 Chapter 65 : Evi Menawarkan Tumpangan Gratis
66 Chapter 66 : Curang dan Ketahuan
67 Chapter 67 : Bersantai Di Aula
68 Chapter 68 : Waktu Luang Sepulang Sekolah
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Chapter 01 : Hujan & Restoran
2
Chapter 02 : Murid Baru
3
Chapter 03 : Gadis Idaman
4
Chapter 04 : Sedikit Rasa Cemburu
5
Chapter 05 : Impian Yang Terkubur
6
Chapter 06 : Mari Menulis Komik Bersama
7
Chapter 07 : Alasan Untuk Menjadi Penulis Komik
8
Chapter 08 : Memulai
9
Chapter 9 : Galau
10
Chapter 10 : Mantan
11
Chapter 11 : Curhatan Mantan
12
Chapter 12 : Terdistraksi
13
Chapter 13 : Maen Mobile Legend
14
Chapter 14 : Maen Mobile Legend (Bagian 2)
15
Chapter 15 : Halte
16
Chapter 16 : Sepatu Kebakar
17
Chapter 17 : Manis, Lalu Hambar
18
Chapter 18 : Bermalas-malasan Sebelum Malam Tahun Baru
19
Chapter 19 : Saingan
20
Chapter 20 : Meow... Meow
21
Chapter 21 : Dulu
22
Chapter 22 : Dulu (Bagian 2)
23
Chapter 23 : Salah Beli
24
Chapter 24 : Menunggu Pergantian Tahun
25
Chapter 25 : Sup Daging
26
Chapter 26 : Hati Yang Meledak
27
Chapter 27 : Riyan Di Perpustakaan
28
Chapter 28 : Malam Tahun Baru
29
Chapter 29 : Misteri Kotak Kertas Suara Pemilihan OSIS
30
Chapter 30 : Peringkat
31
Chapter 31 : Razor19
32
Chapter 32 : Tak Ada Salahnya Untuk Ikut
33
Chapter 33 : Terkunci Dari Luar
34
Chapter 34 : Usaha Yang Sia-Sia
35
Chapter 35 : Terlambat Menyadari
36
Chapter 36 : Sumber Dari Patah Hati
37
Chapter 37 : Diselamatkan & Ditembak
38
Chapter 38 : Nat
39
Chapter 39 : Bergabung
40
Chapter 40 : Kira-Kira Setahun Yang Lalu
41
Chapter 41 : Pertemuan pertama (Bagian 1)
42
Chapter 42 : Pertemuan Pertama (Bagian 2)
43
Chapter 43 : Pertemuan Pertama (Bagian 3)
44
Chapter 44 : Bukan Tidur Yang Bikin Aku Mimpi, Tapi Kamu (Bagian 1)
45
Chapter 45 : Gue Ada Kegiatan Ekskul
46
Chapter 46 : Tujuan Yang Sama
47
Chapter 47 : Si Cewek Muka Pucat
48
Chapter 48 : Kelompok Ekstrakurikuler Menulis
49
Chapter 49 : Hyouka
50
Chapter 50 : Di dalam bis kenangan (Bagian 1)
51
Chapter 51 : Di dalam bis kenangan (Bagian 2)
52
Chapter 52 : Riyan dan Darmin
53
Chapter 53 : Riyan dan Ayu (Kisah Masa SMP)
54
Chapter 54 : Riyan dan Merpati Putih (Kisah Masa SMP)
55
Chapter 55 : Riyan dan Petasan Bambu (Kisah Masa SMP)
56
Chapter 56 : Riyan dan Matematika (Kisah Masa SMP)
57
Chapter 57 : Riyan Dan Teman Masa Kecil (Kisah Masa SMP)
58
Chapter 58 : Riyan dan Ajeng (Kisah Masa SMP)
59
Chapter 59 : Serotonin (Kisah Masa SMP)
60
Chapter 60 : Bertemu kawan lama
61
Chapter 61 : Tetangga Baru
62
Chapter 62 : Pohon Dalem Rumah
63
Chapter 63 : Ternyata...
64
Chapter 64 : Kegiatan Sekolah : Lari Marathon
65
Chapter 65 : Evi Menawarkan Tumpangan Gratis
66
Chapter 66 : Curang dan Ketahuan
67
Chapter 67 : Bersantai Di Aula
68
Chapter 68 : Waktu Luang Sepulang Sekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!