Chapter 18 : Bermalas-malasan Sebelum Malam Tahun Baru

Suara tenggoret terdengar nyaring di tellinga. Angin yang berhembus Kencang enggak kerasa sejuk, malah ngebawa hawa panas. Mataharinya udah ada tepat di atas, lagi panas-panasnya. Tumben banget cuacanya begini, padahal  biasanya ujan deres lho.

Gue saat ini lagi tepar di teras rumah sambil kipas-kipas pake tangan kiri, sementara tangan kanan gue lagi scroll baca komik di aplikasi. Ini hari libur, lebih tepatnya hari sabtu. Sama sekali enggak ada kegiatan, gue jarang bergaul sama remaja di sekitaran sini, padahal udah lama pindah.

Oh iya, gue baru inget, nanti malem kan malem tahun baru. Cepet amat dah, udah mau ganti tahun, enggak kerasa. Tahun ini gue sama sekali enggak produktif, padahal pas malem tahun baru di tahun lalu resolusi gue adalah lebih produktif ngelakuin sesuatu, tapi lagi-lagi berakhir seperti ini lain lagi, enggak ada progres dalem hidup.

Gue nge-check WA, enggak ada notif dari temen-temen.

Tumben, Adit atau Bunga belum ada yang ngehubungin lewat WA buat ngajakin bikin acara tahun baruan. Adit udah pasti luang, sih, dan dia yang pasti paling semangat kalau ada acara-acara tahunan macam gini. Kalau Bunga, antara bisa dan enggak, karena katanya tahun ini dia ada acara di gereja, trus ngerayain bareng keluarganya. Hmm…, semoga Bunga bisa ikut kayak tahun lalu.

Tapi tunggu, mungkin aja saat ini Adit lagi sibuk latihan gambar, ada kemungkinan kalau dia juga mungkin enggak ada waktu. Itu berarti, gue yang paling nganggur di antara mereka, hadeh…

Ngomong-ngomong soal naskah komik, tadi pagi gue baru aja menyelesaikan dua judul naskah cerita cerita pendek dengan genre yang beda. Yang satunya Romance, yang satunya lagi Action Fantasy. Rencananya nanti gue bakal nyerahin naskah itu ke Adit, kalo dia tertarik untuk menggambar itu ya bagus.

Gue selesai ngebaca komik, karena mata gue udah berasa berat untuk di buka, capek. Gue meletakan HP gue di lantai, di samping kepala, terus, gue nutup muka pakai kipas plastik yang dari tadi gue pake, gambarnya hello kitty warna pink. Jangan salah sangka sama kipas pink itu, gue bukan bencong seperti yang Bunga bilang, gue tadi nemu kipas ini pas mau minjem pemotong kuku di kamar kakak perempuan gue, karena gue butuh, ya gue ambil aja.

Hembusan angin tipis yang menerpa tubuh, dan suara samar-samar orang-orang berbincang yang berlalu lalang, bercampur dengan suara tenggoret membuat gue semakin mengantuk, seolah itu semua menjadi bunga tidur bagi gue.

Tak lama, ketika gue hampir masuk ke alam mimpi, sesuatu yang dingin banget menempel di pipi sebelah kiri, membuat gue terkaget dan kebangun.

"Dari tadi pagi gue perhatiin lo cuman tiduran mulu', enggak bosen apa, hah?" Itu adalah suara kakak perempuan gue, dia baru pulang dari main kayaknya.

Gue membuka kelopak mata gue dikit, ternyata bener itu kakak prempuan gue. Ujung rambutnya menyentuh wajah gue, ganggu banget sumpah.

Tangan kanan gue reflek menepis sesuatu dingin yang nempel di pipi gue, yang kayaknya itu adalah botol minuman.

Gue ngeliat ke kakak gue dikit, "Apaan sih, ganggu banget!" Gue berpaling, membelakangi.

"Tidur mulu' lo." Dia mengacak-acak rambut gue, "Mau ini nggak?" Kakak gue nawarin minuman yang tadi dia tempelin  di muka gue.

"Taruh situ aja, entar juga gue minum." Kata gue masih kesel dikit karena ngantuk di gangguin.

"Yaudah," kakak yang jalan ninggalin gue kedengeran langkah kakinya, terus ngomong lagi, "Yan, entar gue mau keluar, tahun baruan. Tolong lo jaga rumah, ya!"

Mata gue seketika langsung terbuka lebar. Gue langsung bangkit dari rebahan. Kesel aja gitu rasanya, gue kan entar malem pengen keluar juga bareng temen-temen, kenapa disuruh jaga rumah.

"Lah, gue juga mau ada acara tahun baruan sama temen. Gak mau ah, suruh jaga rumah." Gue cemberut.

"Emang lo punya temen? Mo taun baruan sama siapa?"

Gue hanya bisa memasang wajah datar ketika denger kalimat menyebalkan kayak gitu.

"Lo jaga rumah aja, entar sore bakal ada kang paket yang dateng soalnya, dan gue belum bayar."

"Ya itu kan urusan lo."

Kakak gue malah melangkah ke dalem rumah, suaranya terdengar pelan ketika berkata, "Gue ada urusan penting, yan, enggak cuman taun baruan doang, jadi tolong jaga rumah, duwit buat kang paket gue taroh di meja ruang tamu."

Wajah datar melambangkan kekecewaan terukir, gue kecewa dengan apa yang kakak gue katakan, namun gue enggak bisa membantah akan hal itu. Gue diem beberapa saat, membuka minuman dingin rasa jeruk dalam kemasan botol beling. Selesai meneguknya, gue lanjut tiduran.

Sial, seenaknya banget nyuruh orang jaga rumah, dengan begini gue bener-bener enggak bisa menikmati tahun baru di luar.

HP gue bergetar, seseorang sedang menelpon. Udah pasti yang nelpon Adit, ngomongin komik, atau bisa aja Bunga yang ngajak tahun baruan. Gue meraih HP, menatap layarnya dengan malas, mata gue sayu.

Di layar, tertulis nama kontak Adit, gue segera mengangatnya.

"Halo?"

"Yan, gimana malem taun baruan nanti? Ada kesibukan enggak?"

"Lo pasti udah tahu jawabannya apa?" Gue menguap setelah menjawab.

"Pasti lo luang." Adit berhenti sejenak sebelum melanjutkan, "Lo pasti baru bangun tidur, ya?"

"Ada apa? Mau ngajak taun baruan?" Gue bertanya balik.

"Hehe… lebih tepatnya gue di ajak Bunga, terus katanya Bunga di ajak Olivia, dan sekarang gue ngajak lo. Jadi pada dasarnya, kita semua di ajak Olivia."

Gue terdiam beberapa lama, mencoba mencerna omongan Adit.

"Ribet amat omongan lo, kayak syarat nikah." Gue sewot.

"Ya pokoknya gitulah, lo bisa ikut, enggak?"

"Enggak!"

Di seberang sana Adit kayaknya kecewa dengan jawaban gue.

"Yah…, kenapa? Apa karena lo canggung ada Olivia, ya?" Adit sedikit bercanda.

Bisa di bilang iya, tapi juga tidak."Enggak juga." Gue menghela nafas, terus bilang, "Gue lagi kejebak di rumah, gue enggak bisa keluar rumah."

"Lho, kenapa gitu?" Adit bingung.

"Kakak perempuan gue pulang dan dia nyuruh gue jaga rumah, sedangkan dia pergi malem taun baruan."

Adit tertawa terbahak-bahak mendengar penderitaan gue. Dasar, orang kayak dia emang suka menari di atas penderitaan orang lain.

"Lo pasti enggak bisa ngebantah ya kalo kakak lo yang nyuruh, karena lo takut patah tulang haha…" Adit masih ketawa.

"Ya, kira-kira begitu." Gue menggaruk kepala.

Adit bilang gitu bukan tanpa alasan, gue udah cerita ke dia kalau gue punya kakak perempuan yang lumayan tegas dan jago bela diri. Kakak gue pernah juara lomba bela diri tingkat kota berulang kali, jadi bisa di bilang satu kali tendanganya mungkin bisa matahin satu tulang rusuk.

Bersambung…

Episodes
1 Chapter 01 : Hujan & Restoran
2 Chapter 02 : Murid Baru
3 Chapter 03 : Gadis Idaman
4 Chapter 04 : Sedikit Rasa Cemburu
5 Chapter 05 : Impian Yang Terkubur
6 Chapter 06 : Mari Menulis Komik Bersama
7 Chapter 07 : Alasan Untuk Menjadi Penulis Komik
8 Chapter 08 : Memulai
9 Chapter 9 : Galau
10 Chapter 10 : Mantan
11 Chapter 11 : Curhatan Mantan
12 Chapter 12 : Terdistraksi
13 Chapter 13 : Maen Mobile Legend
14 Chapter 14 : Maen Mobile Legend (Bagian 2)
15 Chapter 15 : Halte
16 Chapter 16 : Sepatu Kebakar
17 Chapter 17 : Manis, Lalu Hambar
18 Chapter 18 : Bermalas-malasan Sebelum Malam Tahun Baru
19 Chapter 19 : Saingan
20 Chapter 20 : Meow... Meow
21 Chapter 21 : Dulu
22 Chapter 22 : Dulu (Bagian 2)
23 Chapter 23 : Salah Beli
24 Chapter 24 : Menunggu Pergantian Tahun
25 Chapter 25 : Sup Daging
26 Chapter 26 : Hati Yang Meledak
27 Chapter 27 : Riyan Di Perpustakaan
28 Chapter 28 : Malam Tahun Baru
29 Chapter 29 : Misteri Kotak Kertas Suara Pemilihan OSIS
30 Chapter 30 : Peringkat
31 Chapter 31 : Razor19
32 Chapter 32 : Tak Ada Salahnya Untuk Ikut
33 Chapter 33 : Terkunci Dari Luar
34 Chapter 34 : Usaha Yang Sia-Sia
35 Chapter 35 : Terlambat Menyadari
36 Chapter 36 : Sumber Dari Patah Hati
37 Chapter 37 : Diselamatkan & Ditembak
38 Chapter 38 : Nat
39 Chapter 39 : Bergabung
40 Chapter 40 : Kira-Kira Setahun Yang Lalu
41 Chapter 41 : Pertemuan pertama (Bagian 1)
42 Chapter 42 : Pertemuan Pertama (Bagian 2)
43 Chapter 43 : Pertemuan Pertama (Bagian 3)
44 Chapter 44 : Bukan Tidur Yang Bikin Aku Mimpi, Tapi Kamu (Bagian 1)
45 Chapter 45 : Gue Ada Kegiatan Ekskul
46 Chapter 46 : Tujuan Yang Sama
47 Chapter 47 : Si Cewek Muka Pucat
48 Chapter 48 : Kelompok Ekstrakurikuler Menulis
49 Chapter 49 : Hyouka
50 Chapter 50 : Di dalam bis kenangan (Bagian 1)
51 Chapter 51 : Di dalam bis kenangan (Bagian 2)
52 Chapter 52 : Riyan dan Darmin
53 Chapter 53 : Riyan dan Ayu (Kisah Masa SMP)
54 Chapter 54 : Riyan dan Merpati Putih (Kisah Masa SMP)
55 Chapter 55 : Riyan dan Petasan Bambu (Kisah Masa SMP)
56 Chapter 56 : Riyan dan Matematika (Kisah Masa SMP)
57 Chapter 57 : Riyan Dan Teman Masa Kecil (Kisah Masa SMP)
58 Chapter 58 : Riyan dan Ajeng (Kisah Masa SMP)
59 Chapter 59 : Serotonin (Kisah Masa SMP)
60 Chapter 60 : Bertemu kawan lama
61 Chapter 61 : Tetangga Baru
62 Chapter 62 : Pohon Dalem Rumah
63 Chapter 63 : Ternyata...
64 Chapter 64 : Kegiatan Sekolah : Lari Marathon
65 Chapter 65 : Evi Menawarkan Tumpangan Gratis
66 Chapter 66 : Curang dan Ketahuan
67 Chapter 67 : Bersantai Di Aula
68 Chapter 68 : Waktu Luang Sepulang Sekolah
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Chapter 01 : Hujan & Restoran
2
Chapter 02 : Murid Baru
3
Chapter 03 : Gadis Idaman
4
Chapter 04 : Sedikit Rasa Cemburu
5
Chapter 05 : Impian Yang Terkubur
6
Chapter 06 : Mari Menulis Komik Bersama
7
Chapter 07 : Alasan Untuk Menjadi Penulis Komik
8
Chapter 08 : Memulai
9
Chapter 9 : Galau
10
Chapter 10 : Mantan
11
Chapter 11 : Curhatan Mantan
12
Chapter 12 : Terdistraksi
13
Chapter 13 : Maen Mobile Legend
14
Chapter 14 : Maen Mobile Legend (Bagian 2)
15
Chapter 15 : Halte
16
Chapter 16 : Sepatu Kebakar
17
Chapter 17 : Manis, Lalu Hambar
18
Chapter 18 : Bermalas-malasan Sebelum Malam Tahun Baru
19
Chapter 19 : Saingan
20
Chapter 20 : Meow... Meow
21
Chapter 21 : Dulu
22
Chapter 22 : Dulu (Bagian 2)
23
Chapter 23 : Salah Beli
24
Chapter 24 : Menunggu Pergantian Tahun
25
Chapter 25 : Sup Daging
26
Chapter 26 : Hati Yang Meledak
27
Chapter 27 : Riyan Di Perpustakaan
28
Chapter 28 : Malam Tahun Baru
29
Chapter 29 : Misteri Kotak Kertas Suara Pemilihan OSIS
30
Chapter 30 : Peringkat
31
Chapter 31 : Razor19
32
Chapter 32 : Tak Ada Salahnya Untuk Ikut
33
Chapter 33 : Terkunci Dari Luar
34
Chapter 34 : Usaha Yang Sia-Sia
35
Chapter 35 : Terlambat Menyadari
36
Chapter 36 : Sumber Dari Patah Hati
37
Chapter 37 : Diselamatkan & Ditembak
38
Chapter 38 : Nat
39
Chapter 39 : Bergabung
40
Chapter 40 : Kira-Kira Setahun Yang Lalu
41
Chapter 41 : Pertemuan pertama (Bagian 1)
42
Chapter 42 : Pertemuan Pertama (Bagian 2)
43
Chapter 43 : Pertemuan Pertama (Bagian 3)
44
Chapter 44 : Bukan Tidur Yang Bikin Aku Mimpi, Tapi Kamu (Bagian 1)
45
Chapter 45 : Gue Ada Kegiatan Ekskul
46
Chapter 46 : Tujuan Yang Sama
47
Chapter 47 : Si Cewek Muka Pucat
48
Chapter 48 : Kelompok Ekstrakurikuler Menulis
49
Chapter 49 : Hyouka
50
Chapter 50 : Di dalam bis kenangan (Bagian 1)
51
Chapter 51 : Di dalam bis kenangan (Bagian 2)
52
Chapter 52 : Riyan dan Darmin
53
Chapter 53 : Riyan dan Ayu (Kisah Masa SMP)
54
Chapter 54 : Riyan dan Merpati Putih (Kisah Masa SMP)
55
Chapter 55 : Riyan dan Petasan Bambu (Kisah Masa SMP)
56
Chapter 56 : Riyan dan Matematika (Kisah Masa SMP)
57
Chapter 57 : Riyan Dan Teman Masa Kecil (Kisah Masa SMP)
58
Chapter 58 : Riyan dan Ajeng (Kisah Masa SMP)
59
Chapter 59 : Serotonin (Kisah Masa SMP)
60
Chapter 60 : Bertemu kawan lama
61
Chapter 61 : Tetangga Baru
62
Chapter 62 : Pohon Dalem Rumah
63
Chapter 63 : Ternyata...
64
Chapter 64 : Kegiatan Sekolah : Lari Marathon
65
Chapter 65 : Evi Menawarkan Tumpangan Gratis
66
Chapter 66 : Curang dan Ketahuan
67
Chapter 67 : Bersantai Di Aula
68
Chapter 68 : Waktu Luang Sepulang Sekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!