Chapter 11 : Curhatan Mantan

"Jadi gini, beberapa hari… hampir seminggu ini aku ngerasa ada yang aneh sama pacarku." Olivia membuka ceritanya. Kita masih berjalan di tepi jalan raya ketika malam mulai mendingin. Suasana sekitar lebih sepi dari beberapa menit yang lalu.

"Aneh gimana?" Gue penasaran.

"Ya, beda aja dari sebelum-sebelumnya," Olivia menghela napas sebelum melanjutkan, "dulu pas awal-awal kita pacaran, dia tuh romantis banget, kita mesra. Sesibuk apapun dia, pasti nyempetin buat ngabarin. Begitu pula sebaliknya, aku juga selalu nyempetin diri untuk ngabarin di sela-sela kesibukan."

"Oh, gitu… terus lo…" Belum sempet gue lanjut ngomong, Olivia memotong omongan gue yang belum selesai.

"Terus, ya, di sekolah juga kita udah mulai jarang ngobrol lama-lama akhir-akhir ini." Olivia akhirnya berhenti.

"Kenapa?"

Dia menggelengkan kepala, tanda kalau dia enggak tahu menahu soal itu. Lalu, bilang, "Aku khawatir kalau dia mulai bosen sama.aku, yan." Olivia kelatan cemas, dia menatap lurus ke depan. Seakan berusaha menepis pikiran tersebut.

Kayaknya, dia sayang banget sama pacarnya sampai-sampai cemas begitu hanya karena jarang saling ketemu di sekolah. Dulu pas kita masih pacaran, dia juga kayak gini kalau kita enggak ketemuan sepulang sekolah. Gue bisa merasakan kecemasan yang sama, dengan begitu gue bisa mengambil kesimpulan kalau Olivia menyukai pacarnya yang sekarang, sama seperti mencintai gue dulu, atau bahkan lebih cinta sama pacarnya yang sekarang. Hmm…

Kenapa gue malah mau ya nemenin dia jalan, padahal gue bisa aja tadi nolak dan nganterin dia balik ke rumah Bunga. Walaupun terkesan jahat banget, tapi itu pilihan yang tepat. Entah kenapa jadi ada rasa penyesalan sedikit ngajak pacar orang jalan.

Gue mencoba tersenyum disaat hati gue merasa sedikit cemburu. "Lo terlalu khawatir, liv."

Olivia ngeliat ke arah gue.

Gue lanjut ngomong, "Mungkin aja dia sibuk sama urusannya sendiri di sekolah." Gue berpikir sejenak sebelum akhirnya melanjutkan, "Ada kegiatan ekskul misal, atau kalau pacar lo kelas 3, dia bisa aja sibuk latian UN atau les sana-sini."

Kita saling diam sampai beberapa langkah ke depan. Kayaknya dia ragu kalau hanya karena mau UN, pacarnya sampe enggak bisa meluangkan waktu. Gue tahu, pasti ada hal lain dari pacarnya dia yang bikin mulai jarang ada waktu.

"Iya, kamu bener, pacar aku kelas 3, dan dia lagi disibukan dengan latian UN." Dia menggigit bibir bawahnya. "Tapi, sesibuk-sibuknya dia latian UN juga pasti enggak sampai bikin dia enggak bales WA dari aku tiap saat, lah.  Aku ngerasa dia seakan menjauh dari aku, atau ya, cintanya luntur. Tapi semoga aja enggak gitu."

Olivia menunduk, tampak murung, seakan lebih galau dari gue yang pusing mikirin tujuan hidup tadi. Entah kenapa gue ngerasa sedih juga liat dia murung gitu. Dan yang enggak gue sangka-sangka, gue ngerasain perasaan kesel juga. Alasan dari kenapa gue kesel ialah, gue jadi mikir kalau semakin galau Olivia terhadap pacarnya yang lagi enggak jelas, semakin dalem juga perasaan yang dia punya untuk pacarnya, seakan Olivia takut kehilangan.

Hal itu bikin gue galau juga, berat rasa di dalem dada, kayak ada besi kecil yang nyantol di relung hati.

"Kalau di sekolah kalian jarang ketemu lama-lama, memaklumi kalau dia sibuk latian UN adalah alesan yg tepat. Tapi kalau sampe jarang bales WA tuh ya mungkin ada hal lain yang ngebuat dia enggak bales WA lo." Gue menyimpulkan.

Entah seberapa jauh kita melangkah, kita tiba di sebuah perempatan jalan, di dekat situ ada halte bis. Ya ampun, tanpa sadar kita hampir tiba di sekolah. Olivia kemudian mengajak kita duduk di halte bis. Kita duduk bersebelahan di bangku panjang halte warna biru yang terbuat dari besi. Kita duduk madep depan, ngeliatin kendaraan yang  lewat.

"Menurut kamu, hal lain itu apa?" Dia ngelanjutin obrolan kita yang belum selesai.

"Hemm…, apa ya?" Gue memegangi dagu. Agak nyesel sih dengan omongan gue sebelumnya. Pengen gue jawab 'yang lain' itu dengan 'cewek lain' tapi kesannya gue malah suuzon dan jahat. Ya, meskipun gue berharapnya begitu tapi enggak seharusnya gue jawab gitu. Entah kenapa gue selalu ngerasa lebih baik dari pacarnya dia yang sekarang padahal belum tentu begitu, heran sama diri sendiri.

"Bisa aja dia kerja sampingan, beberapa anak kelas 3 biasanya ada yang begitu, kan?" Gue menjawab sekenanya.

"Bisa jadi…" Olivia menatap gue sambil memiringkan kepalanya, "Tapi, dia enggak pernah bilang soal itu." Katanya.

Gue menggaruk kepala, "Ya, enggak semua hal harus di ceritain ke lo kali, liv." Gue tersenyum kemudian melanjutkan, "Kadang, laki-laki punya dunianya sendiri yang enggk pengen di ketahui pasangannya."

"Iya, sih, bisa aja pas WA ku enggak di bales tiap malem, dia lagi sibuk sama urusannya yang mungkin enggak perlu aku ketahui." Lantas Olivia tersenyum.

"Iya, positif thinking aja." Gue juga tersenyum.

Ada satu hal lagi yang bikin gue bingung. Gue yakin, Olivia masih orang yang dulu, enggak curhat ke sembarang orang, bahkan dia lebih sering memendam masalanya sendiri. Mungkin dia juga belum nyeritain masalah ini ke Bunga, atau mungkin ke Adit. Dia adalah orang yang mencari orang ternyaman menurut dia untuk dengerin dia curhat, dan itu adalah gue.

Bisa dibilang, gue cukup seneng dia masih milih gue sebagai temen curhatnya karena dengan begitu, setidaknya gue masih di anggep oleh hatinya. Kalau emang begitu adanya, bisa kali ya, gue balikan ketika dapet momentum yang tepat. Apalagi, dia lagi was-was terhadap pacarnya.

"Tapi, ya, yan.." Dia bicara lagi.

"Apa?"

"Sekali pun kamu nyuruh aku mikir yang baik-baik, perasaan cemas masih ada. Aku takut dia…" Olivia terdiam sejenak, terus lanjut, "Aku khawatir, jangan-jangan ada aku bukan satu-satunya buat dia."

Sial, kenapa dia malah mikir gitu, dan kenapa pula gue tersenyum ketika dia bilang gitu. Jujur aja gue jadi ngerasa enggak enak hati sama pacarnya Olivia. Beneran, gue enggak ada niatan untuk bikin hubungan mereka makin ke arah yang enggak jelas. Bukan berarti gue mendukung hubungan mereka dan nyerah buat dapetin mantan. Lebih tepatnya sih, gue enggak mau dituduh sebagai orang ketiga, gue gamau kena masalah apapun, gue pengen hidup santai.

Lama-lama, udara sekitar terasa makin dingin gue malah jadi pengen minum minuman anget, wedang ronde atau jahe enak kali, ya. Di sekitar sini juga tempat dimana ada banyak orang jualan. Apa sebaiknya gue ajak Olivia mampir ke tempat makan aja kali, ya?

"Riyan, perut aku laper, kita cari tempat makan yuk!" Katanya tiba-tiba.

Kebetulan banget, dia seakan ngebaca pikiran gue? Jadi mikir, apa jangan-jangan hati kita masih terhubung? Gue jadi GR.

Bersambung …

Terpopuler

Comments

Mila Nuur

Mila Nuur

aku suka, tulisan kamu rapi

2023-06-12

0

Liling Sarungallo

Liling Sarungallo

🥰🥰

2023-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 : Hujan & Restoran
2 Chapter 02 : Murid Baru
3 Chapter 03 : Gadis Idaman
4 Chapter 04 : Sedikit Rasa Cemburu
5 Chapter 05 : Impian Yang Terkubur
6 Chapter 06 : Mari Menulis Komik Bersama
7 Chapter 07 : Alasan Untuk Menjadi Penulis Komik
8 Chapter 08 : Memulai
9 Chapter 9 : Galau
10 Chapter 10 : Mantan
11 Chapter 11 : Curhatan Mantan
12 Chapter 12 : Terdistraksi
13 Chapter 13 : Maen Mobile Legend
14 Chapter 14 : Maen Mobile Legend (Bagian 2)
15 Chapter 15 : Halte
16 Chapter 16 : Sepatu Kebakar
17 Chapter 17 : Manis, Lalu Hambar
18 Chapter 18 : Bermalas-malasan Sebelum Malam Tahun Baru
19 Chapter 19 : Saingan
20 Chapter 20 : Meow... Meow
21 Chapter 21 : Dulu
22 Chapter 22 : Dulu (Bagian 2)
23 Chapter 23 : Salah Beli
24 Chapter 24 : Menunggu Pergantian Tahun
25 Chapter 25 : Sup Daging
26 Chapter 26 : Hati Yang Meledak
27 Chapter 27 : Riyan Di Perpustakaan
28 Chapter 28 : Malam Tahun Baru
29 Chapter 29 : Misteri Kotak Kertas Suara Pemilihan OSIS
30 Chapter 30 : Peringkat
31 Chapter 31 : Razor19
32 Chapter 32 : Tak Ada Salahnya Untuk Ikut
33 Chapter 33 : Terkunci Dari Luar
34 Chapter 34 : Usaha Yang Sia-Sia
35 Chapter 35 : Terlambat Menyadari
36 Chapter 36 : Sumber Dari Patah Hati
37 Chapter 37 : Diselamatkan & Ditembak
38 Chapter 38 : Nat
39 Chapter 39 : Bergabung
40 Chapter 40 : Kira-Kira Setahun Yang Lalu
41 Chapter 41 : Pertemuan pertama (Bagian 1)
42 Chapter 42 : Pertemuan Pertama (Bagian 2)
43 Chapter 43 : Pertemuan Pertama (Bagian 3)
44 Chapter 44 : Bukan Tidur Yang Bikin Aku Mimpi, Tapi Kamu (Bagian 1)
45 Chapter 45 : Gue Ada Kegiatan Ekskul
46 Chapter 46 : Tujuan Yang Sama
47 Chapter 47 : Si Cewek Muka Pucat
48 Chapter 48 : Kelompok Ekstrakurikuler Menulis
49 Chapter 49 : Hyouka
50 Chapter 50 : Di dalam bis kenangan (Bagian 1)
51 Chapter 51 : Di dalam bis kenangan (Bagian 2)
52 Chapter 52 : Riyan dan Darmin
53 Chapter 53 : Riyan dan Ayu (Kisah Masa SMP)
54 Chapter 54 : Riyan dan Merpati Putih (Kisah Masa SMP)
55 Chapter 55 : Riyan dan Petasan Bambu (Kisah Masa SMP)
56 Chapter 56 : Riyan dan Matematika (Kisah Masa SMP)
57 Chapter 57 : Riyan Dan Teman Masa Kecil (Kisah Masa SMP)
58 Chapter 58 : Riyan dan Ajeng (Kisah Masa SMP)
59 Chapter 59 : Serotonin (Kisah Masa SMP)
60 Chapter 60 : Bertemu kawan lama
61 Chapter 61 : Tetangga Baru
62 Chapter 62 : Pohon Dalem Rumah
63 Chapter 63 : Ternyata...
64 Chapter 64 : Kegiatan Sekolah : Lari Marathon
65 Chapter 65 : Evi Menawarkan Tumpangan Gratis
66 Chapter 66 : Curang dan Ketahuan
67 Chapter 67 : Bersantai Di Aula
68 Chapter 68 : Waktu Luang Sepulang Sekolah
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Chapter 01 : Hujan & Restoran
2
Chapter 02 : Murid Baru
3
Chapter 03 : Gadis Idaman
4
Chapter 04 : Sedikit Rasa Cemburu
5
Chapter 05 : Impian Yang Terkubur
6
Chapter 06 : Mari Menulis Komik Bersama
7
Chapter 07 : Alasan Untuk Menjadi Penulis Komik
8
Chapter 08 : Memulai
9
Chapter 9 : Galau
10
Chapter 10 : Mantan
11
Chapter 11 : Curhatan Mantan
12
Chapter 12 : Terdistraksi
13
Chapter 13 : Maen Mobile Legend
14
Chapter 14 : Maen Mobile Legend (Bagian 2)
15
Chapter 15 : Halte
16
Chapter 16 : Sepatu Kebakar
17
Chapter 17 : Manis, Lalu Hambar
18
Chapter 18 : Bermalas-malasan Sebelum Malam Tahun Baru
19
Chapter 19 : Saingan
20
Chapter 20 : Meow... Meow
21
Chapter 21 : Dulu
22
Chapter 22 : Dulu (Bagian 2)
23
Chapter 23 : Salah Beli
24
Chapter 24 : Menunggu Pergantian Tahun
25
Chapter 25 : Sup Daging
26
Chapter 26 : Hati Yang Meledak
27
Chapter 27 : Riyan Di Perpustakaan
28
Chapter 28 : Malam Tahun Baru
29
Chapter 29 : Misteri Kotak Kertas Suara Pemilihan OSIS
30
Chapter 30 : Peringkat
31
Chapter 31 : Razor19
32
Chapter 32 : Tak Ada Salahnya Untuk Ikut
33
Chapter 33 : Terkunci Dari Luar
34
Chapter 34 : Usaha Yang Sia-Sia
35
Chapter 35 : Terlambat Menyadari
36
Chapter 36 : Sumber Dari Patah Hati
37
Chapter 37 : Diselamatkan & Ditembak
38
Chapter 38 : Nat
39
Chapter 39 : Bergabung
40
Chapter 40 : Kira-Kira Setahun Yang Lalu
41
Chapter 41 : Pertemuan pertama (Bagian 1)
42
Chapter 42 : Pertemuan Pertama (Bagian 2)
43
Chapter 43 : Pertemuan Pertama (Bagian 3)
44
Chapter 44 : Bukan Tidur Yang Bikin Aku Mimpi, Tapi Kamu (Bagian 1)
45
Chapter 45 : Gue Ada Kegiatan Ekskul
46
Chapter 46 : Tujuan Yang Sama
47
Chapter 47 : Si Cewek Muka Pucat
48
Chapter 48 : Kelompok Ekstrakurikuler Menulis
49
Chapter 49 : Hyouka
50
Chapter 50 : Di dalam bis kenangan (Bagian 1)
51
Chapter 51 : Di dalam bis kenangan (Bagian 2)
52
Chapter 52 : Riyan dan Darmin
53
Chapter 53 : Riyan dan Ayu (Kisah Masa SMP)
54
Chapter 54 : Riyan dan Merpati Putih (Kisah Masa SMP)
55
Chapter 55 : Riyan dan Petasan Bambu (Kisah Masa SMP)
56
Chapter 56 : Riyan dan Matematika (Kisah Masa SMP)
57
Chapter 57 : Riyan Dan Teman Masa Kecil (Kisah Masa SMP)
58
Chapter 58 : Riyan dan Ajeng (Kisah Masa SMP)
59
Chapter 59 : Serotonin (Kisah Masa SMP)
60
Chapter 60 : Bertemu kawan lama
61
Chapter 61 : Tetangga Baru
62
Chapter 62 : Pohon Dalem Rumah
63
Chapter 63 : Ternyata...
64
Chapter 64 : Kegiatan Sekolah : Lari Marathon
65
Chapter 65 : Evi Menawarkan Tumpangan Gratis
66
Chapter 66 : Curang dan Ketahuan
67
Chapter 67 : Bersantai Di Aula
68
Chapter 68 : Waktu Luang Sepulang Sekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!