Chapter 08 : Memulai

Setelah jam istirahat berakhir, gue langsung kembali ke kelas bersama Olivia. Kita berdua sangat tergesa-gesa soalnya jarak perpustakaan ke kelas kita lumayan jauh. Karena keasyikan ngobrolin majalah Aneka Komik, kita jadi lupa waktu dan lumayan telat masuk kelas. Sebenarnya tadi gue berencana untuk pergi nyariin Adit lima belas menit sebelum jam istirahat berakhir. Gue mau bilang ke dia kalau gue berubah pikiran dan bersedia berpatner dengan dia untuk menulis komik, tapi malah enggak sempet gara-gara kelamaan ngobrol.

Pas di kelas, gue juga sempet mau ngomongin hal itu ke dia, tapi enggak bisa juga. Jam pelajaran terakhir adalah matematika. Gurunya killer, terus ngadain kayak kuis dadakan,gitu. Satu kelas di suruh ngerjain soal di papan tulis secara acak, suasana nya tegang banget. Untungnya gue beruntung karena enggak dapet bagian maju. Adit kurang beruntung, dia di suruh ngerjain soal di papan tulis, mana dia dapet soal yang paling susah, lagi. Karena dia enggak bisa jawab soalnya, Adit jadi dihukum berdiri di depan. Dan gue, enggak sempet ngomong ke dia sampe jam pelajaran terakhir selesai. Pas keluar gerbang juga sama, gue enggak sempet ngomong karena dia buru-buru banget.

Dan sekarang di sore hari, setelah bangun dari tidur siang, disinilah gue berdiri, di halaman depan rumah Adit sambil menuntun sepeda. Gue melangkah perlahan menuju ke pintu rumah Adit.

Kayaknya, memutuskan untuk manyutujui ajakan Adit menulis komik bersama udah tepat. Kalau dipikir lagi, gue juga masih belum punya tujuan hidup yang matang. Apa bener gue pengen jadi pekerja kantoran aja? Apa bener gue hidup hanya pengen kehidupan yang aman dan monoton? Gue menggelengkan kepala, menepis pertanyaan-pertanyaan tersebut. Gue menghela nafas sambil bergumam, "Enggak buruk juga kok, jadi penulis komik." Gue tersenyum.

Sampai di depan pintu kamar Adit, gue berdiam diri sesaat sebelum akhirnya mengetuk pintu nya.

Tok… Tok… Tok…

Gue mengetuk pintu sampai beberapa kali dengan tempo ketukan yang sama. Karena dia tak memberi jawaban sama sekali, gue pun kemudian mengetuk sambil manggil-manggil.

"Dit, Adit!" Sembari tangan gue mengetuk pintu.

Namun gue tak kunjung dapet jawaban dari orang yang semestinya ada di dalem situ. Apa jangan-jangan dia enggak ada di dalem kamar? Tapi tadi kata ibunya dia di dalem kamar, kok, mana mungkin ibunya Adit bohong. Apa mungkin dia lagi tidur, ya? Gue kemudian terpikir sesuatu.

Tangan kanan gue merogoh saku celana levis untuk mengambi HP. Tadi pas di rumah gue sempet nelpon dia tapi enggak di angkat, makanya gue memutuskan untuk dateng langsung kesini.

Namun, hasilnya sama aja, gue telpon berulang kali enggak dia angkat. Kayaknya bener, deh, dia lagi tidur di dalem sana. Apa sebaiknya gue pulang aja dan bilang nanti aja? Saat gue berpikir demikian, tangan kanan gue iseng menggerakan gagang pintu kamar ke arah bawah, pintu pun sedikit terbuka, "hah? Enggak dikunci ternyata." Kata gue dalem hati.

"Dit?" Gue membuka pintu dengan perlahan.

Ruangan kamar cukup gelap, lampunya belum dinyalakan padahal udah sore.

Mata gue memandang lurus ke depan. Adit keliatan lagi ngerjain sesuatu di meja belajarnya. Cahaya dari layar laptop-nya terang benderang di tengah ruangan yang gelap. Mungkin menerpa wajahnya. Kalau seperti itu terus dia bisa aja sakit mata.

Dengan mengenakan headset yang menutupi kedua telinganya, Adit membungkuk, mengarahkan pandangannya fokus ke laptop. Tangan kanannya keliatan lagi gerakin pen. Pasti dia lagi sibuk menggambar. Pantes aja dia enggak denger pas tadi gue ngetok-ngetok pintu, lagi pake headset, sih.

Gue melangkah ke dalem kamar, jalan perlahan menuju ke dinding sebelah kiri, deket kasur. Gue hendak menyalakan lampu kamar. Stopkontak gue tekan dengan perlahan, cahaya lampun seketika menerangi ruang kamar yang gelap, alat pewangi ruangan otomatis tiba-tiba berbunyi, menyebarkan wangi lavender. Semalem alat itu kayaknya belum ada, deh.

Adit langsung menghentikan aktifitas menggambarnya, dia langsung celingukan kebingungan gara-gara lampu kamar yang tiba-tiba gue nyalain.

"Njir, nyala sendiri." Adit memandangi seluruh ruangan dengan kebingungan. Mungkin dia pikir yang nyalain lampunya adalah hantu.

Ketika pandangan kita bertemu, "Eh, lo, yan." Dia bilang gitu sambil ngelepas headset-nya. Trus lanjut bilang, "Gue kira hantu, soalnya tiba-tiba lampu nyala sendiri…"Adit bernafas lega. Kayaknya tadi dia takut beneran gara-gara gue tiba-tiba nyalain lampu. "Kalo mau ke sini, tuh, minimal WA dulu lah."

"Gue udah nelpon lo berulang kali, dit." Tapi lo enggak ngangkat." Gue berjalan mendekati nya.

"Oh, iya, kah?" Adit lantas memeriksa HP nya yang ada di dekatnya. "Oh iya ternyata, hehe… maaf, gue fokus ngerjain ini sambil pake headset." Dia kemudian melepas alat penutup telinga itu dari kepalanya.

"Lo lagi nerusin komik semalem, ya?" Tanya gue pas gue udah berdiri di samping dia yang duduk. Gue ngeliat layar laptop.

"Iya, ini dari naskah lo."

Gue ngelirik lembaran naskah yang ada di pangkuannya. "Parah, gue belum ngijinin padahal, lo main comot materi gue aja, bisa kena undang-undang hak cipta."

"..." Adit menelan ludah.

"Bisa gue laporin kalo misal ini lo publish.* Gue sedikit bercanda.

"Cu-cuma satu lembar aja kok, buat latian. Isinya lima panel." Dia kayak ngerasa enggak enak hati sama gue setelah gue ngomong gitu.

Gue fokus ngeliat ke arah layar laptop. Gue scroll-scroll mouse-nya buat ngegerakin layarnya ke bawah. Komik yg Adit buat udah mulai keliatan kayak komik beneran, udah bukan bentuk sketsa kasar lagi. Ada satu gambar, sih, yg belum dia kerjain, panel nomer dua, karna emang ada tiga karakter di dalem panel itu. Adegannya tiga orang itu lagi berdiskusi di satu meja. Komik belum mateng buatan Adit background-nya putih polos, belum ada gmbar latar tempatnya. Tapi, gue ngerasa enggak asing gitu dan tahu adegan ini, karna gue ya nulis ceritanya.

"Gimana, bagus enggak?" Tanya Adit.

"Keren."

"Itu kurang sisa satu panel lagi yang belum gue rapiin. Kalo udah rapi semua, baru gue warnain." Jelasnya.

"Gue enggak nyangka karakter-karakter buatan gue jadi sebuah gambar."

"Iya, keren, kan kalau udah jadi komik. " Adit nampak sedikit menyombong. Kemudian dia lanjut berkata, "Makanya, ayo kita nulis-"

Belum sempat Adit selesai bicara, gue memotong, "Iya, ayo!"

"..." Adit terdiam.

"Ayo, kita nulis komik bareng!" Gue menegaskan.

Adit tersenyum lega, tapi terkesan biasa aja. Dia seakan-akan udah tahu kalau hal ini akan terjadi, dia tahu kalau gue pasti, cepat atau lambat kan menerima ajakan dia untuk menulis komik bersama.

Dan, di mulailah perjalanan mimpi kami untuk menjadi seorang komikus.

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Mila Nuur

Mila Nuur

wah Udah jadi teh dingin bukan lagi teh hangat di Aditnya😊

2023-05-28

0

Liling Sarungallo

Liling Sarungallo

semangat kak

2023-05-25

0

Ninasyifa

Ninasyifa

udah panas dingin nih si adit

2023-05-19

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 : Hujan & Restoran
2 Chapter 02 : Murid Baru
3 Chapter 03 : Gadis Idaman
4 Chapter 04 : Sedikit Rasa Cemburu
5 Chapter 05 : Impian Yang Terkubur
6 Chapter 06 : Mari Menulis Komik Bersama
7 Chapter 07 : Alasan Untuk Menjadi Penulis Komik
8 Chapter 08 : Memulai
9 Chapter 9 : Galau
10 Chapter 10 : Mantan
11 Chapter 11 : Curhatan Mantan
12 Chapter 12 : Terdistraksi
13 Chapter 13 : Maen Mobile Legend
14 Chapter 14 : Maen Mobile Legend (Bagian 2)
15 Chapter 15 : Halte
16 Chapter 16 : Sepatu Kebakar
17 Chapter 17 : Manis, Lalu Hambar
18 Chapter 18 : Bermalas-malasan Sebelum Malam Tahun Baru
19 Chapter 19 : Saingan
20 Chapter 20 : Meow... Meow
21 Chapter 21 : Dulu
22 Chapter 22 : Dulu (Bagian 2)
23 Chapter 23 : Salah Beli
24 Chapter 24 : Menunggu Pergantian Tahun
25 Chapter 25 : Sup Daging
26 Chapter 26 : Hati Yang Meledak
27 Chapter 27 : Riyan Di Perpustakaan
28 Chapter 28 : Malam Tahun Baru
29 Chapter 29 : Misteri Kotak Kertas Suara Pemilihan OSIS
30 Chapter 30 : Peringkat
31 Chapter 31 : Razor19
32 Chapter 32 : Tak Ada Salahnya Untuk Ikut
33 Chapter 33 : Terkunci Dari Luar
34 Chapter 34 : Usaha Yang Sia-Sia
35 Chapter 35 : Terlambat Menyadari
36 Chapter 36 : Sumber Dari Patah Hati
37 Chapter 37 : Diselamatkan & Ditembak
38 Chapter 38 : Nat
39 Chapter 39 : Bergabung
40 Chapter 40 : Kira-Kira Setahun Yang Lalu
41 Chapter 41 : Pertemuan pertama (Bagian 1)
42 Chapter 42 : Pertemuan Pertama (Bagian 2)
43 Chapter 43 : Pertemuan Pertama (Bagian 3)
44 Chapter 44 : Bukan Tidur Yang Bikin Aku Mimpi, Tapi Kamu (Bagian 1)
45 Chapter 45 : Gue Ada Kegiatan Ekskul
46 Chapter 46 : Tujuan Yang Sama
47 Chapter 47 : Si Cewek Muka Pucat
48 Chapter 48 : Kelompok Ekstrakurikuler Menulis
49 Chapter 49 : Hyouka
50 Chapter 50 : Di dalam bis kenangan (Bagian 1)
51 Chapter 51 : Di dalam bis kenangan (Bagian 2)
52 Chapter 52 : Riyan dan Darmin
53 Chapter 53 : Riyan dan Ayu (Kisah Masa SMP)
54 Chapter 54 : Riyan dan Merpati Putih (Kisah Masa SMP)
55 Chapter 55 : Riyan dan Petasan Bambu (Kisah Masa SMP)
56 Chapter 56 : Riyan dan Matematika (Kisah Masa SMP)
57 Chapter 57 : Riyan Dan Teman Masa Kecil (Kisah Masa SMP)
58 Chapter 58 : Riyan dan Ajeng (Kisah Masa SMP)
59 Chapter 59 : Serotonin (Kisah Masa SMP)
60 Chapter 60 : Bertemu kawan lama
61 Chapter 61 : Tetangga Baru
62 Chapter 62 : Pohon Dalem Rumah
63 Chapter 63 : Ternyata...
64 Chapter 64 : Kegiatan Sekolah : Lari Marathon
65 Chapter 65 : Evi Menawarkan Tumpangan Gratis
66 Chapter 66 : Curang dan Ketahuan
67 Chapter 67 : Bersantai Di Aula
68 Chapter 68 : Waktu Luang Sepulang Sekolah
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Chapter 01 : Hujan & Restoran
2
Chapter 02 : Murid Baru
3
Chapter 03 : Gadis Idaman
4
Chapter 04 : Sedikit Rasa Cemburu
5
Chapter 05 : Impian Yang Terkubur
6
Chapter 06 : Mari Menulis Komik Bersama
7
Chapter 07 : Alasan Untuk Menjadi Penulis Komik
8
Chapter 08 : Memulai
9
Chapter 9 : Galau
10
Chapter 10 : Mantan
11
Chapter 11 : Curhatan Mantan
12
Chapter 12 : Terdistraksi
13
Chapter 13 : Maen Mobile Legend
14
Chapter 14 : Maen Mobile Legend (Bagian 2)
15
Chapter 15 : Halte
16
Chapter 16 : Sepatu Kebakar
17
Chapter 17 : Manis, Lalu Hambar
18
Chapter 18 : Bermalas-malasan Sebelum Malam Tahun Baru
19
Chapter 19 : Saingan
20
Chapter 20 : Meow... Meow
21
Chapter 21 : Dulu
22
Chapter 22 : Dulu (Bagian 2)
23
Chapter 23 : Salah Beli
24
Chapter 24 : Menunggu Pergantian Tahun
25
Chapter 25 : Sup Daging
26
Chapter 26 : Hati Yang Meledak
27
Chapter 27 : Riyan Di Perpustakaan
28
Chapter 28 : Malam Tahun Baru
29
Chapter 29 : Misteri Kotak Kertas Suara Pemilihan OSIS
30
Chapter 30 : Peringkat
31
Chapter 31 : Razor19
32
Chapter 32 : Tak Ada Salahnya Untuk Ikut
33
Chapter 33 : Terkunci Dari Luar
34
Chapter 34 : Usaha Yang Sia-Sia
35
Chapter 35 : Terlambat Menyadari
36
Chapter 36 : Sumber Dari Patah Hati
37
Chapter 37 : Diselamatkan & Ditembak
38
Chapter 38 : Nat
39
Chapter 39 : Bergabung
40
Chapter 40 : Kira-Kira Setahun Yang Lalu
41
Chapter 41 : Pertemuan pertama (Bagian 1)
42
Chapter 42 : Pertemuan Pertama (Bagian 2)
43
Chapter 43 : Pertemuan Pertama (Bagian 3)
44
Chapter 44 : Bukan Tidur Yang Bikin Aku Mimpi, Tapi Kamu (Bagian 1)
45
Chapter 45 : Gue Ada Kegiatan Ekskul
46
Chapter 46 : Tujuan Yang Sama
47
Chapter 47 : Si Cewek Muka Pucat
48
Chapter 48 : Kelompok Ekstrakurikuler Menulis
49
Chapter 49 : Hyouka
50
Chapter 50 : Di dalam bis kenangan (Bagian 1)
51
Chapter 51 : Di dalam bis kenangan (Bagian 2)
52
Chapter 52 : Riyan dan Darmin
53
Chapter 53 : Riyan dan Ayu (Kisah Masa SMP)
54
Chapter 54 : Riyan dan Merpati Putih (Kisah Masa SMP)
55
Chapter 55 : Riyan dan Petasan Bambu (Kisah Masa SMP)
56
Chapter 56 : Riyan dan Matematika (Kisah Masa SMP)
57
Chapter 57 : Riyan Dan Teman Masa Kecil (Kisah Masa SMP)
58
Chapter 58 : Riyan dan Ajeng (Kisah Masa SMP)
59
Chapter 59 : Serotonin (Kisah Masa SMP)
60
Chapter 60 : Bertemu kawan lama
61
Chapter 61 : Tetangga Baru
62
Chapter 62 : Pohon Dalem Rumah
63
Chapter 63 : Ternyata...
64
Chapter 64 : Kegiatan Sekolah : Lari Marathon
65
Chapter 65 : Evi Menawarkan Tumpangan Gratis
66
Chapter 66 : Curang dan Ketahuan
67
Chapter 67 : Bersantai Di Aula
68
Chapter 68 : Waktu Luang Sepulang Sekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!