Setelah menyampaikan beberapa hal, ia memutuskan sambungan telpon. Tadi dia bilang bakalan punya rencana bagus, tapi gue enggak tau rencana apa yang dia maksud. Jangan-jangan dia bakal ngajak yang lainnya untuk dateng dan ngrayain taun baru di sini. Kalau emang begitu, gue harap mereka enggak nglakuin hal aneh-aneh, deh. Terutama Adit. Tapi emang bukan hal yang buruk juga sih kalau mereka ngadain acara taun baruan disini. Gue juga nanti hanya perlu menyuguhkan makanan dan minuman ringan yang nanti bisa gue beli di luar. Oh iya, oleh-oleh bawaan kakak perempuan gue dari kota tempat dia berkuliah juga masih kok, mungkin bisa gue suguhin ke mereka nanti.
Kakak gue berangkat meninggalkan uang dua puluh ribu rupiah buat bayar kurir yang katanya bakal dateng agak sorean dikit. Gue tiduran di atas sofa ruang tamu dengan membiarkan TV-nya menyala biar suasananya enggak sepi.
Gue ngelamun menatap langit-langit ruang tamu. Lama-lama gue jadi kepikiran juga apa yang harus gue lakukan, atau lebih tepatnya gue harus bersikap kayak gimana saat ketemu sama Olivia nanti. Padahal, dimalam saat dia curhat ke gue tentang mantanya, gue bisa mengatasi rasa canggung dan grogi itu. Eh, tapi tunggu… gimana kalau nanti dia dateng sama pacarnya? Ya, emang sih, enggak ada salahnya tapi, entah nanti hati gue kuat atau tidak nerima rasa cemburu yang masuk ke ruang hati.
Karena sama sekali enggak ada kegiatan, lama-lama ngerasa bosen. Kalau dipikir-pikir, kayaknya cemilan oleh-oleh bawaan kakak gue kurang kalau pake buat suguhan temen-temen. Setelah kepikiran gitu, gue langsung bangkit dari rebahan dan melangkah ke dapur untuk memeriksa isi kulkas.
Sampai di dapur, gue langsung ngebuka kulkas. Hemm… sebenernya enggak buruk-buruk amat sih. Sial, ternyata kulkas gue sepi, bahan-bahan makanan ludes. Pasti ini ulah kakak gue yang masak tiap hari. Dia itu kalo masak boros banget. Oleh-oleh dari dia juga cuman tersisa kue susu doang.
Gue menatap datar ke arah kue susu berbentuk kotak. Ukurannya emang lumayan besar, kayaknya juga cukup buat di makan kita berempat. Apa iya gue cuman ngasih mereka ini doang buat tahun baruan? Meskipun belum ada kepastian mereka bakal seru-seruan tahun baruan di sini, tapi enggak ada salahnya juga kalau gue bersiap-siap.
Kalau cuma ngasih kue susu aja kurang deh, sebaiknya gue keluar sebentar buat nyari cemilan tambahan.
Gue akhirnya memutuakan untuk pergi ke sebuah supermarket yang lokasinya enggak jauh dari lokasi rumah nenek. Gue kesana naik sepeda biar cepet sampai, selain itu juga karena gue lagi males jalan kaki, enggak kayak biasanya. Jujur, kalau kemana-mana, gue lebih suka jalan kaki. Selain menyehatkan, jalan kaki bikin gue bisa menikmati suasana sekitar.
Sampai di tujuan, gue langsung mengambil sebuah keranjang warna merah di dekat kasir, yang memang di sediakan untuk pengunjung yang berbelanja.
Gue berjalan sambil menenteng keranjang belanjaan di lengan kanan, tujuan gue adalah rak cemilan, entah itu yang asin atau yang manis, gue ingin membeli yang seperti itu.
Dengan cepet, tangan kanan gue ngambil-ngambilin berbagai macam kripik di rak cemilan. Beberapa juga gue ngambil permen yupi, kue kering, dan semacamnya.
Gue melewati rak majalah dan berhenti disitu karena ngeliat majalah aneka komik yang bertengger di situ. Gue pun memutuskan untuk membeli satu. Di sampulnya ada gambar karakter Sri asih yang lumayan menonjol ketimbang karakter komik yang lain, sepertinya bulan ini Sri asih sedang populer.
Keluar dari supermarket sambil membawa plastik belanjaan di kanan-kiri, gue melangkah keluar dengan perlahan. Gue jadi kepikiran dan penasaran dengan majalah Aneka Komik edisi minggu ini.
Gue kemudian memutuskan untuk duduk di kursi yang tersedia di depan supermarket tersebut. Gue meletakan plastik blanjaan gue di atas meja dan mulai membuka majalah Aneka Komik.
Halaman per halaman gue balik dengan perlahan, mencari sesuatu yang menarik. Gue melewati beberapa judul komik yang enggak gue kenali judulnya. Gue membaca one piece dengan seksama, chapter minggu ini menarik gue sampe senyum-senyum penasaran bacanya. Luar biasa.
Komik-komik lokal juga enggak kalah menarik.Ada komik baru berjudul si jago merah, bercerita tentang remaja berumur 17 taun yang mendapat kekuatan api dari dewa matahari karena berasal dari keturunan dewa tersebut. Ceritanya menarik, sepertinya minggu ini adalah debut si penulis. Keren. Pasti dia bekerja sangat keras untuk bisa dapat serialisasi mingguan.
Gue terus membalik-balik halaman majalah, hingga sampai pada pertengahan. Di halanan itu, terdapat pengumuman pemenang lomba komik cerita pendek tahun ini. Ada tiga orang pemenan utama, dan dua orang juara harapan. Si juara satu namanya Kevin pangestu usia 30 tahun, karyanya berjudul Bendera Hitam, memperoleh poin 500, dan juara dua, Adi setiawan, usia 28 tahun memperoleh 350 poin dengan judul racer mania dan yang ketiga bernama Razor19, usianya 16 tahun, dengan judul Merpati merah. Poinya 300.
Nafas gue sedikit terhenti setelah melihat para pemenang lomba tahun ini. Terutama si Razor 19, itu pasti nama pena saja dan bukan nama asli. Usianya sama dengan gue dan Adit. Apakah kita terlalu telat untuk memulai? Dia benar-benar hebat bisa menorehkan namanya di majalah komik paling populer.
Buru-buru tangan gue membalik-balik lembaran majalah untuk melihat seperti apa karya si Razor19. Sial, kok bisa dia masuk juara tiga, bbukan juara harapan. Dia masih terlalu.muda untuk itu.
Betapa terkejudnya gue melihat gambar komik dari Razor19. Gambarnya benar-benar bagus, kualitas gambar seperti ini harusnya ada di peringkat pertama. Namun setelah gue baca perlahan, jadi tahu apa penyebab komiknya jadi juara tiga. Ceritanya enggak jelas banget, gue aja enggak bisa.mencerna ceritanya dengan baik, enggak paham alurnya. Sumpah aneh banget. Tapi perlu di akui.gambarnya bagus, dia pasti enggak sendiri dan punya asisten yang udah ahli. Beneran bagus. Bahkan gue bisa bilang kalau gambarnya lebih bagus dari Adit, jauh.
Seusia kita, tapi udah bisa punya bakat sekeren ini. Mata gue enggak bisa berhenti ngeliat komik karya Razor19. Kalo dibilang iri ya… mungkin iya. Tapi gue dan mungkin Adit juga, akan sadar diri kalau kita selama ini banyak males-malesan dan suka buang-buang waktu.
Gue bakal nunjukin ini ke Adit nanti, pasti dia langsung tertampar dan ngrasain hal yang sama ketika gue ngeliat ini tadi. Sedikit menyakitkan sih, tapi inilah kenyataannya. Kita bakal punya saingan berat nantinya. Kalau.dilihat gambarnya yang bagus banget, gue yakin dia akan dapet serialisasi dengan cepat.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments