Sedangkan Istri Nihon dan kedua anaknya :
Sebelum pulang ke apartemen, Istri Nihon dan anaknya berencana untuk menjenguk ayahnya ke rumah sakit tanpa mengetahui apapun tentang peristiwa itu. "Anak-anak, kita ketemu sama papah dulu yuk di rumah sakit... nanti mamah berlikan es krim untuk kalian" Tawaran dari ibunya sambil tersenyum. Anak-anaknya menjawab dengan isyarat menanggukan kepalanya yang berarti setuju
Singkatnya...
Di jam Setengah 5 Sore...
Istri dan anak-anak Nihon sampai ke rumah sakit, berniat ingin menjenguknya dan ingin menceritakan bahwa anak-anaknya ini sudah menginjak usia kanak-kanak dan siap bersekolah, meskipun mereka tahu pada kenyataannya bahwa Nihon yang sedang koma tidak dapat diajak berbicara, namun setidaknya dengan menceritakan semuanya ke sesorang sebagai satu keluarga yang utuh dapat mengurangi kesedihan. Setiap kali istri Nihon itu melihat bangunan rumah sakit tempat suaminya di rawat, bercucur sedikitnya satu tetes air mata dari matanya mengingat dan selalu bertanya-tanya kapankah Nihon akan kembali ke pelukan mereka, perasanya selalu khawatir akan ajal Nihon yang menjemput di suatu kemungkinan waktu dan tak akan pernah bisa bersama kembali.
Namun berbeda kali ini, kesediaan mereka seakan teralihkan sejenak melihat keadaan rumah sakitnya yang begitu kacau di saat itu. "Ibu, kenapa rumah sakitnya gelap?" pertanyaan tersebut muncul dari mulut salah satu anaknya yang digandengkan tangannya oleh istri Nihon tersebut. "Ibu juga tidak tahu..." Ibunya menjawab pertanyaan tersebut sepengetahuan akalnya, mereka tidak tahu menahu apa yang baru saja terjadi dengan rumah sakit tersebut. Bahkan hanya dengan kecelakaan kecil yang berawal dari masalah pada lift di dalam rumah sakit berakibat fatal ke seluruhnya. semua pasien juga terpaksa dipindahkan ke lantai satu, hal itu dilakukan agar perawatan kepada para pasien masih tetap berjalan dengan kondusif, maka apabila hal tersebut tidak dilanjutkan, akan menghambat proses perawatan medis dikarenakan lift yang sedang rusak dan tidak bisa lagi digunakan untuk ke lantai atas.
Apa yang mereka bertiga lihat hanyalah petugas dan dokter-dokter yang sibuk menjalankan tugasnya di pantai satu. Terlihat banyak sekali tanda-tanda yang menunjukan bahwa baru saja ada kecelakan di rumah sakit itu tanpa ia ketahui. "Ada apa ini? apa yang baru saja terjadi? kenapa lantai atas kosong?" Pertanyaan bingung itu memenuhi seluruh isi kepala istri Nihon sehingga dirinya mulai panik dan tak tahu harus bertanya ke siapa. "Dimana Nihon dan ayah mertua di rawat?" sejenak Istri Nihon itu memikirkan sesuatu. Dari pada menahan diri panik dan kebingungan, akhirnya si istri Nihon itu membawa masuk anak-anaknya dan bertanya ke salah satu petugas yang ada di sana. "Pa... Pa... Pa..." Sahut dari istri Nihon yang hendak bertanya. "Oh iya nona? adakah yang bisa saya bantu?" Tawaran dari pria tersebut. "Kenapa lantai di atas kosong dan gelap sekali?" tanya dari istri Nihon.
"Itu sengaja dikosongkan, sepertinya nona belum tahu kejadian apa yang terjadi tadi siang" pria itu menjawab.
Dengan baik hati, si pria itu menjawab dengan lengkap layaknya reporter.
"Jadi begini nona, barusan ada kendala dan masalah teknis pada lift yang menyebabkan lift macet dan tak bisa lagi digunakan, kemungkinan besar peristiwa itu terjadi karena lift membawa bobot penumpang yang yang terlalu berat dan melebihi kapasitas maximum, peristiwa barusan mengakibatkan seluruh listrik di rumah sakit dimatikan agar menghindari terjadinya ledakan, pasien-pasien yang dirawat selain di lantai satu dipindah ke rumah sakit lain di kota, namanya Yi-Juan, saat ini, rumah sakit juga merawat pasien sisa seadanya sebelum akhirnya energi listrik alternatif yang digunakan sekarang habis" Begitulah penjelasan lengkap dari pria itu sebelum ia segera pergi dengan terburu-buru tanpa mendengar kata terima kasih dari Istri Nihon. "Kecelakaan Lift? Rumah sakit Yi-Juan? Apa semua itu? kenapa aku tidak mengetahui semua itu? Adelia bahkan tidak mengabarkan peristiwa tersebut kepadaku? dan mereka memindahkan tempat rawat suamiku tanpa seizin ku terlebih dahulu?" Pertanyaan protes dari Istri Nihon. Petugas itu pergi meninggalkan istri Nihon disana masih kebingungan, membiarkan dia mencari tahu sendiri.
Tak habis pikir istri Nihon mendengar itu, bingung yang berkepanjangan membuatnya sejenak terdiam. Kemudian setelah itu, istri Nihon membawa anak-anaknya ke kursi duduk yang ada di sekitar sana, meminta anak-anaknya agar berdiam diri dan tidak berisik. Istri Nihon menggeledah tasnya untuk mencari ponsel, tak lama kemudian ia menemukannya tertutup oleh lembaran-lembaran cek belanjaan berbulan-bulan yang lalu. Istri Nihon menggunakan ponselnya untuk menghubungi Adelia dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Pertama kali ia menghubungi Adelia, tak ada sautan atau balasan sama sekali dari Adelia. Untuk kedua kalinya ia menghubungi Adelia, masih sama hasilnya. "Huft... Adelia tidak membalas teleponku sama sekali... apa yang harus aku lakukan" Istri Nihon hanya bisa termenung menatap lantai cukup lama, rasa panik di dalam hatinya tidak bisa tersingkirkan sampai ia bertemu dengan suaminya. Hanya dengan melihat wajah suaminya lah membuat hatinya bisa sedikit lebih tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments