Setelah mimpi aneh yang baru saja Migular alami, ia berusaha untuk melelapkan matanya agar tertidur kembali. tetapi di saat itu juga, Migular teringat akan buku rahasianya yang ia sembunyikan di rumahnya. "Menambahkan beban pikiran saja! bisa-bisanya aku teringat tentang hal itu!" Otaknya dihantui oleh parasaan tidak enak, hal ini membuat tidur Migular di malam itu menjadi semakin tidak nyenyak. Ini adalah kedua kalinya Migular mengalami insomnia atau gangguan pada tidurnya.
...****************...
"Semoga kali ini mimpinya bukan yang aneh-aneh lagi"pikir Migular saat ia memejamkan matanya dan mencoba untuk melelapkan tidurnya. Namun, malam itu adalah malam yang penuh teror bagi Migular. Migular merasa seolah-olah ia sedang terbangun dalam mimpi. Ia melihat dirinya berada di dalam gedung tua dan misterius yang terlihat seperti bangunan rumah sakit yang sudah lama terbengkalai. Suasana di dalam gedung itu sangat gelap dan suram. Migular mencoba untuk berjalan menuju pintu keluar, tetapi ia merasa seolah-olah ia terjebak dalam sebuah labirin yang tak berujung.
Migular mulai merasa ketakutan dan panik. Ia berlari-lari mencari jalan keluar, tetapi semakin ia berlari, semakin jauh ia terjebak di dalam labirin yang mengerikan itu. Ia melihat sosok-sosok gelap yang menghantui di sekitarnya, membuatnya semakin ketakutan.
Tiba-tiba, Migular mendengar suara merdu yang memanggil namanya. Suara itu terdengar seperti suara ibunya yang sudah meninggal. Migular merasa sedikit lega dan berjalan menuju arah suara itu. Namun, ketika ia sampai di tempat suara itu berasal, ia melihat sosok wanita yang sangat menyeramkan. Wajah wanita itu penuh dengan luka dan bekas luka yang mengerikan. Ia mengeluarkan suara tertawa yang sangat mengerikan dan menggerakkan kedua tangannya dengan gerakan aneh. Migular merasa takut dan ingin segera keluar dari tempat itu.
Migular berusaha untuk lari dari tempat itu, tetapi ia terjebak dalam jebakan yang lebih mengerikan lagi. Ia melihat sosok-sosok mengerikan yang mengelilinginya, dan ia merasa seolah-olah ia tidak bisa bergerak. Ia merasa seperti terjebak dalam dunia yang suram dan mengerikan. Ketika Migular berusaha untuk memanggil bantuan, ia merasa suaranya tidak bisa keluar dari mulutnya. Ia merasa seperti terjebak dalam mimpi yang sangat mengerikan, dan ia tidak bisa bangun dari tidurnya.
Migular merasakan ketakutan dan teror yang sangat mendalam, dan ia merasa seperti ia akan mati dalam mimpi itu. Namun, tiba-tiba ia terbangun dari tidurnya dengan nafas yang terengah-engah. Ia merasa seperti ia baru saja keluar dari dunia yang mengerikan yang ada di dalam mimpinya. Migular merasa sangat takut dan terkejut oleh mimpi yang ia alami. Ia merasa seperti mimpi itu benar-benar terjadi, dan ia merasa seperti ia tidak bisa membedakan antara kenyataan dan mimpi. Ia merasa seperti ada yang sedang mencoba berinteraksi dengannya.
"Aku percaya, ini pasti adalah suatu pesan yang tersembunyi, wanita dengan wujud yang mengerikan tadi mencoba untuk berinteraksi denganku, aku harus tertidur kembali agar dapat bertemu dengannya... aku tidak perlu panik lagi sekarang, aku yakin ia adalah sosok yang baik!"
"Ini sudah lebih dari 30 menit, waktu sudah menunjukkan pada pukul setengah tiga dan aku masih belum juga bisa tertidur! ayolah mataku, cepatlah tertutup!!!"
M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M
Di dalam mimpi Migular:
*Latar belakang dipenuhi dengan pepohonan berwarna merah cerah dan sangat mencolok*
"Ini dia, aku harus segera pergi mencarinya!" ucap Migular yang tergesa-gesa.
"Wusshhhh.... Wussshhhh..." suara angin yang menghembus dari berbagai arah mengarah ke Migular, dari kanan, kiri, atas, belakang dan depan secara bersamaan.
"Dari kejauhan kabut yang gelap, munculah sosok yang mengejutkan Migular, tahukan kamu siapakah sosok tersebut? dia adalah ibu Migular yang sudah mati. Dilihat dari wajah, postur tubuh dan suaranya sangat mirip persis dengan ibunya.
Migular terkejut dan merasa bingung sekaligus bahagia melihat sosok ibunya yang sudah lama meninggal itu. Ia ingin segera berlari mendekat, namun sosok itu mengisyaratkan agar Migular tidak mendekat terlalu dekat. "Apakah benar? itukah kau ibu?" tanya Migular dengan kebingungan. "Migular, anakku," suara lembut ibunya terdengar dari balik kabut gelap. "Aku datang ke dalam mimpi ini untuk memberikanmu petunjuk tentang apa yang harus kamu cari." Migular merasa heran dan bertanya-tanya apa yang harus ia cari. "Apa itu, ibu?"
"Kamu harus mencari Kunci Kristal," jawab ibunya. "Kunci Kristal ini sangat penting, karena hanya dengan itu kamu bisa membuka pintu ke dunia yang lain." Migular semakin bingung. "Dunia yang lain? Apa itu?" "Dunia yang lain adalah tempat di mana kamu akan menemukan jawaban atas semua pertanyaanmu, dan menemukan kebahagiaan sejati," jelas ibunya. Migular merasa semakin penasaran dan ingin segera mencari Kunci Kristal itu. "Bagaimana aku bisa menemukannya, ibu?"
"Dia berada di tempat yang sangat jauh, di tempat yang sulit dijangkau oleh manusia biasa," kata ibunya. "Tapi kamu tidak perlu khawatir, karena kamu sudah memiliki kekuatan yang cukup untuk menemukannya." Migular merasa semakin bersemangat dan siap untuk mencari Kunci Kristal. "Terima kasih, ibu. Aku akan mencarinya!" "Dengan kekuatanmu, aku yakin kamu pasti bisa menemukannya, ibu akan mengandalkan putri kecil ibu yang dapat dipercaya, semangat lah putriku, ibu harus cepat-cepat pergi, ibu tidak punya banyak waktu!" ucap ibunya sebelum kabut gelap kembali menutupi sosoknya dan ia menghilang dari pandangan Migular. Migular merasa sedih melihat ibunya pergi, namun ia merasa semakin yakin dan bersemangat untuk mencari Kunci Kristal. Ia mengambil nafas dalam-dalam dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya, mengikuti petunjuk yang diberikan oleh ibunya dalam mimpi ini.
"Migular, Migular, hey, Ayo bangunlah! sudah pagi..." Seseorang membangunkan Migular dari tidurnya, dia adalah Adelia. Migular mengucek mata dan meraba-raba di sekeliling tempat tidurnya untuk mengambil jam tangan. Setelah mengetahui waktu, Migular segera melompat dari tempat tidur dan menarik nafas yang sangat panjang. Adelia hanya terheran-heran melihat adiknya yang gelisah, lantas Adelia pun bertanya "Ada apa Migular? kenapa kamu terlihat sangat gelisah? Sepertinya, belakangan ini kamu mengalami banyak masalah dalam tidurmu? apakah kau baik-baik saja?" Migular Menjawab "Kepalaku rasanya pusing sekali..." Dokter menyela pembicaran mereka berdua dari lowong pintu dan memasuki ruangan sambil berkata"Kau hanya kurang tidur dan istirahat, belakangan ini juga, banyak pasien lainnya yang juga mengalami insomnia dan masalah tidur lainnya, mereka mengaku, mereka diteror oleh mahkluk menyeramkan di dalam mimpinya, padahal itu adalah imajinasi belaka karena terlalu memikirkan hal-hal yang berat"
"mimpi yang mereka alami hanya ilusi belaka. Namun, untuk menghindari hal yang lebih serius, saya akan memberikan beberapa obat untuk membantumu tidur malam ini." Migular mengangguk, mengambil obat dari tangan dokter, dan minum dengan air putih. Adelia menatap khawatir pada adiknya, tapi dokter memberikan sedikit harapan. "Jangan khawatir, obat ini akan membantumu tidur nyenyak dan pulih dari kelelahan. Tidur yang cukup sangat penting bagi kesehatanmu." Setelah memberikan nasihat terakhir, dokter pun pergi meninggalkan Migular dan Adelia. Adelia memandangi adiknya yang terbaring di tempat tidur, dan mengusap lembut rambutnya. "Aku akan selalu ada untukmu, Migular. Kamu tidak perlu takut atau khawatir, aku akan selalu menjagamu."Migular tersenyum dan merasakan ketenangan dalam hatinya. Adelia dan saudara lainnya selalu menjadi sosok yang dapat diandalkan, dan ia bersyukur memiliki saudara perempuan yang begitu peduli. Dia mulai merasa ngantuk dan merasakan efek obat yang dikonsumsinya. Adelia merapikan selimut Migular dan meninggalkan kamar, merasa lega bahwa adiknya akhirnya bisa tidur. Dia berjanji untuk selalu ada untuk Migular, untuk menjaganya dan mendukungnya dalam setiap langkah kehidupannya.
Setelah lama Migular menjadi bagian dari salah satu orang yang pendiam dan terkurung, baru kali ini ia merasakan kehangatan dari orang-orang di sekitarnya. “Ternyata masih banyak orang yang peduli denganku, selama ini aku mengira aku adalah orang yang menyusahkan” Kata Migular mengucapkannya di dalam hati.
*Migular Tertidur Lelap*
Istri Nihon : *Bangun dari tidur*
Istri Nihon : “Jam berapa sekarang?... *Melihat ke jam*
*Jam dinding menunjukkan pukul 5 pagi*
Istri Nihon : “Ini baru jam 5 pagi, tetapi kenapa matahari sudah terbit?”
Rahel : “Batrai jam dindingnya sudah habis, sebentar lagi perawat akan menggantinya, sekarang sudah jam delapan pagi”
Istri Nihon : “Oh, begitu, yaampun... Aku begitu terkejut” *Senyum tipis*
Obat yang diberikan oleh dokter bereaksi dengan lancar, Migular tidur terlelap tanpa gangguan teror atau mimpi yang menggangu tidurnya. "Adelia, apa yang baru saja terjadi dengan Migular tadi pagi?" Tanya Rahel, ayah Migular yang mendengar suara Migular yang gelisah saat Rahel masih tidur. "Tadi pagi, Migular terbangun dengan gelisah, tidur Migular tidak nyenyak. dokter bilang, Migular mengalami insomnia atau kesulitan tidur yang mengakibatkan halusinasi yang berlebihan terhadap tidurnya, penyebabnya karena pikiran Migular terlalu berat" Ucap Adelia yang menjawab pertanyaan ayahnya tentang apa yang baru saja terjadi kepada Migular tadi pagi.
M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M
Migular terbangun di siang hari, Migular melihat ke sekelilingnya dan tidak ada siapapun di ruangannya, Migular pergi keluar dan menanyakan kepada perawat disana kemana ayahnya dan yang lain nya pergi.
Perawat memberi tahu Migular bahwa ayahnya dan keluarganya pergi ke ruangan administrasi untuk menyelesaikan pembayaran dan membeli obat-obatan. Migular merasa sedikit kecewa karena tidak diinformasikan sebelumnya, tetapi dia memahami bahwa pekerjaan ayahnya sangat penting. Migular memutuskan untuk keluar dari rumah sakit dan berjalan-jalan sendirian di sekitar kota. Dia berjalan-jalan di taman dan berbicara dengan orang asing yang dia temui di jalan. Setelah beberapa jam berjalan, Migular merasa lelah dan memutuskan untuk kembali ke rumah sakit.
Ketika Migular tiba di rumah sakit, dia melihat ada seorang pasien baru yang diantar ke ruangan yang ada di sebelah kamar rawat Migular. Migular bertanya-tanya, terheran-heran dengan pasien tersebut. "kenapa wajah dan postur tubuh pasien tersebut sangat persis seperti ibuku?"
Migularpun bertanya kepada dokter dan perawat yang menjaga pasien tersebut. "Mbak perawat, kalau boleh saya tahu, siapakah pasien yang baru saja di antar kedalam?" Lantas sang perawat disana menjawab "Mohon maaf, apakah ada hubungan kerabat antara Anda dengan sang pasien? jika tidak ada, mohon maaf, saya sebagai perawat tidak bisa memberi tahu indentitas pasien tersebut, ini privasi, sekali lagi mohon maaf ya!" "Oh ya, maaf sudah lantang sebelumnya, saya memang tidak memiliki hubungan kerabat dengan pasien tetapi wajah tampak familiar persis seperti jasad ibu saya yang sudah meninggal" Migular sangat rindu kepada ibunya yang sudah lama meninggal.
"Hey... Migular, sedang apa kamu disana? ayo kembali ke tempat tidurmu dan kembalilah istirahat!" Rahel meneriaki Migular yang sedang berada di lorong rumah sakit. Migular berlari ke arah ayahnya yang duduk di kursi roda, di dorong oleh saudaranya, Adelia. "Ayahh, ayah kemana saja? sudah lama aku menunggu ayah di ruangan, rasanya sangat bosan, jadinya aku pergi keluar untuk mencari hiburan yang lain" Kata Migular memberi tahu ayahnya. "
"Ayah dan Saudaramu Adelia baru saja membeli obat-obatan dan jamuan herbal yang dianjurkan oleh dokter, oh sudahlah, ayo kita masuk, kita menghalangi jalan disini"
...****************...
Memasuki Ruangan,
"Migular, ini ambil ini, ayah tadi pergi ke toko makanan terdekat di sekitar sini, kau suka cemilan ini bukan?" tanya ayahnya. "Ayah membelinya untukku? terima kasih ayah!" Ucapan terima kasih dari Migular untuk ayahnya. Ayahnya seketika teringat tentang kejadian kebakaran itu yang membuat semua keluarganya sampai ke rumah sakit ini, Rahel menanyakan sesuatu kepada Migular tentang kejadian waktu itu, "Migular, kau masih ingat dengan kebakaran waktu itu? dari mana kamu tau tentang kebakaran itu? dari mana kau tau semuanya? belakangan ini, ayah kesulitan tidur karena memikirkan hal itu" *Adelia juga memperhatikan pembicaraan mereka berdua di belakang* Migular pun terdiam. "Mereka tidak boleh tahu akan hal itu, maaf ayah, semuanya aku harus berbohong kepada kalian" Migular mengatakan hal itu di dalam hatinya. "Kalian tidak boleh memberi tahu siapapun tentang ini, aku melihat ada satu orang laki-laki yang berusaha mencelakai orang-orang yang sedang berpesta di halaman belakang rumah" Cakap Migular. "Ayah, semua, aku benar-benar minta maaf, aku terpaksa berbohong kepada kalian" isi hati Migular. "Migular benarkah itu? siapakah dia? kau tahu orang itu? bagaimana wujud orang itu?" Tanya si ayah kepada Migular. Migularpun terdiam sejenak, ia bingung tidak tega harus berbohong kepada satu-satunya orang tua Migular yang tersisa. "Maaf ayah, aku tidak bisa mengingat semua itu, hanya ada asap hitam yang tebal yang ku ingat di dalam kepalaku" Jawab Migular. "Tidak apa-apa nak, biarlah polisi dan petugas setempat yang menyelidikinya" Ucap ayahnya yang menenangkan Migular.
W M W M W M W M W M W M W M W M W M W M W M W M W
Tidak terasa hari sudah berganti ke malam lagi, jam dinding di ruang rawat keluarga Migular telah diperbaiki, saat ini waktu menunjukan ke jam setengah 8 malam, para penjenguk pasien memiliki 30 menit waktu yang tersisa sebelum akhirnya para pasien harus ditinggalkan untuk mendapatkan istirahat yang cukup.
...****************...
"Migular, sebelum kamu tidur, makanlah terlebih dahulu obat yang sudah tadi ayah beli untukmu. Dokter bilang obat ini akan membantumu tertidur lelap" Rahel memberikan obat tidur ke Migular sebelum ia pergi tidur agar Migular dapat pergi tidur dengan tenang malam ini, tetapi sejenak terlintas ingatan tentang mimpinya Migular bersama ibunya itu. "Aku ingat aku harus menemui ibu di mimpiku sekarang, aku harus menanyakan sesuatu yang penting" kata Migular yang berbisik di dalam hatinya.
Migular terpaksa berbohong lagi kepada ayahnya kali ini. "Sudah ayah..." kata Migular. "baguslah nak... kalau begitu cepatlah kau pergi tidur" jawab ayahnya "baik lah ayah" Jawab Migular.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments