Sudah lebih dari 5 bulan sejak musibah kebakaran itu terjadi menimpa kehidupan keluarga Migular, membuatnya sulit menggapai cita-citanya, membuatnya sulit mendapatkan apa yang dia inginkan. Tentu ayahnya merasa bersalah tidak dapat memberikan Migular keluarga yang utuh, sangat sedih rasanya bagi sang ayah untuk membuat anak terkecilnya bahagia di usianya yang tak lama lagi. Tepat dihari Minggu ini, adalah ke 9 tahun kematian ibunya Migular. Berbeda dengan yang dahulu, pandangan Migular terhadap ibunya sangat berbeda sekarang, karena semua teror dari mimpi misterius itu yang terus menerus menghantui Migular sepanjang tidurnya.
Sedangkan keluarga Nihon yang tengah dilanda duka selama 5 bulan berturut-turut lamanya, kini istri Nihon harus memenuhi dan menggantikan seluruh tanggung jawab Nihon sebagai suaminya dalam mengurus rumah tangganya, didalam waktu dekat, anak-anak Nihon mulai beranjak dewasa dan siap memasuki fase kanak-kanak. Anak-anak Nihon saat ini sudah bisa membaca dan menulis, sudah waktunya bagi mereka menempuh ke sekolah dasar, disinilah anak-anak Nihon di didik lebih luas lagi dan disinilah tempatnya mereka mendapatkan teman-temannya yang baru.
*Tok Tok Tok...
(Suara ketukan pintu terdengar dari kamar keluarga Nihon di gedung*)
Istri Nihon Membuka Pintu
"Oh, Adelia ada apa?"
"Aku hanya ingin bertanya, kau mau ikut aku ke menjenguk Ayah, Nihon dan Migular tidak? hari ini aku akan mengunjungi mereka"
"Maaf Adelia, aku tidak bisa. sekarang ini aku ingin mendaftarkan anak-anakku ke sekolah dasar"
"Oh begitu, baiklah aku mengerti. semoga pendaftarannya berjalan dengan lancar ya!"
Di Rumah Sakit...
'Sudahku duga sejak dari awal, perempuan itu memang bukan ibuku, iblis bajingan! bagaimana dia bisa menghantui mimpiku, aku harus mencari tau, tapi aku tidak bisa berdiam diri saja dirumah sakit!' isi hati Migular. Migular pergi ke luar rumah sakit, sedangkan ayahnya yang sedang berada di ruang administrasi tidak mengetahui akan hal itu meninggalkan Nihon yang sedang koma sendiri di ruangan. Migular menaiki lift yang padat dan sempit.
*Mohon maaf, lift telah mengangkat objek melebihi kapasitas*
Lampu darurat di lift menyala, namun tidak ada satu orangpun yang yang mau mengalah demi keselamatan orang-orang yang lain, sampai pada akhirnya, Migular mengalah. "Sudah besar, tidak mau ngalah lagi! rata-rata orang tua tidak tahu malu!" Migular mengeluh. Sudah 5 menit Migular menunggu untuk kehadiran lift selanjutnya, tidak lama dari itu, lampu darurat rumah sakit menyala dengan keras, berwarna merah merah berkedip-kedip menandakan ada sesuatu peristiwa darurat yang sekarang terjadi. Ternyata lift yang baru saja ditumpangi oleh Migular sebelumnya mengalami masalah teknis, Lift tersebut menyengkut ke diantara lantai ke 6 dan 5, para petugas di alihkan untuk menyelesaikan masalah teknis tersebut sebelum terlambat. Migular terkejut dan bertanya-tanya di dalam hatinya, ditengah keramaian pengunjung di rumah sakit, Migularpun terjebak. 'Astaga? apa yang baru saja terjadi dengan lift itu?' Pertanyaan yang muncul di mulut Migular dan orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu. Orang-orang dan anak-anak didalam lift itu menjerit ketakutan. Salah satu orang di dalam lift tersebut merasa panik berlebihan, orang itu berteriak sangat keras dan tidak bisa mengontrol kakinya sehingga membuat orang-orang di lift lainnya semakin panik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments