Di Pukul 00.00 ( Jam Dua Belas Malam Tepat )
"Ini saatnya aku mengamankan buku itu" Kata Migular di dalam hati. *Terdengar suara berjalan kecil di ruang tamu*
"Siapa yang berada di ruang tamu malam-malam buta begini?" Tanya istri Nihon. "Yah... ayah... bangun, terdengar suara berisik dari ruang tamu" Tanya istri Nihon. "Itu mungkin hanya kau saja yang salah dengar, sudahlah, aku mau lanjut tidur" Jawab Nihon. Mereka berdua melanjutkan tidurnya, meskipun istrinya Nihon masih merasa gelisah. "Gawat, hampir saja aku ketahuan! Aku harus lebih berhati-hati..." Ucap Migular yang berusaha menenangkan hati. Migular berjalan sangat pelan menghampiri kamar ibunya yang sedang dihuni oleh Adelia dan keluarganya. Untungnya, keluarga Adelia telah tertidur lelap, berbeda dengan keluarga Nihon di kamar sebelah.
...****************...
Misinya dimulai, sebelum masuk ke kamar ibunya, Migular mematikan lampu di sekitar kamar tersebut. Jadi, ketika pintu kamar perlahan dibuka, tidak ada cahaya yang dapat memasuki ruangan kamar dan membangunkan Adelia. Migular berusaha untuk tidak membuat kebisingan sedikitpun dan segera meraih buku tersebut di bawah lemari baju tua di pojokan kamar. "Itu dia bukunya, sudah mulai terlihat!" Ucap Migular di dalam hati. *Migular terengah-engah meraih buku tersebut sebari berbaring dibawah lantai* "Sedikit lagi... tanganku bisa sampai ke buku itu..." Migular benar-benar berusaha, tangannya benar-benar berada di jarak terdekat dengan buku itu.
*Happp*
"Akhirnya, ku dapatkan juga kau... sialan, ini sangat menegangkan!" Akhirnya Migular mendapatkan kembali bukunya itu. Migular segara berjalan keluar dan meraih pintu kamar sepelan-pelan mungkin. Dan akhirnya sampailah Migular keluar pintu kamar, ia mengkondisikan segala yang ia sentuh seperti semula agar tidak dicurigai oleh semua orang.
Migular mencari tempat baru untuk menyembunyikan buku rahasia tersebut, karena seluruh tempat dan penjuru rumah belakangan ini sudah sangat sering dijamah oleh orang-orang, mau tidak mau Migular harus menguburkannya. Malam-malam itu juga Migular keluar rumah dan menguburkannya di bawah tangga rumah, tempat sangat jarang diperhatikan oleh orang-orang penghuni rumah ataupun tamu yang berkunjung. "Sepertinya aku akan menggali disebelah sini, oh tidak, disebelah sini, oh tidak, disini saja!" Kata Migular. Di tengah-tengah kesibukan rahasia Migular itu, terdengar suara berisik dari belakang pepohonan yang rimbun. Migular: "Apakah Itu?" Suara itu semakin bising ketika Migular medekatinya. "Miauuu..." "Oh... ternyata hanya kucing, kukira ada seseorang, membuatku takut saja..."
Ucapan Migular yang sedikit kesal. "Sepertinya lokasi disini cukup strategis, aku akan menggali disini..." Migular mulai menggali tepat dibawah kamarnya sendiri. Jam sudah menandakan pukul 01.35 atau jam setengah dua lewat lima menit, Migular menggali tanah itu sangat lama sehingga tangannya begitu kotor sampai ke ujung siku, Migular menggali lubang yang terlalu dalam. "Segini mungkin sudah cukup" Migular membungkus buku tersebut dengan selembar kertas dan sekantong plastik lalu menguburnya kembali oleh tanah, agar dapat menemukan tempatnya lebih mudah, Migular menancapkan satu stik kayu di tanah itu.
"Aku harus lanjut tidur sebelum ayah tertidur" Setelah itu, Migular kembali masuk kedalam rumah dengan buru-buru. Mata Migular kemudian melirik ke sebuah jam dinding di dalam rumah "Gawat, aku harus cepat-cepat membersihkan tanganku dan segera tidur... Ayah akan mulai melakukan rutinitas sehari-harinya di jam tiga pagi" Ayah Migular berangkat bekerja dari jam 4 pagi, sehingga ayahnya harus bangun di jam 3 untuk sarapan dan membersihkan diri, Karena dari itu, Migular akan cepat-cepat pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangannya yang kotor.
...****************...
Setelah membersihkan tangannya yang kotor, Migular kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya. "Tadi itu benar-benar menegangkan sekali, untungnya aku kembali kekamarku tepat sebelum ayah bagun" Migular kembali ke tempat tidurnya dan segara tidur, ia menutupi sebagian badannya dengan selimut. Ia tidak bisa tertidur lelap, terpikirkan dengan bukunya yang ia sembunyikan di bawah sana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jam Sudah Menunjukan Pada Pukul Setengah tiga Pagi.
"Yaampun ... Sudah jam segini dan mataku masih susah untuk ditutup..." Migular yang kesal tidak bisa tertidur lelap. "Ini adalah malam pertamaku di seumur hidupku tidak bisa tidur dengan tenang" Keluhan Migular di dalam hati. Tiga puluh menit kemudian, terdengar suara seseorang membuka pintu, itu adalah Rahel, ayah Migular. "Apakah itu ayah? huft... syukurlah aku sudah datang ke kamarku lebih dulu" "Telapak kaki siapakah ini? kenapa lantai sangat kotor sekali??!??" Tanya ayah Migular dengan kebingungan. Keluarga Rahel dan Nihon yang mendengar suara itu langsung terbangun.
Nihon: "Ayah ada apa?"
Rahel : "Lihatlah lantai di sekelilingmu! Siapa yang membuatnya sekotor ini?"
Adelia: "Nihon, Ayah kenapa berisik sekali? Dan kenapa banyak kotoran di lantai? aku tidak melihatnya tadi malam!???!!..."
Rahel : "Maaf anak-anak dan cucu-cucuku telah membuat kalian tidak nyaman... Ayah juga tidak tahu apa yang dengan terjadi... Tidak mungkin Migular yang membuat semua ini!!??!!!?"
Adelia : "Jejak-jejak ini mengarah ke kamar mandi! ada apa didalam?"
Nihon: "Biarkan kami saja yang membersihkan ini semua... dan hari ini ayah tidak perlu bekerja... biarkan kami yang mengurus ayah sehari ini!"
Rahel: "Nihon aku tidak bisa melakukan itu, jika aku melakukannya bisa-bisa aku akan di pecat dari perusahaan."
Adelia: "Ini memang sudah waktunya ayah untuk pensiun"
Rahel:"Mungkin mereka ada benarnya juga... Aku telah terlalu lelah untuk bekerja" *Berbicara di dalam hati*
"Ayah akan pikir-pikir lagi"
Nihon: "Kita akan bahas ini lagi nanti, sekarang waktunya untuk membersihkan"
Adelia menyiapkan satu ember penuh air bersih untuk membersihkan seluruh lantai yang kotor, meskipun ada hal yang janggal terhadap peristiwa ini, namun mereka bersenang-senang sederhana.
"Oh tidak, aku melupakan yang itu... Aku lupa membersihkan lantai... mereka akan mencurigaiku... Apa yang harus aku perbuat..." Kata Migular yang takut. "Di depan sangat bising sekali, ada apa ya?!!?" Migular dengan rasa penasaran atas kebisingan yang didengarnya mengintip diam-diam di celah-celah pintu kamarnya. Migular melihat saudara-saudara besarnya, mereka sangat ceria bisa berkumpul dengan keluarganya lagi seperti dahulu meskipun salah satu sosok yang melengkapi keluarganya sudah pergi lebih dulu meninggalkan mereka.
"senang rasanya bisa menjadi kecil seperti dulu..." ucap Nihon dan Adelia di dalam hatinya masing-masing.
"Jika aku keluar sekarang, mereka pasti akan curinga kepadaku, sebaiknya aku pura-pura tidur saja sampai matahari terbit" Kata Migular yang berbisik kepada dirinya sendiri di dalam kamar. Ia melanjutkan tidurnya sampai pagi hari.
...****************...
Di Pagi Hari Yang Cerah...
Jam Menunjukkan Pukul Setengah Enam
Migular: "Ayah, Dimana Adelia dan Nihon?"
Rahel: "Mereka semua sudah pulang, mereka bilang bahwa ada pekerjaan yang harus mereka kerjakan hari ini, sepertinya mereka sangat sibuk..."
Migular: "Kenapa ayah tidak bekerja?"
Rahel: "Mereka berdua berpesan kepada ayah untuk istirahat hari ini, mereka bilang ayah harus sudah pensiun di usia ayah saat ini."
Migular: "Ayah, kenapa tadi malam sangat bising sekali?"
Rahel: "Kau Terganggu ya? Maaf ya, tadi kami sedang membersihkan lantai yang kotor."
Migular:"Ya ampun... Jangan sampai mereka tahu kalau aku menguping pembicaraan mereka tadi malam" *Berkata di dalam hati* "Itu Artinya, berarti ayah tidak akan pergi bekerja hari ini? ayah akan dirumah sehari penuh?"
Rahel: "Iya anakku..., Nihon dan Adelia berpesan untuk tidak pergi keluar rumah hari ini"
Migular:"Itu artinya, aku tidak bisa membukanya hari ini..." *Mengatakannya di dalam hati*
"Yasudahlah, mungkin tidak hari ini aku akan membuka buku itu, sepertinya aku harus menyingkirkan buku itu dari pandangan ku untuk hari ini saja" Di hari itu, Migular melihat banyak anak-anak sepantarannya yang baru saja pulang dari sekolah, Migular melihat mereka sangat ceria dan bersosialisasi dengan yang lainnya. Muncul rasa iri dengan anak-anak lainnya di hati Migular. "Rasanya aku juga ingin hidup seperti mereka" Sedih Migular yang ia pendam selama bertahun-tahun mengisolasi kan dirinya sendiri di rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments