Eps VI : Kebakaran Besar

Migular melamun di jendela melihat teman-teman sebayanya bersosialisasi dengan yang lainnya, memiliki banyak teman dan saling tolong-menolong. "Sepertinya enak sekali ya punya banyak teman, sedangkan aku disini melamun sendirian" Ucapan Migular di dalam hatinya. Ayahnya yang saat itu duduk di sofa melihat wajah Migular yang tampak murung dan tidak seperti ia yang biasanya, wajahnya tampak lebih sedih dari biasanya.

"Ada apa lagi dengan anak itu?" Tanya sang ayah kepada dirinya sendiri. *Brakkk* Migular mengunci pintu dan mengurung diri di kamar. "Aku memang tidak memiliki tujuan hidup" Migular yang kecewa.

...****************...

Di rumah kediaman keluarga Nihon,

"Akhirnya, kita sudah pulang ke rumah, ayo anak-anak, kita masuk!" Kata Nihon setelah keluar dari mobil. Tidak ada yang menyaut seruan Nihon, saat berbalik ke belakang, anak-anaknya tertidur pulas di dalam mobil. "Yah, anak-anak ketiduran... bisakah kau bantu aku mengangkat mereka?" Istrinya Nihon sedang membutuhkan bantuan.

Sesampainya mereka semua ke dalam rumah, anak-anak Nihon tertidur pulas kecuali istrinya dan dia sendiri.

Di rumah kediaman keluarga Adelia,

"Sudah sampai ke rumah, tadi pagi itu, sangat menyenangkan sekali" *Adelia tersenyum tipis. "Aku berharap bisa menghabiskan waktu penuh satu hari saja bersama ayahku..." Rasa rindu Adelia. Keduanya mengendarai mobil sebagai sarana transportasi untuk pulang.

*Flashback Of Adelia Memory*

Adelia : Ayah Tangkap!

Rahel : ???? Apa? Dimana?

*Dug*

Adelia : Ayah, kau tidak apa-apa? Maafkan Adelia yah...

Rahel : Ayah tidak kenapa-kenapa... Adelia, lain kali berhati-hatilah dengan benda itu!

Adelia : Iya ayah ...

*Adelia pergi menjauh*

*wush* Suara lemparan petasan dari belakang

*Adelia membalikan bandanya*

Adelia : Ayah... ?

Rahel : Ayo kita bermain bersama...

Adelia : Oke...... (*Tersenyum*)

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kembali ke rumah kediaman Migular dan ayahnya, suana rumah kembali menjadi sepi sepulang saudaranya kerumah. Di depan rumah Migular, ada kerumunan orang-orang yang memarkirkan kendaraannya di halaman rumah Migular. Ada salah satu tetangganya yang sedang merayakan sebuah pesta. Akibatnya, Migular menjadi kesulitan untuk keluar. "Ayah sedang tidur siang, sepertinya ini waktunya untuk membuka buku itu, ada ramalan baru yang harus ku baca" Kata Migular.

"Ramai sekali di luar... aku jadi kesulitan untuk pergi keluar... Terpaksa aku harus lewat dapur!"

"Ihh, Ehh, Beh Sempit Sekali, orang-orang itu tolol tidak tau sopan santun!"

"Ini dia, disinilah aku meletakkan nya!"

*Menggali*

"Ini dia bukunya ... mari kita lihat apa saja hal-hal yang baru hari ini!"

...****************...

Di Buku Tertulis Bahwa...

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

: - Akan ada banyak orang yang berkerumunan di *Alamat rumah Migular* *di jam 3 sore, terjadi kebakaran yang menghanguskan seluruh bagian rumah sang pemilik.

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

"Astaga!?? Kebakaran? apa maksudnya... apa benar semua ini? buku ini menuliskan alamatku dengan benar!"

Migular yang terkejut melihat pernyataan dari buku tersebut. Di dalam bukunya, tertulis akan ada peristiwa kebakaran yang menimpa rumah sang pemilik yang sedang menyelenggarakan pesta, Tetangganya Migular.

Saat ini jam menunjukan pada pukul setengah 2, itu artinya, Migular masih memiliki waktu satu setengah jam untuk menyelamatkan seluruh orang yang ada di rumah tersebut. Migular lantas berbegas berlari mengarah ke rumah tetangganya, namun ada banyak pantangan yang dihadapinya, banyak mobil dan kerumunan orang-orang di halamannya yang padat, Migular sangat kesusahan untuk masuk ke rumah tersebut. "Padat sekali... Kalau begini, aku akan kesulitan, aku harus cepat-cepat!" Ucap Migular yang sedang terengah-engah berlari.

"Permisi tuan, permisi, opps maaf, permisi, aduh maaf ya maaf maaf, permisi" Kata Migular yang berusaha secepat mungkin menghindari kerumunan banyak orang. Migular berada di tiga per empat jalan menuju ke rumah tetangganya.

Migular: "Akhirnya, sampai juga ..."

Salah satu orang : "Halo anak muda, siapa namamu?"

Migular: "Maaf Aku sedang buru-buru."

Salah satu orang:"Hey anak kecil"

Migular: "Permisi"

*Migular berusaha menghindari keramaian tersebut*

Migular berlari secepat mungkin dan segera memasuki rumah tersebut.

Jam Menunjukan Pukul 2 Siang,

Migular: Semuanya Waspada! *Migular Berteriak di tengah keramaian banyak orang*

Orang-orang: hah? Siapa anak kecil itu ya? ya, siapa dia ya? ada apa? *Orang-orang di sana terheran heran*

Migular: AKAN TERJADI KEBAKARAN! *Teriakan Panik Migular*

Orang-orang: hah? dia sedang apa? iya... dia kenapa ya?

Orang-orang: ada ada saja! kebakaran apa? iya tidak mungkin!

Orang-orang: kebakaran?

*Semua orang berbisik diam-diam*

Orang-orang: Dia mengacaukan pesta kita! ia, dia mengacaukannya! Usir saja dia!

Migular: Tunggu... Percayalah kepadaku!

*Migular di seret keluar*

*Migular ditertawakan banyak orang*

Orang-orang: huuuu! *orang-orang menyoraki Migular sebagai ejekan*

Sedangkan Ayahnya yang berada di rumah : *Terbangun* "huh? dimana Migular", *Melihat ke jendela* "Yaampun, itu Migular, apakah aku tidak salah lihat?" Ayahnya terkejut melihat Migular diteriaki banyak orang di sebuah kerumunan rumah tetangganya. Ayahnya pun bergegas berlari keluar rumah dan menghampiri kerumunan tersebut. "Maaf, ada apa ini?" Tanya Rahel. "Anakmu ini mengacaukan pestanya!" Kata orang-orang disana. "Maaf ayah" Kata Migular. "Ayo cepat kita pulang! Kau membuat aku malu saja!" Marah Rahel. "Apa harus menjadi dewasa dulu untuk dipercayai semua orang?" Kata Migular yang kesal.

Migular diseret ayahnya masuk ke dalam kamar. Ayahnya marah sebari menanyakan apa yang baru saja terjadi. "Apa yang baru saja kau perbuat!???!!!" Tanya ayahnya yang sebari membentak Migular dengan keras. Migular menahan tangisannya dan berkata "Orang-orang itu terancam ayah, mereka akan mengalami musibah sebentar lagi!" Ayahnya menjawab "Apa yang kau maksud?, Sudahlah! jangan bertingkah yang aneh-aneh lagi. Ayah sudah lelah dibuat frustasi seperti itu! Kau membuat ayah malu!" BRAKK!!! *Ayah Migular membanting pintu dengan keras*

"TERSERAH APA KATA AYAH! AKU SUDAH TIDAK PEDULI DENGAN AYAH! AKU BENCI AYAH!" Migular Berteriak dengan keras dari dalam kamarnya. Ia sangat membenci Ayahnya, ia tidak pernah percaya sedikitpun kepada anaknya. tidak lama setelah itu, Migular berlari ke luar rumah sambil menahan tangisannya. Migular pergi dari rumah ke makam ibunya meninggalkan ayahnya seorang diri di rumah. Migular menceritakan semuanya tentang apa yang baru saja terjadi kepada ibunya yang sudah meninggal. Di rumah, sang ayah tidak peduli dengan kondisi Migular saat ini, ia benar-benar kecewa dengan Migular karena sudah dibuat malu didepan banyak orang.

Migular yang sedang berada di makam ibunya, menangis tersedu-sedu, ayahnya membentak Migular terlalu keras. Jam tangan Migular menunjukan bahwa sekarang sudah menandakan pukul 14.59. 1 menit kemudian, orang-orang di sekitar berlarian tidak tahu arah yang menyebabkan kerusuhan. "Apa yang terjadi?" Migular bertanya-tanya kebingungan. "Lariiii....." "Aaaaaa" "Lihat itu" "Ya ampun, apa itu?!!??" Teriakan orang-orang disekitarnya. Migularpun berbalik badan dan melihat segumpalan asap berwarna sangat hitam dari kejauhan. "Itu di daerah rumahku!!!!???!?!!, Ternyata ramalan itu memang benar kejadiannya" Migular yang terkejut apa yang baru saja matanya lihat. Semakin lama Migular menatap ke asap tersebut, semakin tebal juga asap itu.

O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O

Di rumah kediaman ayah Migular.

"Sialan anak itu, huft!!" Kecewa sang ayah. Dibelakang, "£&#-_-£##-@&#&£@&-#£&@&-_£*" Teriakan banyak orang di sekitar. "Suara berisik apa itu?" si ayah yang kebingungan. Ayahnya mencium bau asap yang begitu panas di hidungnya. "Apa ini? Bau kebakaran???" Sang ayah bergegas mengecek ke dapur, setelah di cek, keadaan dapur baik-baik saja. Lantas si ayah bingung dari mana bau asap ini datang? Baunya begitu menyengat. Di jendela, ayahnya melihat segumpalan asap hitam yang menumpuk dari arah rumah kediaman tetangganya yang sedang menyelenggarakan pesta. "Astaga... Apa itu? Apa yang sedang terjadi disana?" "Itu Kebakaran !!!" Rahel bergegas pergi keluar rumah, ketika sampai di ruang tamu, banyak asap hitam tebal yang memasuki rumah Rahel. "Tenggorokanku terasa sakit, uhuk-uhuk uhuk!!" Rahel batuk-batuk menghirup asap tebal yang masuk ke dalam rumahnya melalui pintu depan dan jendela. Tak lama setelah itu, matanya Rahel memerah dan kesulitan untuk bernafas. Kemudian setelah itu, ***Brukk*** Rahel jatuh pingsan. Batuknya sangat keras sehingga tenggorokannya terluka dan mengeluarkan darah.

Diluar rumah, banyak orang yang batuk-batuk menghirup udara di sekitarnya yang sudah terkontaminasi dengan asap yang kotor. Api di sekitarnya menjalar kemana-mana, api itu bahkan hampir mengenai rumah Migular. Keadaan semakin parah, banyak orang yang pingsan di jalanan karena menghirup udara tersebut, karena asapnya sangat hitam dan begitu tebal, pihak keamanan, ambulans dan pemadam kebakaran sangat sulit untuk masuk. Saking besarnya api tersebut, orang-orang yang berada di rumah sudah hangus menjadi abu, orang-orang yang tidak percaya omongan Migular tadi sudah terbakar hangus oleh api merah yang menyala.

O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O

Kembali ke Migular,

Migular yang berlari sekuat mungkin mengarah pulang ke rumahnya, khawatir akan kondisi ayahnya. sedangkan apinya terus menjalar memakan pepohonan yang besar dan yang kecil di sekitarnya, hingga hangus hanya menyisakan abu. Migular telah sampai di dekat rumah, namun asapnya menghalangi Migular untuk masuk. "Yaampun... Apakah ayah baik-baik saja disana?!!??, Aku benar-benar khawatir, aku harus bagaimana sekarang!!?? Aku benar-benar khawatir!!??" Hati Migular yang sangat khawatir. "HEYYY NAKK! PERGILAH DARI SINI!! DI SINI BERBAHAYA" "TIDAKK!! AKU TIDAK MAU, Aku Akan Tetap Disini, Keluargaku ada di dalam Sana!!!!!" *Migular diseret oleh petugas keamanan di sana agar menjauh dari lokasi tersebut* Tak lama kemudian, Asap tersebut seolah-olah mengejar dan melahap segala yang disekitarnya, Migular dan orang-orang disekitarnya dikejar-kejar oleh gumpalan asap tersebut.

"Mataku sakit" Ucap Migular, asap kotornya masuk ke matanya. Asap kotor tersebut menyebar dan membesar ke segala arah seiring dengan menjalarnya api. "Semoga saja ada petugas yang menyelamatkan ayah didalam sana" Migular yang sedih dan Khawatir dengan ayahnya.

Di Rumah Kediaman Nihon Dan Keluarganya,

TV*

N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N CBN Timur Melaporkan:

Ada sebuah peristiwa kebakaran di jalan *Alamat Migular* yang membakar hampir satu komplek perumahan dan pepohonan di sekitarnya, Ada 15 jasad korban yang ditemukan oleh petugas dari dalam asap hitam tebal yang menggumpal.

N N N N N N M N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N

Nihon: Apa??? Bukankah itu tempat tinggal ayah dan Migular? Bu, ibu lihat ini!

Istri Nihon: Astaga? Kebakaran? di jalan ***?

Nihon: Iya bu, ada kebakaran yang besar disana!

Istri Nihon: Apakah ayah mertua dan Migular baik-baik saja?

Nihon: Aku harus segara cepat-cepat pergi kesana untuk mengecek keadaan!

Istri Nihon: Bolehkah aku ikut?

Nihon: Tidak perlu... Kau urus saja anak-anak dirumah ya... Aku harus segera pergi!

Istri Nihon: Baiklah kalau begitu, hati-hati di jalan!

Nihon: Yaaa *Membalas dari kejauhan*

Di Perjalanan

"Duhhh, jalanannya macet lagi... aku harus sampai ke sana secepat mungkin, semoga saja Migular dan ayah baik-baik saja" Singkatnya, waktu yang diperlukan Nihon untuk sampai ke komplek tersebut adalah 30 menit. sesampainya Nihon di tempat tujuannya, Nihon dicegat dengan para petugas dan aparat setempat. "Hey Hey Hey... kau mau pergi kemana tuan?" "Aku mau pergi ke rumah ayahku di sana" jawab Nihon. "Kau tidak bisa, berbalik lah, tidak aman disini!!" "Kau banyak bicara, biarkan aku lewat!!!" *Nihon memberontak* Nihon tidak menghiraukan apa yang diucapkan oleh petugas, ia menerobos masuk menempuh asap-asap yang tebal di pandangannya...

"Dimana rumah ayah? mataku tidak bisa melihat apapun, uhuk-uhuk" Nihon batuk. "Tenggorokanku sakit sekali, uhuk-uhuk, tunggu, siapakah itu didepan? ha? Migular? itukah kau?" Nihon terkejut, Nihon melihat didepannya ada Migular yang sedang pingsan. *Bruk* Nihon pingsan, tubuhnya memanas dipanggang oleh asap tebal tersebut.

Korban kebakaran terus saja berjatuhan, asap semakin tebal dan tumbuh semakin banyak ke segala arah, petugas, aparat dan pemadam kebakaran bahkan pemerintah yang turun tangan sekalipun sangat kesulitan untuk mengendalikan kondisi. Transportasi penerbangan juga terhambat, ini adalah peristiwa kebakaran terbesar yang pernah ada belahan bumi timur.

Di rumah kediaman Keluarga Adelia,

Tut... Tut... Tut... Tut... Tut...

*Suara ketukan normor Telepon.

Adelia: "Kenapa mereka sangat sulit dihubungi??"

Adelia:"Aku Sudah mencoba menghubungi Nihon, Ayah dan Migular tetapi tidak bisa, semoga mereka aman-aman saja, aku benar-benar khawatir" "siapa lagi yang bisa ku hubungi?"

Adelia melamun memikirkan apa yang harus dia lakukan. "Apa aku kesana saja ya?" ucap Adelia, "Biar aku saja, kau diam dirumah!" balas suaminya dari belakang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!