Eps IX : Mimpi Migular (3)

*Migular menyembunyikan 1 biji obat yang baru saja diberikan ayahnya ke bawah bantal tempat tidunya*

*Migular tertidur*

*Migular memasuki mimpi misterius tersebut*

M W M W M W M W M W M W M W M

Di dalam Mimpi,

*Wushhh* Angin dari berbagai arah mengarah ke Migular begitu kencang, suasana di saat itu sangat gelap. "Bu, ibu? dimana ibu?" Migular bertanya-tanya sambil berjalan lurus. "Migular, ibu disini, kemarilah!" Arwah ibu Migular yang berdiri di atas awan merah dari kejauhan.

Migular mendekati ibunya

Ibunya membisikan sesuatu ke telinganya Migular.

"Migular, putri bungsuku... jangan bilang siapa-siapa ya kalau ibu ada di sini. Hanya ada kita berdua disini, hanya di antara kita berdua oke? ibu lihat, kamu sudah tahu tentang buku rahasia itu ya?"

"Iya ib- tunggu, ibukan sudah meninggal, kenapa kau masih disini? apa tujuanmu menghantuiku di mimpi ini?"

"Sangat sulit bagi ibu untuk memberikan penerangan tentang ini kepadamu, sebenarnya, roh orang-orang yang dituliskan nama-namanya di buku kuno itu, mereka akan berada disini, termasuk kau juga, Migular"

Mendengar penjelasan itu, Migular merasa keheranan dan ketakutan. "Apa maksudmu, ibu? Aku akan berada di sini bersama roh orang-orang yang dituliskan di buku kuno itu?" tanyanya dengan suara gemetar.

"Iya, Migular. Kamu juga akan menjadi bagian dari mereka," jawab ibu Migular dengan lembut.

Mendengar itu, Migular merasa takut dan tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. "Tapi mengapa aku harus menjadi bagian dari mereka? Apa yang harus aku lakukan?" tanyanya lagi.

"Ibu tahu ini sulit untuk dipahami, tapi kamu harus memahami bahwa ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Kamu harus menemukan jawabannya sendiri. Dan untuk itu, kamu harus siap untuk menghadapi perjalananmu yang panjang dan penuh rintangan," jawab ibu Migular dengan bijaksana.

Mendengar itu, Migular merasa sedikit lega dan bersemangat. "Baiklah, ibu. Aku akan siap menghadapi perjalanan panjang itu dan menemukan jawaban atas segala pertanyaanku," ucapnya dengan mantap.

Ibu Migular tersenyum dan berkata, "Aku tahu kamu pasti akan berhasil. Ingatlah, aku akan selalu bersamamu, bahkan ketika kamu tidak bisa melihatku."

Migular tersenyum dan merasakan kehangatan dalam hatinya. Dia tahu bahwa meskipun ibunya sudah meninggal, dia masih ada di sana untuk membantunya melewati setiap rintangan. Dan dengan keyakinan yang baru ditemukannya, Migular siap untuk memulai perjalanannya menuju kebenaran yang sebenarnya.

*Migular pergi menjauh membelakangi ibunya*

"Migular, tunggu sebentar!"

*Migular berbalik badan menghadap ibunya*

"Ada apa ibu?"

"*Kau masih disana? oh syukurlah, ada satu hal lagi yang harus ibu beri tahu kepadamu, tujuanmu di dunia hanyalah untuk berbakti kepada orang tuamu yang tersisa, yaitu Rahel, ayahmu sendiri. Buatlah ia ceria, buatlah ia bahagia untuk terakhir kalinya, Migular! petualangan dan kehidupanmu yang abadi, sesungguhnya berada di sini!"

*Kabut putih menutupi sebagian mata Migular perlahan-lahan*

*Migular terbangun dari tidur*

*Migular melihat ke sekelilingnya*

*Mata Migular menatap ke wajah ayahnya yang sedang terbaring tidur dengan cukup lama*

"Sebenarnya siapakah aku? aku bahkan tidak mengetahui itu sejak dulu, kenapa baru sekarang?" Ucap Migular yang bertanya kepada dirinya sendiri.

*Suara seseorang membuka pintu ruangan*

"Gawat, itu Adelia!" Migular terkejut ada seseorang yang memasuki ruangannya tengah malam. Migular bergegas membaringkan badannya kembali ke kasur.

"Leganya... saatnya aku pergi tidur lagi..."

Kata Adelia yang baru saja pergi ke toilet.

"Tunggu, jam tangan yang sebelumnya ada di sebelah Migular menghilang? perasaan aku melihatnya disini terakhir kali!!??!?"

Adelia bertanya-tanya kebingungan. "Astaga, aku lupa! aku menggenggamnya di tanganku!" Migular masih berpura-pura tertidur lelap sedangkan Adelia yang berada di sampingnya memerhatikan kerak-kerik Migular. "Ah sudahlah... mikir apa aku ini... lanjut tidur saja!" Adelia mulai tidak peduli dengan apa yang baru saja terjadi. Adelia menghampiri kasurnya dan kembali tidur. "Huftt...tadi itu hampir saja" Kata Migular.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!