Jason dan Stevan sedang berada di ruang tengah, saat ini mereka sedang menunggu Hans yang tengah pergi keluar dua jam lalu untuk mencari persediaan makanan mereka selama sepekan. Jika ditanya mengapa demikian? Tentu saja mereka butuh makan. Dengan syarat, meminum pil yang diberikan oleh Nera agar bisa menahan rasa haus darahnya. Tidak mudah menjadi vampir yang hidup di tengah-tengah kehidupan manusia perkotaan dengan jumlah penduduk yang lumayan padat.
"Steve, aku harus pulang sekarang. Jayden sedang terluka parah." Jason memulai topik, dia berdiri dan pergi menuju kamar untuk mengambil sesuatu.
"Apa? Memangnya apa yang sudah terjadi padanya?" tanya Stevan mulai sedikit cemas.
Jason kembali dari kamar. "Dia diserang Helen." katanya.
"Apa?!" Stevan terlonjak kaget mendengar penuturan Jason.
"Tanpa kita sadari, ternyata Helen adalah salah satu tangan kanan Alex, gadis itu telah menipu kita selama ini." Decak Jason.
"Kurang ajar! Bagaimana bisa kita tertipu dengan manusia licik sepertinya." Jason menunjukkan mata merahnya yang menyala.
"Berarti sejak awal gadis itu memang seorang vampir? Dia berpura-pura untuk mendapatkan informasi dari rumah?" Stevan bertanya-tanya.
Jason menghela napas sejenak. "Entahlah." Jason meletakkan beberapa pakaiannya ke dalam tas.
Saat ini Jason sedang mengemasi barang-barangnya, hari ini dia akan pulang ke rumah untuk mengobati Jayden.
Jason merupakan anak yang sangat cerdas. Barangkali kata Jenius lebih tepat untuknya. Dia mempelajari semua ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh manusia. Karena kecerdasannya, Jason sudah seperti dokter atau profesor. Bahkan Nera yang selama ini merawat mereka juga mengakui kehebatan dan kecerdasan Jason.
"Memangnya ada obat yang bisa mengobati Jayden?" tanya Stevan.
"Aku tidak tau." Jason menggeleng, "tapi aku akan berusaha membuatkan obat yang bisa menyembuhkannya ... secepat mungkin." Katanya begitu yakin.
Selang beberapa menit kemudian, pintu terbuka dan mendapati Hans berada di ambang pintu sambil melepas alas kakinya. Dia pun berjalan lalu duduk di samping Jason.
"Kalian sedang membicarakan apa?" tanyanya. "dan kau mau ke mana dengan semua barang-barang itu?" Sambungnya setelah melihat tas di sebelah Jason.
"Aku akan pulang untuk melihat kondisi Jayden, dia sedang terluka parah " Balas Jason masih berkemas.
"Jayden terluka? Bagaimana bisa?" Hans yang baru datang pun terkejut mendengar kabar dari salah satu adiknya.
"Helen adalah pelaku penyerangan itu, Kak. Dia bersekongkol dengan Alex dan Hares." Jawab Stevan. Karena nampaknya Jason sedang kerepotan dengan barang-barang miliknya.
"Untuk sementara aku tidak bisa ikut melanjutkan tugas dari Nera untuk menjaga Alana di sini. Berjanjilah untuk menjaga dan melindunginya dengan baik. Saat ini dia benar-benar dalam bahaya, mengingat bahwa ternyata Helen juga mengincarnya saat ini." Jason memperingatkan.
"Jadi, mungkinkah sosok berjubah yang diceritakan Alana tadi adalah Helen?" Hans bertanya-tanya.
"Alana bertemu sosok jubah hitam?"
"Yaa, dia memberitahunya tadi."
"Tadi? Kau bertemu dengan Alana?"
"Yaa, dia terpeleset di jalan dan kakinya terkilir. Jadi aku membantunya dan mengantarkan gadis itu pulang.'
"Kak, sosok itu juga pernah kita jumpai saat dia berusaha menyerang kak Hanna, bukan? Kita harus ekstra waspada untuk saat ini." Jason kembali mengingatkan.
"Sepertinya semua barang ku sudah masuk ke dalam tas, kalau begitu aku akan berangkat sekarang. Kalian berhati-hatilah, aku mengandalkan kalian berdua," ucap Jason yang sudah siap dan segera bergegas untuk pergi.
Hans mengangguk, tapi tidak bagi Stevan yang tidak merespon karena kedua kakaknya membicarakan keselamatan Alana.
Mereka pun mengantar Jason sampai di depan pintu. "Aku akan berusaha menyembuhkannya." Jason pun menghilang secepat kilat, Hans dan Stevan pun kembali masuk ke dalam rumah.
"Apa kau tau kalau Hares mengadakan pesta?" Tanya Hans sebelum kembali ke kamar.
"Ya." Jawab Stevan singkat.
"Kenapa kau tidak memberitahuku?"
"Semua orang yang ada di sekolah membicarakan pesta itu seharian, bagaimana kau bisa tidak tau?" Ujar Stevan dengan santai.
"Aku tidak mendengarkan dan mengamati mereka, aku terlalu fokus mengamati Alana dari kejauhan."
"Kau masih ingin melindungi gadis itu?"
"Itu adalah tugasku, jika kau tidak mau melakukannya aku yang akan menjaganya," sahut Hans lalu pergi menuju kamar.
Cih, kau benar-benar serius dengan ucapanmu. Dari dulu kau memang keras kepala. Apa boleh buat, aku harus melakukannya juga. Batin Stevan.
***
Jason telah sampai di rumah, tak membutuhkan waktu lama untuk bisa sampai karena dia juga tak memerlukan kendaraan untuk melakukan perjalanannya.
"Kak Jason!" teriak James yang menyadari kedatangan sang kakak.
"Ada apa? Kenapa kau menangis?" Jason kebingungan melihat James menangis.
"Kak Jayden ...."
Ketika mendengar nama Jayden, Jason langsung berlari menuju ruangan khusus yang biasa digunakan oleh Nera. Di ruangan itu terdapat bermacam-macam peralatan medis dan obat untuk menyembuhkan suatu penyakit.
"Syukurlah kau sudah sampai. Kondisinya sangat mengkhawatirkan, dia membutuhkan darah itu." Nera memundurkan langkahnya untuk memberi jalan pada Jason.
"Darah itu? Darah apa maksudmu?"
"Jayden membutuhkan darah Alana."
"Apa?!"
"Lukanya cukup parah dan dia membutuhkan darah itu secepatnya. Jika tidak, Jayden akan ma--"
"Tidak!"
"Kau tau kalau darah Alana adalah obat yang paling manjur untuk mengobati luka pada vampir seperti kita." Lanjut Nera.
"Kak ... tolong selamatkan kak Jayden ...."
Ketiga adiknya mulai menangis dan memohon kepada Jason untuk segera menyelamatkan nyawa Jayden.
"Apa tidak ada cara lain?" tanya Jason nampak putus asa.
"Aku sudah memberikan beberapa obat untuk menyembuhkannya, tapi hampir semuanya tidak mempan. Dia semakin parah dan sering kejang-kejang. Yang bisa aku berikan hanyalah antivirus ini." ungkap Nera.
Jason terkejut dengan apa yang sudah menimpa Jayden. Dia pun berpikir keras untuk mencari jalan keluar. Ketika ia melihat luka yang ada pada lengan Jayden, dia tersadar akan satu hal. Luka yang hanya bisa dibuat oleh orang yang terinfeksi virus EN3011 tahap satu. Tidak salah lagi, orang yang sudah terinfeksi virus itu hanyalah Alex, Hares, dan Helen.
"Aku akan membuat obatnya."
"Percuma, Jason, kau tidak akan bisa membuat obat itu. Kalau memang kau bersikeras membuat obat itu, salah satu bahan yang sangat penting dalam pembuatan obat untuk luka Jayden adalah Moorblood." Ungkap Nera.
"Kalau begitu kita harus mendapatkan darah itu! Kak Jayden membutuhkannya!" Sean kembali mengingatkan.
Jason terdiam dan berpikir sejenak. "Baiklah, aku akan kembali ke kota untuk membawa Alana kesini." ucap Jason
"Kenapa kau tidak meminta darahnya saja pada gadis itu?" tanya Nicole.
"Itu percuma, Jayden harus menghisapnya secara langsung, darah yang sudah keluar atau tumpah secara tidak sengaja dari tubuh Alana akan cepat mengering, dan darah itu tidak akan bisa menyembuhkan luka pada tubuh Jayden." Jelas Jason singkatnya.
"Kalau dia tidak mau, bagaimana? Dia pasti akan ketakutan," tukas James yang semakin khawatir.
"Aku akan berusaha membujuknya, semoga saja dia bersedia." harap Jason.
"Lalu, jika Jayden menghisap darahnya, apakah Alana akan menjadi vampir juga?" Nicole kembali bertanya.
"Aku tidak tau, tapi jika Jayden benar-benar menghisap darah Alana ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Alana akan meninggal atau menjadi vampir."
Tiba-tiba Jayden kembali mengalami kejang-kejang, semua orang yang ada di dalam ruangan panik dan berusaha menolong. Jason tak bisa membiarkan saudaranya kejang-kejang seperti itu. Akhirnya dia pun memutuskan untuk kembali ke kota untuk membawa Alana. Jason juga ditemani Nicole dalam perjalanannya menuju kota.
"Kau hanya punya waktu 24 jam. Jika lewat, kita akan kehilangan dia untuk selamanya." Nera memperingatkan.
"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, aku akan kembali sebelum 24 jam."
Bertahanlah, Jayden. Gumam Jason dalam perjalanan.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments