Moorblood

"ALANA!"

"HELEN!"

Suara teriakan itu datang dari Elice dan murid-murid lainnya yang tengah mencari Alana dan Helen di tengah hutan.

Kretak!

"Eh?"

Saat Elice sedang berjalan menyusuri hutan bersama Yuri, dia menginjak sesuatu yang teksturnya seperti papan kayu. Elice memberhentikan langkahnya, dia pun mengambil posisi jongkok untuk meraih papan tersebut.

"Apa ini ...?" Elice yang penasaran membersihkan beberapa dedaunan maupun rumput liar yang hinggap di papan itu.

Ternyata ada sebuah tulisan di papan tersebut. "Kawasan terlarang?" ucapnya membaca tulisan di papan itu.

"Apakah Alana dan Helen masuk ke kawasan terlarang itu?" tanyanya pada diri sendiri.

"El, kau sedang apa?" tanya Yuri yang datang menghampiri dam menepuk bahu Elice.

"Coba kau lihat papan ini." Elice menyodorkan papan itu pada Yuri

"Eh? Kawasan terlarang?" Mata Yuri langsung teralihkan pada tulisan di papan tersebut. Tak selang lama ia pun memalingkan pandangannya ke wajah Elice dengan raut ketakutan.

"Apa kau berpikir apa yang aku pikirkan, El?" ucap Yuri dengan nada gemetar.

"Aku rasa Alana dan Helen masuk ke kawasan hutan itu, dan mereka--"

"Aish, buka itu maksudku! Sebaiknya ... kita lari!!" Yuri memotong ucapan Elice lalu lari begitu cepat.

"Apa? Yuri, tunggu!" Elice memanggil nama temannya itu yang bahkan sudah tak terlihat oleh matanya.

"Kenapa dia lari?" Elice mengernyit karena bingung dengan sikap temannya itu.

"Tapi, jika memang benar Alana dan Helen masuk ke sana ..." pikirnya mulai jauh.

Dia pun terdiam untuk beberapa detik. Kemudian Elice mengingat sesuatu di dalam pikirannya.

"Ah astaga! Aku harus kembali ke perkemahan, hari sudah semakin gelap," ucapnya lalu melemparkan papan itu begitu saja dan lari menuju perkemahan.

Sesampai di perkemahan, semua murid nampak begitu kelelahan karena harus mencari dua murid yang menghilang secara misterius.

Sekelompok murid perempuan tengah berkumpul sambil menghangatkan diri di dekat api unggun.

"Jika kita tidak berhasil menemukan Alana dan Helena, kita akan dipulangkan," kata salah satu murid memulai percakapan.

"Apa?! Dari mana kau mendapatkan informasi itu?" tanya Elice terkejut.

"Aku tidak sengaja mendengar percakapan antara bu Maria dengan wali kelasku di tenda guru."

"El, apa kau tidak ingin memberitahu yang sebenarnya pada kakak Hanna?" saran Yuri.

"Aku ingin memberitahunya, tapi ... aku takut jika kak Hanna akan marah padaku."

"Setidaknya kau sudah berusaha jujur," sahut murid lainnya, berusaha menenangkan Elice yang masih frustasi.

"Kau benar, kalau begitu aku akan--"

"Anak-anak! Masuk ke tenda kalian masing-masing, dan bereskan barang-barang kalian karena besok pagi kita akan segera pulang," seru bu Maria tiba-tiba.

"Apa?!"

"Bu Maria, kita tidak bisa melakukan hal itu, kita baru mencari Alana dan Helen sekali!" protes Elice yang tidak terima.

"Saya melakukan ini demi kebaikan kalian semua, sekarang masuk ke tenda kalian dan beristirahatlah." tegas Bu Maria.

"Bu Maria, tunggu!" Elice mengejar Bu Maria.

Guru itu menoleh. "Ada apa lagi?"

"Bagaimana dengan nasib kedua temanku?" Elice terlihat memelas.

"Aku sudah melaporkan kasus ini pada pihak yang berwenang, mereka yang akan melanjutkan pencarian atas kasus orang hilang. Apa penjelasanku sudah bisa dimengerti?"

Elice terdiam, berusaha mencerna semua ucapan Bu Maria padanya.

"Saya anggap jawabannya iya."

Bu Maria dengan cepat berjalan meninggalkan Elice yang masih terdiam mematung.

Sudah di laporkan? Batin Elice sambil melebarkan kedua matanya karena masih tak percaya.

...***...

Stevan, Jason, dan James terkejut mendengar ucapan Nera setelah mengatakan bahwa Alana adalah pemilik darah Moorblood.

Darah tersebut merupakan darah terlangka kedua yang bisa membuat vampir menjadi abadi. Terdengar tidak logis dan tidak masuk akal, tetapi itu memang benar. Bahkan hanya dengan darah itu luka yang ada pada tubuh seorang vampir akan sembuh.

Pemilik darah tersebut adalah keturunan dari profesor Charles. Bisa dikatakan bahwa Alana adalah anak dari Charles itu sendiri.

Moorblood atau darah campuran merupakan gabungan antara DNA manusia dan vampir. Moorblood sendiri bukanlah bahan percobaan, darah tersebut murni dari hubungan antara manusia dan vampir.

Flashback

Seorang ilmuwan asal Luxemburg bernama Charles Thorn telah melakukan eksperimen terhadap makhluk hidup, baik pada hewan, tumbuhan, maupun manusia. Ilmuwan tersebut berhasil menciptakan vampir untuk pertama kalinya di muka bumi ini, objek pertama yang dia jadikan sebagai bahan eksperimen tersebut adalah dirinya sendiri.

Ya, Charles adalah vampir pertama.

Dia bahkan membuat ramuan yang terbuat dari berbagai macam bahan tak lazim, seperti mencampurkan berbagai macam darah hewan maupun zat yang ada di tumbuhan. Hal tersebut dilakukannya untuk membuktikan kepada dunia bahwa makhluk mitos penghisap darah itu nyata. Walaupun harus dengan menggunakan otak jenius miliknya dan pengorbanan seseorang untuk menghasilkan apa yang diinginkan dengan sempurna.

Obsesinya untuk menciptakan vampir telah membuat dirinya buta dan terus terjerumus dalam masalah besar. Perusahaan tempatnya bekerja mengeluarkan Charles dan mengusirnya. Penyebabnya karena dirinya telah melakukan eksperimen kepada manusia. Hal tersebut telah melanggar kode etik seorang ilmuwan di dalam sebuah perusahaan.

Setelah kejadian tersebut, dia tinggal di sebuah hutan daerah terpencil untuk melakukan percobaan terhadap manusia. Mayat manusia yang berhasil bertahan terhadap percobaan pertamanya adalah seorang wanita, jasadnya dia temukan sehari saat dirinya tiba di hutan.

Dari ciri-ciri mayat wanita tersebut, bisa dikatakan bahwa wanita itu adalah korban pembunuhan yang jasadnya dibuang ke dalam hutan. Karena kondisi mayat itu dalam keadaan utuh, dia pun menghidupkan wanita tersebut menggunakan virus EN2802 ciptaanya. Alhasil, wanita tersebut hidup kembali. Namun tidak bisa dikatakan sebagai manusia, melainkan vampir. Katanya seperti itu.

Menurut Charles, anak-anak adalah bahan yang paling sempurna untuk dijadikan sebagai percobaan. Sejak saat itulah dia merawat anak-anak terlantar di kediamannya. Memberi makan, bahkan pendidikan yang layak kepada anak-anak itu. Namun dibalik semua kebaikannya, Charles berniat menjadikan anak-anak itu sebagai percobaan. Bagi anak yang berhasil bertahan, akan tetap tinggal di rumahnya. Sedangkan yang tidak bertahan akan dibuang.

Ini gila. Sangat gila. Tetapi Charles tidak mempedulikan dan tetap teguh pada pendiriannya untuk menciptakan ras vampir terkuat.

Sekitar 20 dari 30 anak terlantar dijadikan sebagai percobaan untuk menguji virus EN1097, bukan hanya anak terlantar saja yang dia ambil, tetapi beberapa anak dari panti asuhan.

Hasil selalu menunjukkan bahwa anak-anak itu tidak dapat bertahan. Tersisa 10 anak yang terdiri dari Hans, Jason, Jayden, Stevan, Sean, James, Nicole, Alex, Hares, dan Johan.

Charles memutuskan untuk kembali membuat virus baru dengan nama EN3011 tahap pertama, virus itu akan diberikan pertama kali untuk Alex dan Johan sebagai kelinci percobaannya.

*Note

Ke sepuluh anak tadi tidak tahu bahwa Charles menjadikan mereka sebagai kelinci percobaan. Saat itu umur mereka rata-rata 8-9 tahun. Masih polos-polos.

Hasil menunjukkan bahwa Alex dapat bertahan dari virus yang dia suntikan ke dalam tubuhnya, bahkan Alex merasakan sensasi berbeda dari dalam tubuhnya. Namun, nahas Johan tidak dapat bertahan, hal tersebut diakibatkan oleh sistem kekebalan tubuh Johan yang kurang sempurna.

Setelah mengetahui bahwa Johan telah meninggal, Alex merasa sangat terpukul atas kepergian saudaranya. Alex pun mencari tahu penyebab kematian Johan karena Charles juga tidak memberitahu apa yang sudah menimpa Johan.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!