"Nduk, Bapak hanya pesan. Setelah dua orang pria itu hancurkan impian dan cita-citamu. Untuk membangun rumah tangga yang bahagia sakinah mawadah dan warohmah. Kali ini bapak punya pesan khusus sama kamu. Agar kedepannya, jika kamu diberikan jodoh sama Allah. Dan kamu diberikan pilihan lagi. Bapak berpesan, bapak tidak ingin kamu melakukan kesalahan yang sama dengan kesalahan yang pernah kamu lakukan dulu." tutur Hartono kepada Kinan. Ketika malam itu mereka berdua mengobrol di ruang tamu setelah Bagas pergi.
Kinan yang memahami itu. Menangkap dan mengerti ucapan sang Bapak. Jika pesan itu tidak lain hanyalah untuk membuat dia berhati hati dalam memilih pasangan.
"Iya Pak. Kinan ke depannya akan hati-hati. Lagi pula saat ini Kinan tidak terpikirkan untuk pembina rumah tangga Pak. Karena Kinan juga masih trauma dengan pernikahan Kinan sebelumnya."
"Bapak tidak pernah melarang mu untuk dekat dengan pria manapun. Bapak selama ini, sejauh ini kan membebaskanmu untuk memilih. Meskipun kamu juga sudah tahu jika sebenarnya bapak itu sudah memiliki calon mantu idaman. Tapi bapak kan tidak mau memaksa mu. Bapak selalu memberikan mu pilihan. Karena bapak dan ibu paham. Hidup mu adalah jalan kebebasan mu. Tapi, Setelah apa yang sudah terjadi dengan hidup mu. Bapak dan ibu tidak mau kamu merasakan hal seperti itu lagi. Yang di sakiti dan di tinggal begitu saja pada dua pria itu."
"Sebagai seorang Bapak. Bapak tidak ingin kejadian itu terulang. Bapak ingin kamu menemukan seorang lelaki yang bertanggung jawab. Yang menerimamu dan yang membahagiakan kamu."
"Iya Pak, Kinan paham dengan maksud Bapak. Untuk saat ini fokus Kinan adalah untuk mencari kerja Pak. Karena bagaimanapun, Kinan juga ingin memiliki masa depan sendiri. Tidak mungkin Kinan mengandalkan bapak dan ibu terus."
"Kalau untuk yang satu itu ya terserah kamu. Soalnya kamu kan mempunyai pilihan tentang hidupmu sendiri. Bapak hanya berpesan untuk berhati-hatilah untuk memilih calon pendamping hidup setelah ini. Jangan sampai salah pilih lagi."
"Iya Pak. Kinan akan ingat pesan Bapak. Sudah malam Pak. Bapak istirahat. Kinanti juga mau temenin Shafira tidur." ucap Kinan.
"Ya sudah, bapak istirahat dulu. Jangan lupa kunci pintu nya." pesan Hartono pada Kinanti.
"Iya Pak."
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Berada di kamarnya, kini Bagas menjadi terngiang-ngiang dengan kata-kata Pak Hartono yang menanyakan dirinya tentang pendamping hidup.
"Jadi bagaimana soal pertanyaan Pakde tadi. Soal pendamping hidup?" pancing Hartono kepada Bagas.
"Bagas masih santai Pakde. Bagas masih belum memikirkan untuk berumah tangga. Saat ini Bagas masih fokus untuk menjalani pendidikan Bagas sebagai polisi. Karena saat ini Bagas juga masih dalam masa-masa training dan juga masih harus banyak sekolah-sekolah yang harus Bagas lakukan." ungkap Bagas kepada Hartono yang memang saat ini Bagas masih banyak sekali menjalankan traning dan pendidikan polisi nya yang belum selesai.
Sebenarnya saat ini bisa di bilang aku sudah siap untuk membina rumah tangga. Hanya saja pertanyaannya. Apakah dia mau?
Ketahuilah Kinan. Aku tidak hanya menganggap mu sebagai seorang teman dan sahabat. Tapi aku juga menginginkan kamu sebagai istri ku. Sebagai pendamping hidup ku.
Pilihan ku dari dulu tidak berubah. Tetap kamu.
Dan sekarang, saat aku tau kamu single. Jujur saja, aku semangat bersemangat untuk mendekati mu.
Tapi, yang menjadi ganjalan ku. Apakah kamu menyukai ku?
Apakah kamu mau untuk aku nikahi?
Dua pertanyaan itu yang kini ada di benak ku Kinan. Dan aku harap kamu juga memiliki perasaan terhadap mu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments