Cerita Kinan

"Siapa sih tamu yang Ibu maksud?" Guman Kinan, merasa penasaran dengan sosok tamu yang dirahasiakan oleh sang ibu, yang yang harus ia temui di teras.

Berjalan dengan langkah pelan menuju teras. Kinan menjadi deg-degan. Saat ada seorang pria yang ia bisa lihat dari jendela kaca dari dalam rumahnya.

Pria itu nampak duduk di sebuah bangku yang ada di teras.

Jangan jangan dia pak Prasetya. Apa dia datang ke Solo untuk menjenguk anaknya. Guman Kinan.

Hati Kinan semakin berdebar-debar ketika ia sudah sampai di ambang pintu.

Ketika Kinan menoleh ke arah samping, ke arah pria yang sudah duduk di sana menunggunya. Ke dua mata kanan seketika langsung melebar. Saat ia mendapati tamunya itu adalah Bagas. Yang tidak lain adalah teman masa kecilnya.

"Bagas." seru Kinan, yang kemudian ia langsung mengulas senyum di wajahnya. Saat melihat sahabatnya itu kini tengah berdiri dan juga tersenyum kepada dirinya.

"Apa kabar Kinan?" sapa Bagas, wajah penuh senyum dan riang.

Kinan dan Bagas pun kemudian saling peluk. Untuk sejenak, keduanya menumpahkan rasa rindu dan kangen di antara keduanya.

"Ternyata itu tadi kamu. Sudah lama tidak bertemu denganmu Gas. Kamu makin gagah saja." puji Kinan, seraya memindai penampilan Bagas dari kepala sampai ujung kaki.

Bagas saat itu memakai pakaian kasual sebuah celana jeans berwarna hitam dan di padukan dengan t-shirt panjang berwarna biru tua.

"Kabarku baik Kinan. Bagaimana dengan kabarmu. Sepertinya kau juga sangat baik."

"Alhamdulillah,.kabarku baik. Aku buatkan minum ya. Seperti biasa teh kan." ucap Kinan menawarkan minuman untuk sahabatnya tersebut.

"Tidak usah repot-repot Kinan. Kayak sama siapa saja."

"Tidak repot kok. Sebentar ya, aku ke belakang dulu. Aku buatkan kamu teh hangat." ucap Kinan, Ia pun kemudian bergegas kembali ke dalam rumah untuk membuatkan teh untuk Bagas.

Sambil membawa nampan, Kinan membawakan teh hangat dan juga camilan yang sudah ia siapkan di dalam sebuah toples untuk disajikan kepada Bagas.

"Di.minum Bagas. Sudah lama kan kamu tidak minum teh buatan aku. Dulu kan aku sering buatkan kamu teh. Sengaja kita dulu sering main teh-tehan kan." ujar Kinan, mencoba untuk mengingat kembali masa-masa kecilnya yang sering main dengan Bagas.

"Masih ingat saja kamu dengan permainan kita zaman dulu. Dulu aku yang membawa air dari tremos. Lalu kamu membawa gula dan juga teh dari rumah mu. Lalu dulu kita sering main di belakang rumahku dengan menggelar tikar. Masih ingat nggak, saat-saat itu." ucap Bagas lagi, mencoba untuk mengingat masa masa masa lalu.

"Tentu saja aku ingat. Aku tidak akan lupa masa-masa kecil kita."

Kedua sahabat itu pun kemudian saling mengobrol dengan ringan dan penuh keceriaan.

Karena seperti itulah kisah pertemanan dan juga persahabatan antara Bagas dan Kinan.

Meskipun mereka memiliki kehidupan masing-masing. Antara Bagas dan Kinan memiliki satu keterkaitan. Karena mereka mempunyai ikatan pertemanan yang sangat akrab dulu.

"Bagaimana dengan kabar anakmu? Di mana dia?" tanya Bagas, yang sudah tahu jika Kinanti juga sudah memiliki seorang anak.

Karena dulu saat Kinan pernah ada insiden hamil di luar nikah. Bagas sempat menawari Kinanti untuk menikahi Kinan.

Tapi karena keinginan itu ditolak oleh Kinanti. Karena Kinan saat itu tidak enak hati dengan kebaikan Bagas. Kinanti menolak secara halus.

"Dia masih tidur di kamar. Semalam dia tidurnya larut. Jadi jam segini dia belum bangun."

"Maaf Kinan, jika aku lancang dan mungkin pertanyaan ku tidak sopan. Bukankah kamu sudah menikah lagi dengan pria asal Jakarta. Kenapa kamu sekarang tinggal di kampung lagi. Maaf jika pertanyaan ku lancang."

Kinan kemudian berusaha untuk tersenyum. Saat ia ditanya suami oleh Bagas.

Dengan menunjukkan wajahnya yang tersenyum. Kinan mencoba untuk tenang dan juga tegar menghadapi situasi yang saat ini ia alami.

Karena dalam beberapa bulan terakhir ini Kinanti mencoba menerima dengan ikhlas semua kejadian dan juga nasib yang menimpanya.

"Pernikahanku dengan dia sudah berakhir Bagas. Aku tidak mau kembali mengungkit masalah pernikahanku dengan pria yang bernama Bimasena itu. Tapi yang jelas, aku sudah bercerai dengannya. Karena pernikahanku dengan dirinya bukanlah pernikahan yang legal secara hukum. Karena ternyata dia masih memiliki seorang istri saat ia menikahi ku. Dan aku ternyata hanyalah istri sirinya. Pada saat aku tahu aku hanyalah isi siri dan dia berbohong kepadaku tentang pernikahan kami. Maka aku meninggalkannya. Dan beberapa bulan yang lalu dia kembali mendatangiku untuk memintaku kembali bersamanya. Tapi aku menolak, jika aku kembali bersamanya sama saja aku menyakiti istri pertamanya. Jadi aku memutuskan untuk berpisah dengannya." jelas Kinan pada Bagas, tentang kehidupannya.

Bagas kemudian menganggukkan kepalanya tanda ia paham.

Dan ia pun tidak bertanya lagi tentang masalah pribadi Kinanti.

Saat ia sudah tahu ternyata Kinan saat ini sudah tidak lagi terikat dalam status pernikahan dengan siapapun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!