Bagas Pramudya

Kinanti POV

Hari ini adalah hari di mana aku harus kontrol untuk penyakit yang aku derita pada dokter spesialis yang menangani ku.

Aku sudah melakukan semua treatment yang dokter sarankan.

Berbagai macam obat-obatan yang sudah dokter resepkan semua sudah aku minum.

Tapi entah kenapa kista yang ada di rahimku bukannya menyusut tetapi kini malah makin membesar.

Dan aku pun semakin panik dan kawatir.

Berbagai pikiran buruk tentang rahim ku kini menghantui ku.

Sebagai seorang wanita, rahim adalah organ yang sangat penting dan sangat dijaga. Karena rahim adalah tempat berkembangnya janin dan itu adalah bagian organ yang sangat di lindungi oleh semua wanita. Karena dari sanalah seorang wanita bisa memberikan keturunan untuk pasangannya.

Saat ini pikiranku masih ingin bebas dan hidup sendiri.

Aku belum memikirkan untuk menikah lagi. Tidak terpikir olehku untuk menikah atau menjalin hubungan dengan pria lain. Aku sama sekali tidak berpikir ke sana.

Aku masih trauma dengan kisah cinta ku yang semua berakhir tragis.

Tapi sebagai perempuan, penyakit yang aku derita in membuat aku khawatir. Jika sudah semakin parah, bisa jadi rahimku akan diangkat. Dengan begitu selamanya aku tidak akan bisa memiliki anak lagi.

Dan aku tidak menginginkan hal itu.

Sebagai seorang perempuan, aku akan mempertahankan dan menjaga rahim ku.

Setelah aku konsultasi pada hari ini. Semoga aku bisa mendapatkan titik terangnya akan perkembangan penyakit yang aku derita.

Karena semakin hari rasa sakit itu juga semakin membuat membuatku kesulitan untuk melakukan aktivitas.

Sejak aku divonis mengidap kista ovarium. Aku yang setiap hari meminum obat-obatan. Membuat aku menyetop memberikan ASI untuk Shafira.

Dan kini aku memberikannya susu formula.

Setelah aku berkonsultasi dengan dokter yang menangani ku. Ternyata kista yang ada di dinding rahimku semakin membesar dan melebar. Dokter telah menyarankan untuk dilakukan operasi.

Aku benar-benar frustasi.

Kenapa yang diserang adalah organ kandunganku. Sebagai seorang wanita, aku menginginkan rahim ku tetap baik-baik saja. Aku tidak ingin terjadi hal buruk dengan rahim ku.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Papua

Bagas Pramudya POV

Menjadi seorang polisi adalah cita-cita yang sangat aku inginkan sejak kecil.

Dan kini cita-citaku terwujud sekarang.

Aku sedang menjalankan tugas dinas di Papua tiga bulan lamanya.

Sudah tiga bulan ini aku berada di Papua untuk menjalankan sebuah misi dan tugasku sebagai seorang anggota ke polisian.

Dan besok, rencananya aku akan kembali ke Jakarta.

Kami semua diberikan cuti selama beberapa hari untuk mengunjungi keluarga.

Karena aku sudah tidak punya keluarga. Mungkin aku akan pulang ke Solo untuk menengok rumah ku di sana.

Aku berharap, kepulangan ku ke Solo bisa berjumpa dengan seseorang yang sangat ingin aku jumpai.

Tapi apakah itu mungkin.

Bukankah dia sudah menikah dan tinggal di Jakarta.

Sebenarnya aku memiliki nomor ponselnya.

Tetapi sepertinya dia enggan untuk mengirimkan pesan pada ku. Dan aku pun juga sungkan untuk mengirim pesan padanya.

Apalagi aku mendengar dia sudah menikah. Takut nantinya akan jadi salah paham.

Kinanti, sebuah nama yang selalu ada di hatiku. Meskipun dirinya yang aku dengar dari orang tuanya telah hidup bahagia dengan suami barunya.

Jika dia memang sudah bahagia, aku pun ikut bahagia.

Kinanti, kau akan tetap menjadi teman baik ku. Meskipun kita tidak dan jarang berkomunikasi.

Karena aku sangat mengenal mu. Sampai kapan pun kau akan tetap menjadi teman ku. Walaupun kau melupakan aku.

Bagi Bagas, Kinan tidak hanya sekedar seorang teman di masa lalu. Tapi di hati kecilnya. Ia merasa yakin jika apa yang ia rasakan pada Kinan suatu saat nanti akan berbalas.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***