Jangan lupa like dan komentar nya ya.
Terimakasih...
Lanjut lagi ya.
*****
Leo yang melihat itu sangat ketakutan sekali, Wiliam seperti seorang iblis di matanya sekarang, tanpa rasa takut dengan identitas nya kalau memang Wiliam mengenal kakak nya.
"Paman penjual di bawah yang memberi tau padaku, jika kamu tidak segera meminta maaf padaku, maka kamu tidak akan mati dengan cepat". Ancam Wiliam, menakuti Leo.
Leo yang mendengar ucapan dari Wiliam sangat bingung, bagaimana ada penjual yang tau tentang keluarga nya, sudah di pastikan jika Wiliam pasti sedang bercanda dengannya, walaupun begitu, Leo tetap merasa takut dengan Wiliam yang mendominasi padanya.
"Cepat minta maaf". Tegas Wiliam.
"Maaf". Ucap ketakutan Leo.
Leo sudah meminta maaf, tapi Wiliam tidak melepaskan genggaman jari padanya, Leo sudah merasakan sakit pada jarinya itu.
"Sebenarnya siapa kamu itu?". Tanya Leo ketakutan.
"Berani kamu kurang ajar pada keluarga ku ini, yang termasuk keluarga terhormat". Ancam Leo walau ketakutan.
Wiliam yang mendengar ancaman dari Leo, tidak sedikit takut, tapi Wiliam berniat untuk menakuti Leo dengan nada bercanda.
"Aku adalah ayahmu, dalam keluarga ku bagaimana mungkin ada keturunan seperti dirimu". Ucap sombong Wiliam canda.
Leo yang mendengar Wiliam merendahkan keluarga nya, seketika Leo merasa kalau Wiliam benar-benar tidak takut dengan keluarga nya.
"Kamu.....kamu.....". Ucap gugup Leo.
"Kamu siapa, hah". Balas tegas Wiliam.
Perdebatan antara Wiliam dan Leo tidak kunjung abis, tidak lama setelah itu, datang lah seorang pria tua.
"Leo, kamu harus menghormati nya, dia adalah orang yang pantas kamu hormati". Ucap pria tua itu.
"Kalau dia tidak ingat dengan hubungan dengan kakak mu, kamu sudah mati dari tadi oleh nya". Lanjut pria tua itu.
"Kakek". Teriak Bu Lilis.
Ternyata pria tua yang berbicara itu adalah kakek dari Bu Lilis, pria tua itu juga seseorang yang pernah melihat Wiliam menyelamatkan seorang ibu yang anak nya di culik.
Sedangkan Wiliam sendiri yang melihat itu, hanya menatap aneh ke arah kakek Bu Lilis.
Kakek Bu Lilis sendiri sangat senang bisa bertemu dengan Wiliam, nama Wiliam yang sudah tersohor dalam dunia tentara, hanya orang penting yang tau identitas Wiliam.
"Awalnya aku datang ke sini adalah ingin memanfaatkan keluarga mu Leo dan menjenguk cucu kesayangan ku, tapi siapa yang nyangka, kita bisa bertemu di sini...". Ucapan kakek Bu Lilis berhenti, lalu memandang ke arah Wiliam.
"Wiliam". Ucap kakek Bu Lilis.
Kakek Bu Lilis hanya menatap Wiliam dengan rasa bahagia, karena sudah lama kakek Bu Lilis tidak pernah bertemu dengan Wiliam.
Sedangkan Wiliam sendiri, menatap kakek Bu Lilis seperti ada dendam tersembunyi, tidak ada yang tau itu, sikap Wiliam juga berubah ketika melihat kakek Bu Lilis.
Di sisi lain Bu Lilis yang melihat kakek datang ke kota kecil dimana dirinya tinggal, Bu Lilis sangat senang sekali, untuk Leo sendiri yang dari tadi jari telunjuk nya di genggaman Wiliam, tidak setelah datangnya kakek Bu Lilis datang, Wiliam langsung melepaskan genggaman itu.
Bu Lilis sendiri penasaran dengan hubungan kakek nya dan Wiliam, lalu Bu Lilis menghampiri kakek nya, untuk menanyakan perihal hubungan kakek nya dan Wiliam.
"Kakek, kenapa kakek datang ke kota kecil ini, apa kakek saling mengenal dengan Wiliam?". Tanya Bu Lilis.
Mendengar perkataan dari cucunya, kakek Bu Lilis langsung menatap Lilis yang menghampirinya.
"Tidak hanya mengenal saja...". Ucap kakek Bu Lilis.
Ucapan kakek Bu Lilis terhenti, lalu kembali menatap Wiliam yang berdiri dengan emosi yang meluap.
"Wiliam, setelah kejadian di luar negeri dulu, kami semua mencari selama dua tahun lebih, tapi siapa yang menyangka kita akan bertemu di sini". Ucap kakek Bu Lilis.
Wiliam yang mendengar perkataan dari Kakek Bu Lilis, seketika itu Wiliam langsung teringat dimana teman seperjuangan nya mati di Medan tempur, tidak ada tim penyelamat sama sekali, sejak saat itu, Wiliam memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat itu.
Wiliam tanpa menoleh sedikit pun, Wiliam berkata dingin kepada kakek Bu Lilis.
"Untuk apa kalian mencari ku?". Ucap dingin Wiliam.
Dengan wajah dan sikap yang marah, Wiliam menatap kakek Wiliam dengan dingin.
"Kalian harus nya mencari semua jiwa-jiwa yang berjuang bersama ku di Medan perang sana". Ucap dingin Wiliam.
Kakek Bu Lilis tau bagaimana perasaan yang sedang ada di dalam diri Wiliam, lalu dengan beberapa langkah kakek Bu Lilis sedikit maju untuk mendekat ke arah Wiliam.
"Kami sudah mengirimkan banyak orang untuk mencari selama beberapa hari, bahkan sampai berbulan-bulan, kami sama sekali tidak menemukan jasad mereka ataupun tulang sekali pun". Jelas kakek Bu Lilis.
Wiliam yang mendengar penjelasan dari kakek Bu Lilis, seketika sadar ada yang tidak beres dengan mayat teman seperjuangan nya yang mati di bawah tebing.
"Di bawah tebing sana tidak ada binatang buas sama sekali, jika mayat satu pun tidak di temukan sama sekali di sana, berarti ada satu hal masalah". Ucap dingin Wiliam.
Bu Lilis sendiri, sedari awal bingung dengan pembicaraan yang di bicarakan oleh Wiliam dan kakek nya, tidak ada yang bisa Bu Lilis mengerti.
"Kalian berdua, sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan, aku tidak mengerti sama sekali". Ucap bingung Bu Lilis, sambil celingak-celinguk ke sana ke mari.
Wiliam yang mood nya sudah hancur, Wiliam memutuskan untuk pergi pulang saja untuk menenangkan diri terlebih dahulu.
"Sudah lah untuk hari ini Bu Lilis, aku tidak bisa membantu ku lagi, aku akan pergi terlebih dahulu". Ucap Wiliam sambil meninggalkan tempat itu.
"Eh, Wiliam tunggu". Teriak bingung Bu Lilis.
Kakek Bu Lilis yang melihat Wiliam marah kepadanya, kakek Bu Lilis langsung berteriak menghentikan langkah Wiliam, bagaimana pun, divisi utama dari tentara sedang dalam keadaan tidak terkendali sekarang ini.
"Wiliam, setelah kamu pergi waktu itu, divisi tentara sekarang tidak dapat terkendali dengan baik, mereka semua kehilangan arah tujuan mereka setelah kamu pergi meninggalkan divisi utama, dua puluh peringat teratas di divisi utama sudah pergi meninggalkan divisi utama". Teriak kakek Bu Lilis.
"Aku juga tau kenapa mereka keluar dari divisi, karena kamu sebagai ketuanya, mereka memutuskan untuk menunggu mu kembali ke divisi utama, jika kamu kembali, mereka juga akan ikut kembali masuk ke dalam divisi utama". Lanjut kakek Bu Lilis.
Wiliam yang mendengar ocehan dari kakek Bu Lilis, Wiliam tidak peduli sama sekali, sekarang dirinya ingin fokus dalam kehidupan apa yang membuat nya nyaman.
"Aku bukan Tuhan atau pun dewa, aku hanya seorang manusia biasa, waktu akan terus berputar tanpa aku juga, sekarang aku hanya seorang anak SMA saja, jadi aku akan menjadi seorang anak SMA saja". Ucap Wiliam acuh tak acuh.
Kakek Bu Lilis kaget dengan Jawa yang di berikan oleh Wiliam, sekarang Wiliam tidak peduli dengan apapun.
"Wiliam". Ucap kaget kakek Bu Lilis.
*******
Jangan lupa untuk like dan komentar nya ya.
Terimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments