MERASA KASIHAN DENGAN BU LILIS.

Jangan lupa like dan komentar nya ya.

Terimakasih...

******

Bu Lilis dengan raut wajah yang dingin, berkata kepada Wiliam.

"Mulut mu itu terlalu manis ya, ketika sedang berbicara". Ucap dingin Bu Lilis.

Wiliam tidak memperdulikan ucapan Bu Lilis, Wiliam hanya menyesap teh di dalam cangkir.

"Ternyata sangat harum, ini pasti teh terbaik". Ucap Wiliam.

Setelah menikmati harumnya teh di dalam cangkir, Wiliam langsung meminum teh itu.

"Slurp"

Suara meminum.

"Ku kira Bu Lilis mengerti arti teh, ternyata Bu Lilis tidak mengerti sama sekali, teh ini sama sekali tidak panas, apa Bu Lilis hanya berpura-pura saja". Ucap jujur Wiliam.

"Kenapa kau berbicara dengan jujur, tidak bisa kah akting saja". Ucap kesal Bu Lilis.

"Aku tidak akan memberi lagi". Tambah nya sambil mengambil cangkir di tangan Wiliam.

Wiliam yang melihat Bu Lilis kesal dan marah padanya, Wiliam sangat ingin menggoda nya.

"Bu Lilis, dengan kamu berpakaian seperti ini, Bu Lilis tidak tampak seperti wanita dingin, malahan Bu Lilis nampak seperti gadis kecil imut". Ucap Wiliam.

Bu Lilis benar-benar sudah tidak tahan akan sikap Wiliam, Bu Lilis juga hanya bisa menahan amarahnya saja, percuma berdebat dengan Wiliam, Bu Lilis hanya akan membuat Wiliam menggoda nya.

"Aku hanya suka tradisi ini, lagi pula ini sudah berakhir, sudah ada yang bilang aku tidak berbakat barusan". Ucap Bu Lilis sedih.

Wiliam yang melihat Bu Lilis merasa sedih, jadi tidak enak hati, karena dirinya dari tadi hanya bisa menggoda Bu Lilis.

"Perlu bakat apa, melakukan tradisi hanya perlu mengandalkan perasaan saja, barusan aku hanya berkata jujur, sebagai permintaan maaf, bagaimana jika aku buatkan teh untuk Bu Lilis". Ucap Wiliam.

Wiliam mulai menunjukkan cara membuat teh yang sebenarnya di depan Bu Lilis, agar Bu Lilis tau bagaimana cara membuat teh yang benar dalam tradisi.

"Dalam tradisi teh, Bu Lilis hanya perlu melakukan nya dengan penuh perasaan, jangan cuman asal-asalan saja karena menyukai tradisi minum teh". Ucap Wiliam sambil terus meracik teh.

"Ingat perkataan ku ini Bu Lilis, hanya menggunakan perasaan, maka itu akan menjadi sangat terbaik dalam melakukan tradisi teh". Ucap Wiliam.

Bu Lilis hanya melihat Wiliam saja yang membuat teh, Bu Lilis benar-benar terkesima dengan Wiliam yang membuat teh di depannya, memang benar apa yang di katakan Wiliam, bahwa membuat teh harus di lakukan dengan perasaan.

William masih terus saja meracik teh yang di buatnya, Wiliam benar-benar melakukan nya dengan penuh perasaan.

"Pada saat dalam pengolahan pembuatan teh, Bu Lilis hanya perlu memperhatikan air yang mendidih di kompor". Ucap Wiliam.

William masih menunggu proses pematangan pada air yang sedang dia panaskan, Bu Lilis benar-benar di buat terkejut dengan setiap perkataan yang di keluarkan Wiliam.

Setelah beberapa menit, akhirnya teh yang di Wiliam sudah jadi.

"Silahkan di coba teh nya Bu Lilis". Ucap Wiliam, sambil menaruh satu cangkir teh di depan Bu Lilis.

"Aku tidak percaya dengan apa yang kau ucapkan tadi". Ucap kaget Bu Lilis.

Kemudian Bu Lilis mengambil cangkir teh di depannya, lalu mencoba mencium aroma teh itu, tak di sangka itu membuat Bu Lilis jadi kaget.

"Ternyata benar, teh ini sangat harum sekali". Ucap Bu Lilis, lalu mencoba meminum nya sedikit.

"Sangat pas rasanya, ternyata kamu sangat ahli dalam membuat teh". Puji Bu Lilis.

"Tidak usah di bilang ahli juga Bu, itu bisa membuat ku jadi sombong". Ucap Wiliam.

"Dalam percampuran teh yang ibu buat tadi, ada yang kurang salah satu bahan teh campuran nya". Ucap Wiliam.

Wiliam yang menjelaskan, tiba-tiba merasa aneh dengan perubahan sikap Bu Lilis, yang terlihat jelas dari wajah nya.

"Apa yang sedang ibu khawatir kan?". Tanya Wiliam.

Sedangkan Bu Lilis hanya terdiam, seperti nya Wiliam mengetahui masalah apa yang sedang di pikiran nya.

"Aku merasa jika kamu itu bukan murid biasa dari yang lainnya, kamu adalah orang yang seperti nya bisa melihat ke hati orang lain". Ucap Bu Lilis.

"Memang ada yang aku khawatir kan, tapi aku tidak bisa membicarakan nya dengan mu". Tambah Bu Lilis.

Wiliam yang mendengar perkataan Bu Lilis, lantas pergi dari sana, Bu Lilis juga tidak akan memberitahu nya tentang masalahnya kepada Wiliam, Wiliam juga sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan masalah orang lain.

"Itu juga masalah pribadi Bu Lilis, aku tidak akan pernah ikut campur dalam masalah Bu Lilis". Ucap Wiliam sambil beranjak pergi.

Bu Lilis merasa ada yang ganjil, langsung saja menghentikan langkah jalan Wiliam yang akan meninggalkan dirinya.

"Wiliam tunggu dulu, kamu jangan pergi terlebih dahulu". Ucap Bu Lilis.

"Aku ingin meminta bantuannya besok malam, apakah kamu bisa membatu?". Tanya Bu Lilis.

Wiliam yang mendengar itu, langsung memasang wajah dingin sambil menatap Bu Lilis.

"Oh". Ucap Wiliam.

Bu Lilis sebenarnya malu untuk mengatakan apa yang ingin di katakan pada Wiliam, tapi bagaimana lagi, Tidaka ada pilihan selain dengan cara minta bantuan kepada Wiliam.

"Besok malam aku minta bantuan mu, apakah bisa?". Tanya Bu Lilis.

"Aku ingin menjadi pacarmu". Ucap Bu Lilis malu-malu.

Wiliam mendengar perkataan Bu Lilis, seperti nya ada yang salah dengan guru yang di depannya itu.

Walau Bu Lilis beda jauh umurnya dengannya Wiliam, tapi masih cantik untuk seumuran Bu Lilis, Bu Lilis juga belum menjalin kasih dengan siapapun selama ini.

Setelah perbincangan singkat dengan Bu Lilis, Wiliam langsung lari ke luar rumah untuk menenangkan kan dari penjelasan Bu Lilis yang di berikan padanya.

"Hah hah hah". Suara Wiliam yang sudah lari beberapa kilo meter dari rumahnya.

Apakah ada yang salah dengan Bu Lilis". Batin Wiliam.

******

Flashback.

"Pacar?". Tanya kaget Wiliam.

"Bu Lilis, apa anda sedang bercanda, aku hanyalah seorang murid SMA, seperti nya tidak pantas ". Ucap Wiliam.

Bu Lilis yang mendengar itu, seketika mukanya merah seperti tomat karena malu.

"Kamu jangan salah paham dulu, aku hanya butuh bantuan mu besok malam saja". Ucap Bu Lilis malu.

"Ada seorang laki-laki yang menyukai ku, tapi aku tidak menyukai nya, aku butuh bantuan mu, untuk bisa membuat laki-laki itu tidak lagi mengejar ku". Kalas Bu Lilis.

Wiliam sendiri hanya bisa terdiam dari penjelasan Bu Lilis, Wiliam tau bahwa Bu Lilis ingin Wiliam menjadi tameng Bu Lilis nya ketika berhadapan dengan laki-laki yang mengejar nya.

Flashback end.

*****

"Aku hanya di jadikan tameng saja". Gumam Wiliam sambil menghela nafas.

Pada saat dalam keadaan Wiliam sedang memikirkan apa yang di katakan Bu Lilis tadi, Wiliam benar-benar bingung sekarang, karena tidak enak juga kalau harus menjadi tameng saja, merasa tidak ada harga dirinya sama sekali, tapi Wiliam juga kasihan dengan keadaan Bu Lilis yang sekarang, Bu Lilis seperti nya, benar-benar membutuhkan bantuan darinya.

*********

Jangan lupa like dan konternya nya ya.

Terimakasih banyak, karena telah mendukung karya author ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!