MEMBANTU BU LILIS.

Jangan lupa like dan komentar nya ya.

Terimakasih...

Lanjut lagi ya.

******

"Kakak Wiliam, seperti nya kamu tertarik dengan Bu Lilis, Bu Lilis memang wanita dewasa, walau begitu, Bu Lilis masih terlihat muda, tubuh dan wajahnya juga cantik kak". Ucap Rendi.

"Banyak kok kak, murid-murid di sini yang diam-diam suka pada Bu Lilis, jika kak Wiliam menyukai Bu Lilis, kakak harus mengantri ya". Lanjut Rendi canda.

"Dulu Bu Lilis juga juga dari universitas terkenal, pasti banyak orang yang menyukai Bu Lilis menurut ku". Balas Wiliam.

Wiliam yang merenungkan ucapan dari Rendi, pasti akan susuan bagi orang lain, tapi baginya itu hal yang mudah.

"Kenapa aku harus antri, pada malam hari saja aku selalu melihat nya, jika Rendi tau aku satu rumah dengan Bu Lilis, sudah pasti Rendi akan terkejut, Bu Lilis juga pernah ingin menjadikan ku tameng untuknya, jika tawaran itu di orang lain, sudah pasti mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu". Batin Wiliam.

Wiliam berkata sambil menatap Bu Lilis, Bu Lilis di depan yang sedang mengajar, tiba-tiba merasa tidak nyaman dengan dirinya, seperti ada yang sedang membicarakan nya.

"Siapa yang tidak tertarik dengan wanita yang sudah berusia, tapi wajah dan bodi hampir seperti seorang gadis". Batin Wiliam.

*****

Waktu kini sudah menunjukkan malam hari, waktu sekolah sangat cepat sekali.

Di rumah sewa Wiliam dan Bu Lilis, mereka seperti sedang menyiapkan sesuatu.

Dari dalam kamar, terlihat Bu Lilis membawa setelan pria, lalu setelah itu, Bu Lilis lempar ke arah Wiliam.

"Ambil ini". Ucap Bu Lilis, sambil melemparkan setelan pakaian pria pada Wiliam.

Wiliam terkejut dengan pakaian yang di berikan oleh Bu Lilis, karena pakaian yang di berikan oleh Bu Lilis sangat bermerek.

"Wow, pakaian ini sangat bagus, berapa harganya?". Tanya Wiliam terkejut.

"Tidak usah banyak bicara, kamu pakai saja". Jawab kesal Bu Lilis.

"Kalau begitu aku tidak akan sungkan lagi". Ucap William, sambil pergi ke kamarnya.

Setelah berada di kamar, Wiliam langsung mengenakan pakaian yang di berikan dari Bu Lilis, setelah selesai Wiliam langsung pergi ke ruang tengah menghampiri Bu Lilis berada.

Setelah beberapa menit, Wiliam sampai di tempat Bu Lilis.

"Sudah". Ucap Wiliam.

Bu Lilis yang mendengar suara Wiliam, langsung saja menoleh ke arah Wiliam.

Bu Lilis memandang Wiliam dengan pandangan terkesan pada Wiliam, pakaian yang di belikan nya sangat cocok dengan tubuh Wiliam.

"Tidak sia-sia Bu Lilis sudah melihat tubuh ku, pakaian yang Bu Lilis beli kali ini sangat pas dengan tubuh ku". Ucap Wiliam.

"Sembarang". Teriak Bu Lilis malu.

Bu Lilis yang mendengar perkataan dari Wiliam, seketika wajah nya langsung memerah, bagaimana tidak Bu Lilis malu, Bu Lilis pernah melihat Wiliam tanpa pakaian, itu ada momen yang sangat memalukan bagi Bu Lilis.

"Universitas ini punya sebuah perusahaan, pendapat pertahunnya adalah dua miliar dollar, kamu harus ingat dengan identitas ini". Ucap Bu Lilis sambil tetap menunduk karena malu.

"Setelah berdandan, ternyata Wiliam cukup tampan juga". Batin Bu Lilis yang makin memerah mukanya.

Wiliam yang melihat Bu Lilis hanya menunduk saja, Wiliam langsung menghampiri sofa dan duduk di sofa.

"Ternyata aku juga berbakat juga ya". Ucap Bangga Wiliam.

"Apakah Bu Lilis sudah siap?". Tanya Wiliam.

"Aku belum siap, kamu tunggu sebentar lagi". Jawab cepat Bu Lilis.

Setelah mengucapkan itu, Bu Lilis langsung bergegas pergi ke kamarnya, untuk mengganti pakaiannya.

Setelah beberapa jam kemudian, akhirnya Bu Lilis kembali ke tempat Wiliam berada.

Sedangkan William sendiri, Wiliam ketiduran karena menunggu Bu Lilis yang siap-siap sampai beberapa jam.

"Aku sudah siap". Ucap Bu Lilis.

Wiliam sendiri, yang mendengar ucapan dari Bu Lilis, seketika langsung saja terbangun, lalu menatap Bu Lilis.

Pandangan Wiliam pada Bu Lilis berbeda, Bu Lilis yang ada di depannya sudah seperti seorang gadis saja, dengan dress yang sangat cantik yang di pakai oleh Bu Lilis.

"Maaf, karena aku bersiap-siap terlalu lama untuk berdandan". Ucap malu Bu Lilis.

"Aku mengerti kok". Balas Wiliam yang terpesona kepada Bu Lilis.

Setelah keduanya telah siap, Wiliam dan Bu Lilis langsung ke luar dari rumah.

Setelah keduanya di luar rumah, Wiliam kira mereka akan menggunakan taksi untuk pergi.

"Kalau gitu aku akan memanggil taksi". Ucap Wiliam.

"Tidak perlu". Balas Bu Lilis.

Wiliam yang mendengar perkataan Bu Lilis, Wiliam bingung, kenapa dirinya tidak boleh memanggil taksi, apa mereka akan jalan kaki.

"Apa kamu lupa, bahwa yang ku katakan tadi, bahwa pendapatan pertahun dua miliar dollar, mana mungkin tidak mempunyai mobil". Ucap santai Bu Lilis.

Setelah berkata Bu Lilis pada Wiliam, tidak lama terlihat sebuah mobil merah yang datang ke arah mereka, Wiliam terkejut yang melihat itu.

"Bahkan kamu sudah menyiapkan mobil yang sangat indah untuk keberangkatan kita". Ucap terkejut Wiliam.

Wiliam yang melihat itu, Wiliam berpikir Bu Lilis sampai mati-matian buat orang yang di benci nya.

"Bu Lilis, sebenarnya kamu seberapa benci dengan orang itu, sampai rela mengeluarkan semua ini". Ucap Wiliam.

Bu Lilis yang mendengar perkataan Wiliam, Bu Lilis langsung merasakan kesal.

"Cukup omong kosong nya, apa kamu bisa menyetir mobil?". Tanya Bu Lilis.

"Karena Bu Lilis percaya pada ku untuk menyetir mobil ini, jika Bu Lilis menyuruh ku untuk menyetir sebuah tank pun, aku akan melakukan nya". Goda Wiliam.

Bu Lilis yang mendengar godaan dari Wiliam, wajah nya langsung memerah.

"Sudahlah tidak usah banyak bicara lagi, cepat masuk mobil dan menyetir untuk". Ucap kesal Bu Lilis, karena di goda oleh Wiliam.

Bu lukisan yang kesal pun, langsung saja masuk ke dalam mobil, sedangkan Wiliam masih di luar.

"Jika Bu Lilis benar-benar menyuruh ku menyetir sebuah tank pun, akan aku lakukan, karena aku bisa menyetir sebuah tank". Gumam Wiliam.

Setelah bergumam, lalu Wiliam ikut masuk ke dalam mobil.

Setelah Wiliam masuk ke dalam mobil, Bu Lilis melihat Wiliam dengan curiga.

"Kenapa Bu Lilis melihat ku seperti itu?". Tanya Wiliam.

"Kenapa kamu tidak terkejut dengan isi dalam mobil ini". Jawab Bu Lilis kesal.

"Apa kamu harus terkejut begini". Ucap Wiliam sambil menunjuk sikap terkejut nya.

Bu Lilis yang melihat itu, langsung saja kesal dengan ekspresi wajah yang di tunjukan oleh Wiliam.

"Cepat jalan kan saja mobil nya". Ucap kesal Bu Lilis.

"Satu hal lagi, di sana kamu tidak boleh memanggil ku dengan sebutan Bu". Tambah Bu Lilis.

"Oh, jika seperti itu, aku harus memanggil mu seperti apa?". Tanya Wiliam.

"Lilis saja". Balas Bu Lilis malu.

Wiliam yang mendengar ucapan Bu Lilis, langsung saja Wiliam malu dengan apa yang di ucapkan nya.

"Lilis?". Tanya kaget Wiliam.

"Hahahaha". Tawa Wiliam.

Wiliam yang mendengar itu, seketika langsung saja tertawa, bagaimana tidak, Wiliam seorang murid harus memanggil Bu guru nya dengan sebutan nama aslinya.

*******

Jangan lupa like dan komentar nya ya.

Terimakasih...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!