Jangan lupa like dan komentar nya ya.
Support buat author hanya itu saja.
Terimakasih...
******
Setelah Rendi dan Wiliam berbincang-bincang, mereka berdua memutuskan untuk kembali ke rumah Rendi.
Mereka berdua berjalan bersama ke rumah Rendi, sesampainya di rumah Rendi, ayah Rendi bangun dari tidurnya.
"Rendi, ternyata kamu bawa teman ke rumah ya". Ucap ayah Rendi sopan.
"Ayah sudah bangun". Ucap Rendi.
"Halo paman". Sapa Wiliam.
"Rendi belikan aku minuman, aku akan minum dengan ayah mu". Ucap Wiliam.
"Ah baiklah, kamu tunggu sebentar ya". Balas Rendi.
"Paman, namaku Wiliam, aku datang kali ini, karena..."
Wiliam menghentikan ucapannya, lalu membuka pakaian atasnya, laku Wiliam taruh di atas kursi.
"Karena aku ingin berduel dengan paman". Ucap Wiliam sambil tersenyum, kedua tangan nya sudah siap bertempur.
Ayah Rendi yang melihat kelakuan Wiliam, ayah Rendi menganggap yang di lakukan Wiliam adalah sebuah candaan, ayah Rendi males berdebat, berniat tidur kembali.
"Hahahaha, kamu ini benar-benar bercanda, mana mungkin aku menang dengan mu, aku hanya seorang pecundang, sudah jelas kalah". Ucap ayah Rendi pasrah.
"Aku akan berbaring sebentar, nanti kita bisa minum bersama". Ucap nya lagi.
Wiliam yang melihat ayah Rendi tidak merespon kemauan Wiliam, lalu Wiliam memancing ayah Rendi dengan kata-kata yang di ucapkan nya.
"Paman adalah divisi 17 dari tim tentara, apakah sekarang paman sudah tidak sanggup untuk berduel?". Ucap ejek Wiliam.
"Dimana harga diri paman sebagai prajurit". Tambah Wiliam.
Ayah Rendi yang mendengar ucap Wiliam begitu kaget, lalu ayah Rendi bangun dari sopa dengan semangat.
"Baiklah, biarkan aku memberi sedikit pelajaran untukmu". Ucap ayah Rendi sambil tersenyum.
"Bocah terima serangan ku". Ucap ayah Rendi.
Ayah Rendi langsung melayangkan satu pukulan ke arah Wiliam, tapi dengan mudanya Wiliam mengelak ke kiri.
"Oke". Ucap Wiliam semangat.
Dual itu, terjadi beberapa menit, sampai ayah Rendi kecapean, keduanya dilanjut kan dengan mengobrol dengan asik, sampai ayah Rendi tertawa terbahak-bahak.
"Hahahahahahah". Tawa keras ayah Rendi.
Rendi yang baru pulang habis membeli minuman, Rendi kaget dengan keadaan ayahnya sedang tertawa keras bersama Wiliam.
"Ayah?" Ucap Rendi kaget.
"Kalian". Tambahnya.
Rendi mendengar dari pembicaraan mereka, bahwa keduanya tadi bertarung.
"Bertarung?, Tapi aku tidak pernah melihat ayah ku sebahagia ini". Batin Rendi.
"Rendi ternyata temanmu ini adalah mantan tentara juga, kami berbincang-bincang tadi masalah di saat menjadi tentara". Ucap ayah Rendi.
"Rendi kamu masak yang banyak dan enak ya, hari ini kita dan temanmu makan bersama, di lanjut kan dengan minum-minum". Lanjut ayah Rendi.
"Ah". Kaget Rendi.
Setelah sadar kaget nya, Rendi langsung pergi memasak, sedangkan ayahnya lanjut berbincang dengan Wiliam.
"Ah, lagi pula aku sudah tua, sudah ada baiknya yang muda menggantikan yang tua". Ucap ayah Rendi.
"Paman bisa aja, padahal paman tidak tua kok". Balas Wiliam.
"Aku melihat cara bertarung mu, seperti nya kamu mempunyai kemampuan yang hebat, apa kamu juga termasuk divisi angka?". Tanya ayah Rendi.
"Bukan". Jawab Wiliam.
"Apakah kamu dari divisi lain?". Tanya ayah Rendi.
"Bukan juga". Jawab Wiliam.
"Ihhhh". Kesal karena salah menebak.
"Divisi tingkat lanjut adalah divisi yang di rekrut dari divisi 17, yang dimana setiap orang dapat mengalah kan sepuluh orang". Ucap ayah Rendi.
"Kalau kamu bukan dari divisi lanjutan, berarti kamu dari divisi elit kah?". Tanya ayah Rendi.
"Aku hanya berada di divisi itu beberapa bulan saja". Jawab enteng Wiliam.
Beda dengan keadaan ayah Rendi, dirinya sangat syok setelah mendengar Wiliam berada di divisi elit beberapa bulan saja.
"Kamu tidak tau, aku ingin masuk ke divisi lanjutan saja sangat susah, tapi kamu, di divisi elit hanya beberapa bulan saja, kamu benar-benar hebat". Ucap lagi ayah Rendi.
"Aku bahkan sudah lebih dari itu, mungkin lebih tinggi lagi, kalau aku memberitahu paman, takutnya paman terkena serangan jantung karena kaget". Batin Wiliam.
"Hehehehe". Cengengesan Wiliam.
"Paman, Rendi sudah menceritakan semua nya padaku, tentang apa yang mengalami musibah di keluarga paman, yang bersangkutan dengan keluarga Reza". Ucap serius Wiliam.
"Ugh". Ayah Rendi kaget.
"Jika paman hanya menyeringai nasib yang sudah terjadi, tidak akan ada perubahan apapun". Ucap Wiliam.
Ayah Rendi yang mendengar perkataan Wiliam, memang benar apa yang di katakan Wiliam padanya semuanya benar.
"Aku merasa bersalah pada Rendi dan ibunya, aku juga sudah mencari berbagai cara tapi aku tetap tidak bisa". Ucap ayah Rendi, menahan tangisnya.
Wiliam yang melihat ini, merasa kasihan dengan ayah Rendi.
"Paman, kamu tidak usah khawatir, aku juga ada masalah dengan keluarga Reza, anggap saja kita memiliki musuh yang sama". Ucap Wiliam serius.
"Kalau paman melawan sendiri keluarga Reza, sudah di pastikan paman kalah, kalua kita berkerja sama, mungkin hasilnya akan berbeda". Tambah Wiliam sambil tersenyum.
Ayah Rendi begitu kaget, dengan apa yang di katakan Wiliam barusan.
"Apa jangan-jangan kamu punya rencana". Tanya ayah Rendi semangat.
"Benar". Jawab Wiliam tenang.
"Jika kita hanya menggunakan ilmu bela diri kita, itu masih belum cukup untuk mengalahkan mereka, kita harus mencari cara lain juga". Ucap Wiliam.
"Aku punya bantuan kepada paman, paman perlu mencari bukti kelakuan keluarga Reza, dengan begitu, kita akan mudah menjatuhkan mereka semua". Tambah Wiliam.
"Oke, masalah begituan, kamu serahkan saja padaku, kamu tidak perlu khawatir, aku akan berusaha mencari bukti-bukti dari mereka, mereka telah banyak melakukan banyak hal kotor selama ini". Ucap semangat ayah Rendi.
"Kalau orang lain yang mengatakan ini padaku, aku tidak akan percaya, sedangkan Kamis adalah anggota tentara elit, sudah pasti aku percaya padamu". Tambah ayah Rendi.
Di tempat lain, tempat nya di dapur, Rendi melihat sebentar keadaan kedua orang yang sedang asik mengobrol, lalu Rendi beringin, karena keduanya mengobrol dengan asik.
Tidak lama setelah itu, resmi juga telah selesai memasak semua makanan yang di masak nya, lalu Rendi membawa makanan itu, ke tempat meja makan.
Lalu semua mulai makan bersama, walau ada obrolan kecil-kecilan, tapi itu masih membuat makan malam itu sangat seru, apalagi ayah Rendi yang tau Wiliam adalah anggota tentara divisi elit, tentu saja sangat senang makan bersama anggota yang spesial.
Ini semua adalah momen langka bagi ayah Rendi, William memberikan solusi persolan dirinya dan keluarga Reza, bagaimana pun, solusi itu cara terbaik untuk membalas dendam kepada mereka.
Kini ayah Rendi hanya perlu mencari, perbuatan kotor yang di lakukan keluarga Reza selama ini, jika ayah Rendi berhasil menemukan semuanya bukti itu, itu akan mudah sekali untuk menghancurkan keluarga Reza.
******
Jangan lupa like dan komentar nya ya.
Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments