TIDAK TAU KEKUATAN' SENDIRI.

Jangan lupa like dan komentar nya ya.

Terimakasih...

Lanjut lagi...

*****

Kepala sekolah yang mendengar bercanda Wiliam, semakin geram dengan sikap Wiliam.

"Wiliam, apa kamu tidak tau, jangan mengalihkan topik, bahwa aku adalah kerabat Reza, asal kamu tau saja, kemarin kamu menggunakan kekerasan kepada Reza, lalu kamu lempar ke tempat sampah". Ucap marah kepala sekolah.

"Jika paman mu, tidak meminta maaf pada ku atas tindakan yang kamu lakukan pada Reza, kamu sudah berada di penjara sekarang". Tambah kepala sekolah.

"Paman ku, paman ku yang mana, apa komandan polisi itu yang membantu ku, jika komandan polisi sudah memberi kan ku jalan, kenapa aku harus takut kepada kepala sekolah". Batin Wiliam.

Setelah Wiliam membatin, untuk apa lagi Wiliam berada di sana, langsung saja Wiliam berbalik, maju ke arah Rendi.

"Rendi, ayo pergi, bentar lagi kelas akan di mulai". Ucap Wiliam, sambil berjalan ke pintu keluar.

"Kepala sekolah, silahkan kamu berbicara saja sama paman ku". Tambah Wiliam.

Kepala sekolah yang melihat Wiliam akan pergi dan mengacuhkan dirinya, kepala sekolah langsung marah dan berteriak.

"Wiliam, berhenti kamu di sana, aku sedang berbicara dengan mu, tapi kamu malah mengacuhkan ku, beraninya kamu". Teriak marah kepala sekolah.

Wiliam tidak mendengar kan teriakan amarah kepala sekolah, Wiliam langsung berjalan ke luar di ikuti oleh Rendi.

"Kak Wiliam, kamu benar dengan apa yang kamu katakan tadi, bahwa kepala sekolah adalah pamannya Reza, kepala sekolah menggunakan jabatannya untuk membantu keponakan nya". Ucap Rendi.

"Sekali melihat nya saja, aku sudah tau apa yang sebenarnya terjadi". Balas Wiliam.

"Setiap kali kamu mengucapkan kalimat tentang keluarga Reza itu, kenapa aku melihat mu, seperti ada dendam kepada mereka?". Tanya Wiliam.

"Kamu benar kakak, aku sangat mempunyai dendam dengan keluarga Reza, aku tidak bisa membalas mereka, karena bisnis keluarga mereka sangat besar". Balas Rendi dengan nada sedikit tinggi.

"Aku tanya padamu, hebat mana keluarga Reza sama keluarga Mika?". Tanya Wiliam.

"Kaka Wiliam, tentu saja masih hebat keluarga Mika, di hadapan mereka keluarga Reza tidak ada apa-apa nya". Jawab Rendi serius.

"Baiklah, kalau begitu aku bisa tenang". Ucap Wiliam, sambilan menghela nafas nya.

"Apakah kakak Wiliam punya hubungan dengan keluarga Mika?". Tanya Rendi.

Wiliam tidak menjawab pertanyaan Rendi, Wiliam hanya menjawab pertanyaan Rendi dengan tersenyum.

Di kejauhan, ada dua orang yang menatap Wiliam dan Rendi dengan kesal dan marah, orang itu tidak Alain adalah Rudi dan temannya.

"Kenapa Rendi dan Wiliam tidak apa-apa?". Batin temannya kesal.

"Bocah itu masih selamat, setelah berhadapan dengan kepala sekolah". Batin Rudi.

"Ini tidak bisa di biarkan, aku harus segera memberi tahu bos Reza". Tambah nya.

Melihat Rendi dan Wiliam masih selamat, keduanya langsung pergi dengan kesal.

Kring..kring..kring...

Bel pulang sekolah pun akhirnya pergi.

Di perjalanan pulang, Rendi dan Wiliam berjalan bersama menuju pintu gerbang sekolah.

"Kak Wiliam, kamu mampir lah malam ini ke rumah ku, aku sangat pintar memasak". Ucap Rendi.

"Hehehe, aku akan datang, aku sangat tidak suka membuang-buang yang gratis". Balas William sambil cengengesan.

"Kak Wiliam, dengar-dengar kamu sudah mendapatkan tempat tinggal, apa aku boleh mampir?". Tanya Rendi.

"Tidak boleh". Tolak keras Wiliam.

Di pintu gerbang sekolah, sudah ada beberapa orang yang mencegat Rendi dan Wiliam.

"Eh lihat, dua anak miskin sudah datang". Ucap Reza.

Di samping Reza, ada seseorang orang dengan tubuh yang sangat kekar dan sangar.

"Wiliam, Rendi, kali ini kalian akan habis babak belur". Ucap Reza.

"Di samping ku adalah kakak ku, bernama Marko, di belakang juga adalah para anak buah kakakku, mereka semua akan membantu ku untuk memberikan kalian perhitungan". Tambah Reza.

Rendi yang melihat itu, sangat geram sampai-sampai Rendi ingin membunuh Reza.

"Marko?". Ucap kesal Rendi.

"Memang nya siapa dia?". Tanya Wiliam santai.

"Marko adalah kakaknya Reza, hanya berbeda ibu dari bapak yang sama, ayahnya seorang pengusaha besar". Ucap geram Rendi.

"Ayah dan anak itu, adalah penyebab kematian ibu ku dan ayah ku kehilangan satu kaki nya, gara-gara mereka, yang di belakang adalah anak buah Marko yang sangat hebat". Tambah Rendi.

Reza yang mendengar perkataan Rendi, seketika langsung tertawa dan mengejek Rendi.

"Hahahaha". Tawa Reza.

"Ayah dan ibu saja yang bidah, mereka mencari mati, mereka berdua tidak melihat siapa lawan mereka terlebih dahulu". Ucap Reza mengejek.

"Hahahaha" tawa Reza makin kencang.

Rendi yang melihat kelakuan Reza, yang menghina dan mengejek kedua orang tuanya, hanya bisa menatap marah kepada Reza, sambil menggertakkan giginya dengan kesal.

Wiliam melihat Rendi sangat emosi dan marah kepada Reza, Wiliam langsung memegang pindah Rendi, untuk menenangkan Rendi.

"Katakan padaku, apa selain Marko, apa ada yang akan mencari kita?". Tanya Wiliam.

Reza yang tidak suka dengan sikap Wiliam yang sok keren, lantas Reza berteriak kepada Wiliam.

"Anak baru kamu, kamu tidak usah berlagak lagi, kamu sudah mencari masalah dengan geng penghancur malam". Teriak Reza.

"Hari ini, kakak Marko akan mematahkan kaki kalian berdua, untuk kehidupan selanjutnya untuk kalian, kalian akan habis kan di kursi roda". Ejek Reza.

Wiliam yang mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Reza, dalam sekejap, Wiliam langsung berpindah ke hadapan Reza, Wiliam juga langsung mencekik leher Reza.

"Kamu bilang apa?, Aku tidak bisa mendengar dengan jelas perkataan mu tadi". Ucap Wiliam dingin.

"Ugh..ugh...ugh..". Tidak bisa bernafas.

Para anak buah Reza, terkejut dengan tidak cepat yang di lakukan Wiliam.

"Bos Reza, terlihat seperti anak ayam yang yang akan mati". Ucap bersama anak buah Reza.

Para anak buah Reza, langsung bergegas maju untuk menyerang ke arah Wiliam.

"Ayok kita serang dia bersama"

"Kita menang jumlah dengan nya"

Salah satu anak buah Reza, yang sudah siap memukul Wiliam menggunakan tongkat besbol.

"Cepat lepaskan bos Reza" teriak marah.

Pada saat anak ingin memukul Wiliam, Wiliam langsung menggeser tubuh Reza, untuk menjadi tameng, dari pukulan anak buah Reza.

"Ugh..ugh..ugh...". Reza kesakitan.

"Bos Reza". Teriaknya kaget.

Anak buah yang kaget, karena dirinya memukul bosnya sendiri, Wiliam langsung mendorong tubuh Reza, untuk memukul anak buah Reza tadi.

"Ah". Rintih anak buah Reza.

Marko yang melihat itu, langsung menatap Wiliam dengan kesal.

"Bersiap lah bocah". Gumam Marko.

Marko langsung melesat begitu saja ke arah Wiliam, para anak buah Reza yang lainnya, langsung memberi dukungan kepada Marko.

"Syukurlah, kak Marko turun tangan"

"Kamu bukan lawan nya, lebih baik menyerah lah"

"Bocah itu pasti akan mati, ketika dirinya terkena pukulan dari bos Marko"

******

Jangan lupa like dan komentar nya ya.

Terimakasih...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!