Nemenin Belanja

______________________________________

Ayana menyipitkan kedua matanya curiga saat Kartika tiba-tiba meletakkan segelas jus melon di samping piringnya saat ia sedang sarapan. Apalagi sekarang sudah jam setengah delapan, ia baru keluar kamar, langsung duduk di meja makan, dan hari ini ia shift siang. Mama-nya yang terkenal bawel ini tiba-tiba membuatkan dirinya jus? Padahal biasanya hobinya ngomel-ngomel, tumbenan Mama-nya baik banget. Ada maunya ini pasti. Batinnya curiga.

"Mau minta apa, Ma?" tebak Ayana di sela kunyahan roti selainya.

"Anterin Mama belanja bulanan. Tapi kamu harus ikut nemenin belanja, jangan nungguin di food court doang."

"Tumben, biasanya juga sama Mbak Sari kan?"

"Ya, kan Mama punya anak gadis yang bisa diajak, lagian juga mumpung kamu libur."

Kartika mengibaskan tangan setelah selesai mencuci blandernya dan meletakkan di tempat semula. Kakinya kembali melangkah dan mencari kain serbet bersih, untuk mengeringkan tangannya yang basah.

Ayana kembali meletakkan gelas, setelah selesai meneguknya. "Ma, aku itu nggak libur, tapi masuk siang." Ia kembali melanjutkan sarapannya.

"Ya, sama aja. Intinya pagi ini kamu nganggur."

"Jam berapa?"

"Nanti sekitar jam setengah 10 aja." Kartika kemudian menepuk pundak sang putri, "udah, kamu abisin dulu sarapan kamu. Kalau jusnya kurang ambil di kulkas, tadi Mama bikin lebih. Mama mau ke atas dulu, mau mandi. Gerah banget."

Dengan mulut penuh, Ayana mengangguk dan hanya mengiyakan. Setelah selesai sarapan, ia kemudian mencuci piring dan gelas kotornya sendiri. Baru setelah itu, ia kembali naik ke lantai atas untuk mandi. Karena ia sendiri juga mulai merasa gerah.

Selesai mandi, Ayana kembali turun dengan pakaian santainya dan rambut basah yang masih digulung handuk. Kebiasaan gadis itu memang begitu, tidak langsung mengeringkan rambutnya yang basah kalau tidak sedang buru-buru akan pergi.

"Kenapa nggak langsung siap-siap, Na? Itu rambutnya juga." Kartika berkacak pinggang dengan kedua mata melotot, "kenapa nggak dikeringin sekalian, kan kita mau pergi, Na."

"Masih jam 9 kurang, Ma. Kan tadi Mama bilang jam setengah 10. Masih ada waktu, santai," balas Ayana santai.

Gadis itu melewati sang Mama begitu saja dan berjalan menuju sofa. Namun, ditahan Kartika tentu saja.

"Apa sih, Ma?" protes gadis itu tidak suka.

"Sana balik ke kamar, keringin rambutnya terus siap-siap sekalian. Kalau bisa berangkat kurang dari jam setengah 10 lebih bagus, Na, biar nanti kamu nggak ngeburu-buru minta pulang." Kartika kemudian mendorong tubuh Ayana agar segera menaiki anak tangga.

Awalnya, gadis itu menolak tentu saja tapi setelah mendapat pelototan mata tajam dari sang Mama. Ayana hanya bisa pasrah dan menaiki anak tangga menuju kamarnya untuk bersiap-siap sesuai keinginan Kartika. Kebetulan pagi ini ia sedikit malas mendengar omelan panjang dari Mamanya. Jadi demi keamanan bersama lebih baik Ayana menurut. Toh, ia juga tidak ingin jadi anak durhaka yang hampir tiap hari membantah ucapan Mama-nya.

______________________________________

Tok Tok Tok

"Na, udah selesai apa belum sih? Mama buka ya," teriak Kartika dari luar kamar sambil terus mengetuk pintu. Wanita itu berdecak dan langsung membuka pintu kamar Ayana tanpa menunggu sang pemilik kamar memberi izin. Karena memang tidak dikunci.

Saat Kartika membuka pintu, Ayana ternyata sedang asik memoles bibirnya. Kartika langsung berdecak sambil berkacak pinggang.

"Dipanggil juga nggak nyaut, kirain Mama kamu nggak denger."

"Nanggung, Ma." Ayana kemudian berbalik untuk menatap Kartika, "Ma, bagus nggak lipstik baru aku?"

Kartika mengangguk. "Bagus, cuma tumben kamu pake warna begitu, Na?"

"Biasa lah, Ma, beli online, nggak sesuai ekspektasi. Yang diminta apa, tapi yang dateng apa."

Kartika menyipitkan kedua matanya heran. Tumbenan. Biasanya juga milih dikasih ke Fira atau teman-temannya kalau beli barang tidak sesuai ekspektasi gadis itu.

"Biasanya juga kamu kasih ke orang, tumben kamu pake sendiri."

Ayana menyengir malu-malu. "Kata Mas Saga bagus, Ma, ya udah aku pake sendiri. Lumayan aku jadi nggak perlu beli lagi."

"Cie, udah makin lengket nih kayaknya sama itu tetangga baru. Jadi mau kapan nih Mama cariin orang WO-nya? Minggu depan?" Ekspresi berbinar langsung mendominasi wajah Kartika, "tapi nanti nggak usah pake acara lamaran pake dekor, MUA dan lainnya, langsung nikah aja, Na. Ijab qobul, resepsi, gitu-gitu. Mama males ngurusinnya kalau pake acara begitu. Kelamaan. Ribet."

Kartika kemudian mengambil posisi duduk di tepi ranjang. "Ya, kecuali kalau nantinya kamu mau ngurus ini-itu sendiri sih, Mama nggak masalah, Na."

Helaan napas panjang terdengar dari mulut Ayana. "Plis, deh, Ma, jangan mulai! Bisa?" Gadis itu kemudian berdiri sambil mencangklong tasnya, "lagian hubungan aku sama Mas Saga tuh belum ada arah ke sana-nya. Aku sendiri bahkan nggak yakin kalau bisa sampai arah sana. Jadi, Yana mohon dengan sangat. Mama jangan terlalu berharap lebih dulu, oke?"

Ayana kemudian mendekat ke arah Kartika. "Udah lah, ayo, berangkat sekarang aja, nanti keburu siang," sambungnya kemudian.

"Na, kamu itu kalau udah ada yang mau serius sama kamu, mending diseriusin balik. Jangan nunggu yang nggak pasti-pasti, belajar dari pengalaman dong, semua mantan kamu, yang kamu tungguin itu pengecut semua. Nggak cocok sama kamu, enggak kayak Saga. Udah dewasa, gentle banget lagi. Kurang apa sih dia? Semua punya loh, muka ganteng, mapan, dokter spesialis, dosen pula."

"Iya, deh, iya, Ma. Yuk, berangkat sekarang!" ajak Ayana sambil menarik lengan Kartika dengan tidak sabaran.

Namun, Kartika masih tetap bergeming di tempatnya. "Eh, serius iya? Kamu mau Mama ketemu orang WO minggu depan?" tanyanya dengan ekspresi senang.

"Astagfirullah, Mamaku yang cantik enggak gitu maksud Yana, ya."

"Terus maksudnya gimana?" Kartika tidak paham.

"Ya, maksudnya tuh Mas Saga emang paket komplit untuk jadi mantu idaman kayak yang Mama bilang barusan. Logikanya paket komplit kayak Mas Saga mana mau sih sama anak Mama yang biasa-biasa ini?"

Kartika langsung menatap sang putri dengan tatapan tidak suka. "Emang kenapa sama anak Mama? Anak Mama cantik tuh, baik, pinter juga, buktinya bisa jadi dokter. Semua anak Mama itu spesial, nggak ada yang biasa-biasa aja. Kamu nggak Mama didik jadi anak yang insecure ya, Na." Kedua tangannya bersedekap di depan dada.

Ayana mengangguk dengan ekspresi wajah datarnya. "Iya, Mamaku tersayang. Jadi ini gimana, mau belanja bulanan nggak sih ini? Kalau enggak, biar aku ganti baju terus--"

"Jadi," potong Kartika cepat. Kini gilirannya yang menarik Ayana tidak sabaran, bahkan langkah kaki mereka pun jadi buru-buru, "enak aja kamu, nggak jadi. Jangan malesan kenapa sih, Na, jadi calon istri orang," omelnya kemudian, "yang rajin dong! Biar calon suamimu makin cinta."

"Iya, iya, sebahagia Mama aja lah. Pusing aku lama-lama."

Terpopuler

Comments

dementor

dementor

sebahagia mama tikalah,kalo inyong sih ikut aja..

2023-06-12

0

cha

cha

sebagia mama ajalah🤣🤣🤣

2023-06-05

1

lihat semua
Episodes
1 Diputusin atau Mutusin?
2 Tetangga Baru
3 Kesan Pertama
4 Bertemu Pasien Penguji Iman
5 Bertemu Cogan
6 Dikerjain ART
7 Berangkat bareng
8 Berangkat Bareng Saya Pulang Sama Saya
9 Mencoba?
10 Bujukan Tama
11 Negoisasi
12 Date Yang Gagal
13 Resiko Profesi
14 Permintaan Maaf
15 Adu Nasib
16 Donat Rasa Buah
17 Nemenin Belanja
18 Bertemu Cogan Lagi
19 Coba Enggak Cukuran?
20 Bertemu Adik Saga
21 Makan Bareng
22 Kekesalan Malvin
23 Pulang Bareng
24 Nikahan Jaka
25 Salah Paham
26 Pengakuan Ayana
27 Patah Hatinya Saga
28 Galaunya Ayana
29 Mengakhiri Kesalahpahaman
30 Kekecewaan Tama
31 Menikmati Pilihan
32 Nasehat Tama
33 Nasehat Malvin
34 Curhatan Aska
35 Marahnya Saga
36 Ponakan Baru
37 Berantem sama Aska
38 Baikan
39 Antologi Rasa?
40 Ayana Sakit
41 Balikan Sama Mantan?
42 Saran Tama
43 Usaha Ayana
44 Usaha Terus
45 Berkunjung Ke Rumah Tama
46 Jatuh Dari Pohon
47 Panik
48 Lamaran Dadakan
49 Kena Amuk Mama
50 Bau-bau Bucin
51 Terhalang Restu?
52 Menghindar
53 Mengobrol
54 Usaha Membujuk Jaka
55 Bertemu Mantan
56 author note's
57 Persiapan Acara Lamaran
58 Acara Lamaran
59 A/N
60 Terserah
61 Curhat ke Malvin
62 Malvin Galau
63 Percobaan Yang Gagal
64 Sah!!
65 Malvin, Tetangga, dan Problem Mereka
66 Kegalauan Ayana
67 PPDS atau Anak?
68 Curhat ke Tama
69 Nggak ngambek?
70 Belanja Bulanan
71 Bertemu Mantan
72 Main ke Rumah Mertua
73 Promil, yuk!
74 Poor Malvin
75 Langsung Jadi Dong
76 Anti Mual
77 Bertemu Tante Nyebelin
78 Ada Apa Dengan Malvin?
79 Umur Hanyalah Angka
80 A/N
81 Ditelfon Mantan
82 Ngidam
83 Kambing Gulai
84 A/N
85 Patah Hatinya Malvin
86 Kepedulian Ayana
87 Giliran Saga
88 Ayana mode on
89 Gara-gara Axel
90 Welcome to Baby
91 Pengakuan Yasmin
92 Akur Mode On
93 Jadian?
94 Jelang Tujuh Bulanan
95 Ada Apa Dengan Papa?
96 Semua Akan Baik-baik Saja
97 Yana Masih Marah?
98 Khawatir
99 Kesabaran Malvin Diuji
100 Jenguk Papa
101 Bertemu Camer
102 Welcome Baby
103 Nirmala Afsheen Gavaputri
104 A/N
105 hehe, ada cerita baru lagi
106 Spesial Part Malvin
107 Malvin Story Part 1
108 Malvin Story Part 2
109 Malvin Story 3
110 Malvin Story 4
111 mau nanya
112 Malvin Story 5
113 Malvin Story 6
114 Malvin Story 7
115 Malvin Story 8
116 Malvin Story 9
117 Malvin Story 10
118 Malvin Story 11
119 Malvin Story 12
120 Malvin Story 13
121 Malvin Story 14
122 Malvin Story 15
123 Malvin Story 16
124 Malvin Story 17
125 Malvin Story 18
126 Malvin Story 19
127 Malvin Story 20
128 Malvin Story 21
129 Malvin Story 22
130 Malvin Story 23
131 Malvin Story 24
132 Malvin Story 25
133 Malvin Story 26
134 Malvin Story 27
135 Malvin Story 28
136 Malvin Story 29
137 Malvin Story 30
138 Malvin Story 31
139 Malvin Story 32
140 Malvin Story 33
141 Malvin Story 34
142 Malvin Story 35
143 Malvin Story 36
144 Malvin Story 37
145 a/n
146 Malvin Story 38
147 Malvin Story 39
148 Malvin Story 40
149 Malvin Story 41
150 Malvin Story 42
151 Malvin Story 43
152 Malvin Story 44
153 Malvin Story 45
154 Malvin Story 46
155 Malvin Story 47
156 Malvin Story 48
157 Malvin Story 49
158 Malvin Story 50
159 Malvin Story 51
160 Malvin Story 52
161 Malvin Story 53
162 Malvin Story 54
163 Malvin Story 55
164 Malvin Story 56
165 Malvin Story 57
166 Malvin Story 58
167 Malvin Story 59
168 Malvin Story 60
169 Malvin Story 61
170 numpang promo juga
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Diputusin atau Mutusin?
2
Tetangga Baru
3
Kesan Pertama
4
Bertemu Pasien Penguji Iman
5
Bertemu Cogan
6
Dikerjain ART
7
Berangkat bareng
8
Berangkat Bareng Saya Pulang Sama Saya
9
Mencoba?
10
Bujukan Tama
11
Negoisasi
12
Date Yang Gagal
13
Resiko Profesi
14
Permintaan Maaf
15
Adu Nasib
16
Donat Rasa Buah
17
Nemenin Belanja
18
Bertemu Cogan Lagi
19
Coba Enggak Cukuran?
20
Bertemu Adik Saga
21
Makan Bareng
22
Kekesalan Malvin
23
Pulang Bareng
24
Nikahan Jaka
25
Salah Paham
26
Pengakuan Ayana
27
Patah Hatinya Saga
28
Galaunya Ayana
29
Mengakhiri Kesalahpahaman
30
Kekecewaan Tama
31
Menikmati Pilihan
32
Nasehat Tama
33
Nasehat Malvin
34
Curhatan Aska
35
Marahnya Saga
36
Ponakan Baru
37
Berantem sama Aska
38
Baikan
39
Antologi Rasa?
40
Ayana Sakit
41
Balikan Sama Mantan?
42
Saran Tama
43
Usaha Ayana
44
Usaha Terus
45
Berkunjung Ke Rumah Tama
46
Jatuh Dari Pohon
47
Panik
48
Lamaran Dadakan
49
Kena Amuk Mama
50
Bau-bau Bucin
51
Terhalang Restu?
52
Menghindar
53
Mengobrol
54
Usaha Membujuk Jaka
55
Bertemu Mantan
56
author note's
57
Persiapan Acara Lamaran
58
Acara Lamaran
59
A/N
60
Terserah
61
Curhat ke Malvin
62
Malvin Galau
63
Percobaan Yang Gagal
64
Sah!!
65
Malvin, Tetangga, dan Problem Mereka
66
Kegalauan Ayana
67
PPDS atau Anak?
68
Curhat ke Tama
69
Nggak ngambek?
70
Belanja Bulanan
71
Bertemu Mantan
72
Main ke Rumah Mertua
73
Promil, yuk!
74
Poor Malvin
75
Langsung Jadi Dong
76
Anti Mual
77
Bertemu Tante Nyebelin
78
Ada Apa Dengan Malvin?
79
Umur Hanyalah Angka
80
A/N
81
Ditelfon Mantan
82
Ngidam
83
Kambing Gulai
84
A/N
85
Patah Hatinya Malvin
86
Kepedulian Ayana
87
Giliran Saga
88
Ayana mode on
89
Gara-gara Axel
90
Welcome to Baby
91
Pengakuan Yasmin
92
Akur Mode On
93
Jadian?
94
Jelang Tujuh Bulanan
95
Ada Apa Dengan Papa?
96
Semua Akan Baik-baik Saja
97
Yana Masih Marah?
98
Khawatir
99
Kesabaran Malvin Diuji
100
Jenguk Papa
101
Bertemu Camer
102
Welcome Baby
103
Nirmala Afsheen Gavaputri
104
A/N
105
hehe, ada cerita baru lagi
106
Spesial Part Malvin
107
Malvin Story Part 1
108
Malvin Story Part 2
109
Malvin Story 3
110
Malvin Story 4
111
mau nanya
112
Malvin Story 5
113
Malvin Story 6
114
Malvin Story 7
115
Malvin Story 8
116
Malvin Story 9
117
Malvin Story 10
118
Malvin Story 11
119
Malvin Story 12
120
Malvin Story 13
121
Malvin Story 14
122
Malvin Story 15
123
Malvin Story 16
124
Malvin Story 17
125
Malvin Story 18
126
Malvin Story 19
127
Malvin Story 20
128
Malvin Story 21
129
Malvin Story 22
130
Malvin Story 23
131
Malvin Story 24
132
Malvin Story 25
133
Malvin Story 26
134
Malvin Story 27
135
Malvin Story 28
136
Malvin Story 29
137
Malvin Story 30
138
Malvin Story 31
139
Malvin Story 32
140
Malvin Story 33
141
Malvin Story 34
142
Malvin Story 35
143
Malvin Story 36
144
Malvin Story 37
145
a/n
146
Malvin Story 38
147
Malvin Story 39
148
Malvin Story 40
149
Malvin Story 41
150
Malvin Story 42
151
Malvin Story 43
152
Malvin Story 44
153
Malvin Story 45
154
Malvin Story 46
155
Malvin Story 47
156
Malvin Story 48
157
Malvin Story 49
158
Malvin Story 50
159
Malvin Story 51
160
Malvin Story 52
161
Malvin Story 53
162
Malvin Story 54
163
Malvin Story 55
164
Malvin Story 56
165
Malvin Story 57
166
Malvin Story 58
167
Malvin Story 59
168
Malvin Story 60
169
Malvin Story 61
170
numpang promo juga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!