Date Yang Gagal

Tok Tok Tok

Saga langsung menurunkan kaca mobil saat mendengar suara ketukan di sana. Ia menoleh dan menemukan Ayana di sana, tengah tersenyum manis sambil memamerkan deretan giginya yang putih bersih.

"Sore, dok," sapa gadis itu sopan. Kepalanya menunduk rendah saat menyapa pria itu.

Saga mengangguk saat membalas sapaan gadis itu. "Langsung masuk saja," ucapnya kembali fokus pada layar tab yang ada di hadapannya. Mengabaikan gadis secantik Ayana yang sedang berdiri di luar dengan badan sedikit membungkuk.

"Saya bawa mobil, dok."

Pernyataan Ayana sukses membuat Saga kembali menoleh. Ekspresi kaget tergambar samar pada wajah tampan itu. Hari ini sesuai dengan kesepakatan bersamaan minggu lalu, mereka akan melakukan date pertama mereka. Dan mereka sudah sepakat kalau hari ini harusnya Ayana tidak membawa mobil karena ia yang akan menjemput. Lalu kenapa gadis ini malah bilang membawa mobil sendiri? Apa gadis itu sedang mempermainkannya?

"Anu... Dok, jangan salah paham dulu, itu tadi pagi saya kesiangan dan Papa saya ada rapat pagi-pagi, jadi saya nggak bisa nebeng beliau. Jadi ya terpaksa saya bawa mobil sendiri. Gitu ceritanya," ucap Ayana menjelaskan.

Saga mengangguk sekali. "Lalu sekarang?"

"Kita naik mobil saya saja, yuk?" ajak Ayana sambil melirik ke arah Agus dengan hati-hati.

Saga melakukan hal yang sama. "Agus mengganggu kamu?" tanyanya kemudian.

Ayana menggeleng cepat sambil mengibaskan kedua tangannya panik. "Bukan gitu maksud saya."

Saga menatap Ayana dengan sebelah alis terangkat selama beberapa saat. Kemudian tanpa berniat membalas ucapan Ayana, ia langsung melepas seat belt dan membereskan barang-barangnya. "Kamu langsung pulang, Gus, saya sama Yana," ucapnya pada sang supir pribadi sebelum akhirnya turun dari mobil.

Ayana mendadak salah tingkah karena sikap Saga. Ia tidak menyangka kalau pria itu akan langsung menyetujuinya. Dan bahkan langsung menodongkan tangannya untuk meminta kunci mobil.

"Saya yang nyetir, dok," ucap Ayana lalu berjalan mendahului Saga dan langsung masuk ke dalam mobil.

Tidak punya banyak waktu untuk protes, Saga memutuskan untuk langsung masuk ke dalam mobil Ayana begitu saja. Ia bahkan tidak mengatakan apapun saat masuk ke sana, pria itu langsung duduk dengan tenang dan memasang seat beltnya.

Lain halnya dengan Ayana yang kini mendadak gugup setengah mati. "Cari makan dulu boleh?" tanyanya berbasa-basi sebelum menyalakan mobil.

Saga hanya mengangguk dan mempersilahkan Ayana membawanya kemana pun yang gadis itu mau. Ia akan menurutinya tanpa banyak bertanya.

Satu kata untuk menggambarkan suasana di dalam mobil itu. Membosankan. Itu lah yang ada di benak Ayana. Ia merasa seperti hampir mati bosan karena berada satu mobil dengan Saga. Ayana benar-benar tidak menyangka kalau suasana yang tercipta akan secanggung ini.

"Dokter Saga--"

Saga berdehem untuk mengoreksi panggilan Ayana dengan cepat. Meski wajahnya terlihat tenang tapi Ayana sadar kalau pria itu pasti sedang berusaha meredam emosinya dengan sekuat tenaga.

"Saya belum nemu panggilan yang cocok, dok. Bingung mau panggil apa."

"Nama saja," ucap Saga menyarankan.

Ayana langsung menggeleng tidak setuju. "Ya sudah, Mas aja deh," ucapnya pasrah.

Dengan ekspresi andalannya Saga mengangguk tidak masalah. Panggilan itu terdengar jauh lebih baik ketimbang panggilan 'dok'.

"Lo-gue juga boleh."

"Hah?" Ayana melongo dengan ekspresi bingungnya, "maksudnya?" tanyanya tidak paham.

"Kamu bisa berhenti pake saya-anda."

Oh. Kebiasaan banget ini cowok kalau ngomong suka kurang jelas. Ayana heran kenapa Saga bisa jadi dosen dengan kemampuan bicaranya yang begini? Mendadak ia penasaran, bagaimana cara mengajar atau cara Saga menjelaskan kondisi pasien ke keluarganya mereka. Apakah bakal setengah-setengah dan ambigu begini? Kalau iya, kasian banget ya mahasiswa dan pasiennya. Ya ampun, mendadak Ayana merasa prihatin dengan mereka.

"Mas Saga suka pilih-pilih makan nggak sih?" tanya Ayana kembali memecah keheningan. Kalau ia tidak duluan yang membuka suara, kemungkinan besar suasana mobil akan terasa sepi selain alunan musik dari radio.

Saga menoleh dan menggeleng sebagai tanda jawaban.

Ayana mengangguk paham dan menepikan mobilnya begitu sampai di tempat tujuan. "Kalau makan di sini nggak masalah kan?"

Saga sedikit menundukkan kepalanya, mengintip ke arah tempat makan yang mereka tuju. Sebuah warung makan yang menjual aneka bakso urat dan mi ayam. Ukuran tempatnya tidak terlalu besar, namun, hampir tidak pernah sepi pengunjung. Lokasinya pun tidak terlalu jauh dari rumah sakit, tempat ini cukup terkenal di kalangan staf rumah sakit tempat mereka dinas, tapi bagi yang memiliki selera makan makanan pedas. Katanya bagus untuk membuat mata ngantuk jadi langsung melek seketika.

Saga kemudian menoleh ke arah Ayana. "Kamu sedang mengetes saya?"

Gadis itu melepas seatbelt-nya sambil menggeleng tidak paham. "Maksudnya?"

"Agar date ini gagal?"

"Enggak, Mas Saga mikir apaan sih? Aku udah lama nggak makan di sini, kangen, terus baru kesampean sekarang."

Dengan ekspresi yang tidak bisa Ayana tebak, Saga mengangguk dan ikut melepas seatbelt-nya. Lalu turun dari mobil lebih dulu tanpa mengajak gadis itu.

Ayana menghela napas sambil geleng-geleng kepala dan ikut turun. Keduanya berjalan beriringan masuk ke dalam tanpa obrolan seperti biasa. Benar-benar membosankan.

Ya Tuhan, Ayana tidak sanggup. Keluhnya dalam hati.

"Bay, pesen kayak biasa ya." Pandangan Ayana kemudian beralih kepada Saga yang masih berdiri di sampingnya. "Mas Saga mau apa?"

"Yang penting tidak aneh-aneh."

"Aneh-aneh gimana?" tanya Bayu, sang pemilik, dengan nada tersinggung.

Saga langsung menatap Ayana. Seolah sedang berbicara lewat telepati, gadis itu langsung mengangguk paham. "Ya udah, mi ayam aja ya?"

Saga langsung mengangguk setuju.

"Minumnya?"

Pandangan mata Saga mengedar dan menemukan lemari pendingin. Tangannya menunjuk ke arah sana dan langsung berjalan menuju lemari pendingin.

"Gila, pacar baru lo suaranya mahal ya, Neng? Serem gue liatnya."

"Bukan pacar gue," sungut Ayana tidak terima.

"Masih calon?"

Ayana mengangkat kedua bahunya secara bersamaan. "Udah lah, malah diajakin ngobrol, buruan dibikinin pesanan gue. Udah keburu laper nih," ucapnya sambil memukul pundak Bayu, mengingatkan pria itu agar segera melakukan tugasnya.

"Iya, iya, bawel banget sih lo." Tangan Bayu kemudian dengan sigap langsung meracik pesanan Ayana, "tapi, kalau gue perhatiin oke juga sih. Gantengnya nggak main-main, Auranya juga dewasa banget. Gue perhatiin juga barang-barang yang nempel di tubuhnya bukan barang KW atau ecek-ecek. Nemu di mana sih kok bisa dapet yang begituan?"

Kebetulan Ayana sudah sering datang kemari dan ia lumayan akrab dengan penjual, karena umur mereka yang tidak terpaut jauh. Meski demikian Bayu lebih suka memanggilnya 'Neng' padahal Ayana sudah sering sekali menyuruh pria itu memanggil nama saja. Tapi tidak pernah digubris pria itu. Karena menurut pria itu panggilan 'Neng' adalah panggilan sayang dari pria itu.

Pandangan Ayana kemudian menoleh ke arah Saga yang kini sudah duduk manis di bangku paling pojok. Tengah sibuk mengelap meja menggunakan tisu. Ayana menggeleng dengan pandangan yang belum lepas dari pria itu.

"Tetangga."

"Oh, gue kirain bakal sama temen lo yang itu."

Ayana langsung menoleh ke arah Bayu. "Siapa?"

"Itu loh, Neng, yang ambil spesialis kebidanan atau apalah itu namanya, gue nggak ngerti."

"Oh, Malvin?"

"Iya, itu."

"Enggak mungkin lah, nyokap gue mana setuju."

"Kenapa? Padahal dia keliatannya baik, ganteng juga. Denger-denger juga bukan anak sembarangan kan?"

"Nah, justru itu, nyokap gue mana rela anak kesayangannya sama gue."

Bayu mendadak loading. "Maksudnya gimana tuh? Nggak paham gue."

"Malvin tuh kesayangan nyokap gue, mana sudi nyokap gue ngebiarin dia sama gue. Ya, enggak lah."

Bayu geleng-geleng kepala. "Aneh ya keluarga lo." Ia kemudian menoleh ke arah tempat duduk Saga, terlihat sekali tatapan tak bersahabat dari pria itu, "udah, buruan lo samperin itu cowok lo. Kan nggak lucu kalau nanti gue yang disamperin terus diajak adu jotos gue-nya."

Ayana terkekeh. "Lucu deh kayaknya, Bay."

Bayu langsung mendengus. "Pale lu. Udah buruan sana, grogi nih gue kalau ditungguin cewek cakep lama-lama. Sana, pergi, hus, hus, hus," usirnya kemudian, "ntar kalau pesenan lo jadi nggak enak gimana?"

"Ya udah, iya-iya, gue ke sana dulu ya. Jangan lama-lama."

"Iya."

Ayana mengangguk paham dan langsung bergabung dengan Saga. "Lama?" tanyanya basa-basi sebelum mengambil posisi duduk di hadapan pria itu.

Saga menunjukan layar ponselnya pada Ayana. "Boleh saya angkat?"

Ayana ingin sekali mendengus. Ya enggak mungkin lah telfon dari rumah sakit ia larang untuk diangkat. Dengan ekspresi malas tapi bisa ia tebak, situasi apa yang akan ia hadapi setelah ini. Ayana mengangguk dan mempersilahkan Saga mengangkat panggilan tersebut.

Saga kemudian berdiri dan berjalan menjauh dari tempat duduk. Tak lama setelahnya Bayu datang sambil membawa pesanannya.

"Loh, itu cowok lo mau pergi ke mana?"

"Emergency call. Biasa lah, paling bentar lagi cabut."

"Ya ampun, Neng, kasian banget, dokter juga ya?"

Ayana mengangguk lesu. Moodnya sudah kacau, rasa laparnya pun mendadak sirna.

Detik berikutnya Saga kembali ke meja dengan ekspresi wajah yang sedikit tidak biasa. Kalau Ayana tidak salah menebak, sepertinya pria itu terlihat sedikit bersalah.

"Yan, sorry, saya harus balik ke RS, ada operasi cito. Kamu--"

"Iya, Mas, langsung balik aja ke RS. Aku di sini nggak papa." Ayana kemudian merogoh tas dan menyerahkan kunci mobilnya, "pake mobil aku aja daripada jalan kaki. Nanti kalau operasinya kelar cepet kamu bisa jemput aku di sini, kalau lama aku bisa naik taksi aja."

Saga mengangguk sambil mengucapkan terima kasih. "Nanti aku telfon Agus."

Ayana mengangguk setuju dan menyuruh pria itu segera berangkat.

"Terus ini mi ayamnya gimana, Neng?"

"Ya, gue makan masa diliatin. Kan tadi gue udah bilang gitu. Udah sana pergi, lanjutin kerjaan lo. Gue mau makan dan nggak mau diganggu."

"Serius abis? Enggak takut gendut lo?"

Ayana tidak terlalu menggubris dan hanya menyuruh Bayu segera meninggalkannya. Setidaknya ia butuh sendiri.

Terpopuler

Comments

kookv

kookv

aduh... apa jodohnya Yana si Aksa ya...

2023-06-23

0

dementor

dementor

datenya gagal total.. aduh kasian ya yana..

2023-06-12

0

cha

cha

Yana di tinggal...

2023-06-05

1

lihat semua
Episodes
1 Diputusin atau Mutusin?
2 Tetangga Baru
3 Kesan Pertama
4 Bertemu Pasien Penguji Iman
5 Bertemu Cogan
6 Dikerjain ART
7 Berangkat bareng
8 Berangkat Bareng Saya Pulang Sama Saya
9 Mencoba?
10 Bujukan Tama
11 Negoisasi
12 Date Yang Gagal
13 Resiko Profesi
14 Permintaan Maaf
15 Adu Nasib
16 Donat Rasa Buah
17 Nemenin Belanja
18 Bertemu Cogan Lagi
19 Coba Enggak Cukuran?
20 Bertemu Adik Saga
21 Makan Bareng
22 Kekesalan Malvin
23 Pulang Bareng
24 Nikahan Jaka
25 Salah Paham
26 Pengakuan Ayana
27 Patah Hatinya Saga
28 Galaunya Ayana
29 Mengakhiri Kesalahpahaman
30 Kekecewaan Tama
31 Menikmati Pilihan
32 Nasehat Tama
33 Nasehat Malvin
34 Curhatan Aska
35 Marahnya Saga
36 Ponakan Baru
37 Berantem sama Aska
38 Baikan
39 Antologi Rasa?
40 Ayana Sakit
41 Balikan Sama Mantan?
42 Saran Tama
43 Usaha Ayana
44 Usaha Terus
45 Berkunjung Ke Rumah Tama
46 Jatuh Dari Pohon
47 Panik
48 Lamaran Dadakan
49 Kena Amuk Mama
50 Bau-bau Bucin
51 Terhalang Restu?
52 Menghindar
53 Mengobrol
54 Usaha Membujuk Jaka
55 Bertemu Mantan
56 author note's
57 Persiapan Acara Lamaran
58 Acara Lamaran
59 A/N
60 Terserah
61 Curhat ke Malvin
62 Malvin Galau
63 Percobaan Yang Gagal
64 Sah!!
65 Malvin, Tetangga, dan Problem Mereka
66 Kegalauan Ayana
67 PPDS atau Anak?
68 Curhat ke Tama
69 Nggak ngambek?
70 Belanja Bulanan
71 Bertemu Mantan
72 Main ke Rumah Mertua
73 Promil, yuk!
74 Poor Malvin
75 Langsung Jadi Dong
76 Anti Mual
77 Bertemu Tante Nyebelin
78 Ada Apa Dengan Malvin?
79 Umur Hanyalah Angka
80 A/N
81 Ditelfon Mantan
82 Ngidam
83 Kambing Gulai
84 A/N
85 Patah Hatinya Malvin
86 Kepedulian Ayana
87 Giliran Saga
88 Ayana mode on
89 Gara-gara Axel
90 Welcome to Baby
91 Pengakuan Yasmin
92 Akur Mode On
93 Jadian?
94 Jelang Tujuh Bulanan
95 Ada Apa Dengan Papa?
96 Semua Akan Baik-baik Saja
97 Yana Masih Marah?
98 Khawatir
99 Kesabaran Malvin Diuji
100 Jenguk Papa
101 Bertemu Camer
102 Welcome Baby
103 Nirmala Afsheen Gavaputri
104 A/N
105 hehe, ada cerita baru lagi
106 Spesial Part Malvin
107 Malvin Story Part 1
108 Malvin Story Part 2
109 Malvin Story 3
110 Malvin Story 4
111 mau nanya
112 Malvin Story 5
113 Malvin Story 6
114 Malvin Story 7
115 Malvin Story 8
116 Malvin Story 9
117 Malvin Story 10
118 Malvin Story 11
119 Malvin Story 12
120 Malvin Story 13
121 Malvin Story 14
122 Malvin Story 15
123 Malvin Story 16
124 Malvin Story 17
125 Malvin Story 18
126 Malvin Story 19
127 Malvin Story 20
128 Malvin Story 21
129 Malvin Story 22
130 Malvin Story 23
131 Malvin Story 24
132 Malvin Story 25
133 Malvin Story 26
134 Malvin Story 27
135 Malvin Story 28
136 Malvin Story 29
137 Malvin Story 30
138 Malvin Story 31
139 Malvin Story 32
140 Malvin Story 33
141 Malvin Story 34
142 Malvin Story 35
143 Malvin Story 36
144 Malvin Story 37
145 a/n
146 Malvin Story 38
147 Malvin Story 39
148 Malvin Story 40
149 Malvin Story 41
150 Malvin Story 42
151 Malvin Story 43
152 Malvin Story 44
153 Malvin Story 45
154 Malvin Story 46
155 Malvin Story 47
156 Malvin Story 48
157 Malvin Story 49
158 Malvin Story 50
159 Malvin Story 51
160 Malvin Story 52
161 Malvin Story 53
162 Malvin Story 54
163 Malvin Story 55
164 Malvin Story 56
165 Malvin Story 57
166 Malvin Story 58
167 Malvin Story 59
168 Malvin Story 60
169 Malvin Story 61
170 numpang promo juga
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Diputusin atau Mutusin?
2
Tetangga Baru
3
Kesan Pertama
4
Bertemu Pasien Penguji Iman
5
Bertemu Cogan
6
Dikerjain ART
7
Berangkat bareng
8
Berangkat Bareng Saya Pulang Sama Saya
9
Mencoba?
10
Bujukan Tama
11
Negoisasi
12
Date Yang Gagal
13
Resiko Profesi
14
Permintaan Maaf
15
Adu Nasib
16
Donat Rasa Buah
17
Nemenin Belanja
18
Bertemu Cogan Lagi
19
Coba Enggak Cukuran?
20
Bertemu Adik Saga
21
Makan Bareng
22
Kekesalan Malvin
23
Pulang Bareng
24
Nikahan Jaka
25
Salah Paham
26
Pengakuan Ayana
27
Patah Hatinya Saga
28
Galaunya Ayana
29
Mengakhiri Kesalahpahaman
30
Kekecewaan Tama
31
Menikmati Pilihan
32
Nasehat Tama
33
Nasehat Malvin
34
Curhatan Aska
35
Marahnya Saga
36
Ponakan Baru
37
Berantem sama Aska
38
Baikan
39
Antologi Rasa?
40
Ayana Sakit
41
Balikan Sama Mantan?
42
Saran Tama
43
Usaha Ayana
44
Usaha Terus
45
Berkunjung Ke Rumah Tama
46
Jatuh Dari Pohon
47
Panik
48
Lamaran Dadakan
49
Kena Amuk Mama
50
Bau-bau Bucin
51
Terhalang Restu?
52
Menghindar
53
Mengobrol
54
Usaha Membujuk Jaka
55
Bertemu Mantan
56
author note's
57
Persiapan Acara Lamaran
58
Acara Lamaran
59
A/N
60
Terserah
61
Curhat ke Malvin
62
Malvin Galau
63
Percobaan Yang Gagal
64
Sah!!
65
Malvin, Tetangga, dan Problem Mereka
66
Kegalauan Ayana
67
PPDS atau Anak?
68
Curhat ke Tama
69
Nggak ngambek?
70
Belanja Bulanan
71
Bertemu Mantan
72
Main ke Rumah Mertua
73
Promil, yuk!
74
Poor Malvin
75
Langsung Jadi Dong
76
Anti Mual
77
Bertemu Tante Nyebelin
78
Ada Apa Dengan Malvin?
79
Umur Hanyalah Angka
80
A/N
81
Ditelfon Mantan
82
Ngidam
83
Kambing Gulai
84
A/N
85
Patah Hatinya Malvin
86
Kepedulian Ayana
87
Giliran Saga
88
Ayana mode on
89
Gara-gara Axel
90
Welcome to Baby
91
Pengakuan Yasmin
92
Akur Mode On
93
Jadian?
94
Jelang Tujuh Bulanan
95
Ada Apa Dengan Papa?
96
Semua Akan Baik-baik Saja
97
Yana Masih Marah?
98
Khawatir
99
Kesabaran Malvin Diuji
100
Jenguk Papa
101
Bertemu Camer
102
Welcome Baby
103
Nirmala Afsheen Gavaputri
104
A/N
105
hehe, ada cerita baru lagi
106
Spesial Part Malvin
107
Malvin Story Part 1
108
Malvin Story Part 2
109
Malvin Story 3
110
Malvin Story 4
111
mau nanya
112
Malvin Story 5
113
Malvin Story 6
114
Malvin Story 7
115
Malvin Story 8
116
Malvin Story 9
117
Malvin Story 10
118
Malvin Story 11
119
Malvin Story 12
120
Malvin Story 13
121
Malvin Story 14
122
Malvin Story 15
123
Malvin Story 16
124
Malvin Story 17
125
Malvin Story 18
126
Malvin Story 19
127
Malvin Story 20
128
Malvin Story 21
129
Malvin Story 22
130
Malvin Story 23
131
Malvin Story 24
132
Malvin Story 25
133
Malvin Story 26
134
Malvin Story 27
135
Malvin Story 28
136
Malvin Story 29
137
Malvin Story 30
138
Malvin Story 31
139
Malvin Story 32
140
Malvin Story 33
141
Malvin Story 34
142
Malvin Story 35
143
Malvin Story 36
144
Malvin Story 37
145
a/n
146
Malvin Story 38
147
Malvin Story 39
148
Malvin Story 40
149
Malvin Story 41
150
Malvin Story 42
151
Malvin Story 43
152
Malvin Story 44
153
Malvin Story 45
154
Malvin Story 46
155
Malvin Story 47
156
Malvin Story 48
157
Malvin Story 49
158
Malvin Story 50
159
Malvin Story 51
160
Malvin Story 52
161
Malvin Story 53
162
Malvin Story 54
163
Malvin Story 55
164
Malvin Story 56
165
Malvin Story 57
166
Malvin Story 58
167
Malvin Story 59
168
Malvin Story 60
169
Malvin Story 61
170
numpang promo juga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!