"Telat?"
Tubuh Ayana seketika langsung menegang saat masuk ke dalam mobil Saga dan disambut satu kata itu. Ia mendadak panik. Tangan telunjuknya menunjuk ke arah luar jendela dengan salah tingkah.
"Anu... itu... tadi... Malvin ngajakin nongkrong bentar. Aku pikir karena Mas Saga belum WA, jadi aku pikir belum sampai. Makanya aku iya-in aja ajakan dia. Maaf banget aku nggak sengaja, Mas. Mas Saga udah lama banget nunggunya?"
Dengan ekspresi andalannya, Saga menggeleng. "Saya tanya."
"Hah?" Ayana melongo bingung.
"Saya baru sampai, makanya nanya."
Ayana meringis lalu menggeleng. "Enggak, Mas Saga nggak telat kok. Kan tadi aku bilang, aku diajak nongkrong dulu sama Malvin."
Pandangan Saga kemudian beralih pada Agus, dan menyuruh supir pribadinya itu segera menjalankan mobilnya. "Langsung, Gus!"
"Baik, Pak. Ke rumah Mas Tama kan?" tanya Agus memastikan.
"Hm," balas Saga singkat, "sudah makan?" Ia kemudian kembali beralih pada Ayana yang baru selesai memasang seat beltnya.
"Udah sih, cuma belum makan berat. Rencana emang mau di rumah Bang Tama aja. Mas Saga belum makan?"
Saga menggeleng.
"Mau mampir cari makan dulu?" tawar Ayana yang langsung dibalas gelengan kepala dari Saga.
Tak lama setelahnya, pria itu kemudian menyodorkan kardus karton yang mirip dengan nasi kotak kepada Ayana. Hal ini tentu saja mengundang kerutan di dahi gadis itu.
"Apa ini, Mas?" Meski ragu, Ayana tetap menerima kotak kardus karton itu.
"Donat, katanya. Coba buka aja!" saran Saga.
Kening Ayana mengkerut heran. "Katanya?" beonya merasa aneh dengan jawaban pria itu. Kalau katanya berarti ini dari seseorang kan?
"Yang ngasih orang, Mas?" tanya Ayana ragu.
Saga mengangguk sekali.
"Siapa?" tanya Ayana kepo.
"Mahasiswi kampus."
Cepat-cepat Ayana membuka kardus itu dan menemukan donat dengan berbagai topping yang beragam. Dalam rangka apaan ini mahasiswa ngasih dosennya donat? Nyogok biar dapet nilai bagus? Atau dalam rangka menarik perhatian antar pria dan wanita? Kalau iya pada opsi kedua, maka Ayana akui nyali mahasiswi itu perlu ia acungi jempol.
"Boleh dicobain kan?" tanya Ayana basa-basi.
Gadis itu hanya bertanya sebagai formalitas, karena sebelum mendapat jawaban dari pria itu, Ayana sudah langsung memasukkan satu potongan donat dengan topping parutan keju ke dalam mulutnya lalu mengunyahnya perlahan.
"Enak, Mas," komentar Ayana di sela kunyahannya, "Mas Saga mau nyoba nggak?" tawarnya kemudian.
Saga menggeleng. "Kurang suka manis."
"Tapi ini yang kasih mahasiswi sendiri loh, masa nggak mau nyobain sih? Kasian loh, Mas, aku rasa ini bikinan sendiri deh."
Saga mengangguk dan membenarkan. "Dia memang jualan donat," balasnya kemudian.
"Oh, pantesan enak. Emang layak dijual sih emang rasanya. Kamu cobain deh, Mas, biar besok kalau mahasiswi Mas Saga nanyain rasa donatnya tahu jawabannya."
Tanpa rasa canggung, Ayana kemudian menyodorkan donat bekas gigitannya. Namun, detik kemudian ia tersadar dan mengambil potongan donat yang lain.
"Enggak suka kacang," komentar Saga saat menyadari Ayana mengambil donat dengan topping kacang.
"Terus apa? Coklat?"
Ayana berniat mengambil potongan donat dengan topping coklat. Namun tidak jadi karena Saga langsung menggeleng tegas. Ia kemudian beralih pada topping yang lain.
"Gula halus aja?"
Pria itu lagi-lagi menggeleng. Ayana sampai bingung sendiri.
"Matcha?" tawarnya tidak ingin menyerah.
"Keju," jawab Saga yang membuat kedua bola mata Ayana sukses membulat.
"Hah? Keju, Mas? Bekas aku dong?"
Saga menggeleng tidak masalah. "Enggak papa."
Meski sedikit ragu, Ayana pada akhirnya kembali mengambil donat bekasnya tadi dan langsung menyodorkan ke mulut Saga. Pria itu menerima suapannya dengan ekspresi andalannya.
"Gimana? Enak nggak, Mas?" tanya Ayana harap-harap cemas, seolah dirinya lah yang membuat donat itu dan sekarang ia sedang menunggu komentar pria itu. Meski pada kenyataannya bukan ia yang membuatnya.
Saga mengangguk di sela kunyahannya. "Not bad. Tapi kok kayak ada rasa buahnya?"
"Rasa buah? Enggak kok, ngaco deh Mas Saga ini. Masa donat topping keju rasa buah?" Ayana berniat kembali menyuapi pria itu, namun, langsung dibalas dengan gelengan kepala cepat dari Saga.
"Oh, mungkin gara-gara lipstikmu nempel di donatnya. Lipstikmu rasa buah ya?" tebak Saga.
Kalimat pria itu sukses membuat kedua pipi Ayana merah merona karena malu. Dalam hati ia merutuki kebodohannya sendiri. Kenapa ia bisa seceroboh ini memberi donat langsung bekas gigitannya.
"Aduh, maaf, Mas, aku nggak sengaja. Aneh ya, tadi aku lupa, harusnya nggak kasih yang langsung bekas gigitan aku. Maaf banget, ya," sesal Ayana merasa bersalah.
Sumpah demi Tuhan. Ayana rasanya ingin melarikan diri saat ini juga. Namun, jelas saja tidak mungkin kan?
"Enggak papa, saya suka."
Ayana mendadak loading. "Hah? Gimana, Mas? Suka apanya?"
"Lipstiknya. Warnanya juga bagus," komentar Saga santai.
"Serius, Mas?"
Padahal Ayana salah beli warna. Karena tidak sempat pergi langsung ke toko, akhirnya Ayana memutuskan untuk membeli online saja. Tapi karena ia sedang kurang beruntung yang datang tidak sesuai dengan yang ia harapkan. Ia sudah khawatir kalau warna ini tidak cocok dengannya. Eh, tapi ternyata di luar dugaan.
Tanpa keraguan Saga langsung mengangguk cepat. "Bagusan yang ini ketimbang yang biasa kamu pake."
"Beneran bagus? Enggak aneh?" tanya Ayana mencoba memastikan sekali lagi. Ia khawatir kalau Saga tidak bersungguh-sungguh dengan ucapannya.
Saga menggeleng. "Enggak. Cantik."
Wajah Ayana langsung berubah senang. "Oke, kalau gitu mulai besok aku bakal pakai ini aja lagi. Nggak jadi beli lagi."
"Kenapa mau beli lagi?" tanya Saga heran.
"Soalnya sebenernya pake warna ini kepaksa. Aku juga sebenernya kurang suka warnanya, takut nggak cocok di aku. Eh, tapi Mas Saga bilang bagus, aku jadi nggak khawatir lagi buat pake lagi. Hehe," cengir Ayana malu-malu.
Saga mengangguk paham. "Tidak perlu beli lagi. Bagus, cantik."
"Iya, Mas. Makasih buat komentarnya," ucap Ayana bersungguh-sungguh.
Menurutnya tidak semua pria bisa memberi pendapat jujur tentang lipstik yang ia pakai. Kebanyakan mereka akan membalas sama saja dan tidak bisa berkomentar sesuai yang ia harapkan. Tapi ternyata Saga berbeda. Kalau dipikir-pikir Saga boleh juga, dia tidak semenyebalkan yang ia kira di awal. Bahkan untuk beberapa hal mereka cukup nyambung mengobrol, meski terkadang Ayana harus loading dulu karena hobi Saga yang suka ngomong setengah-setengah dan itu sering kali membuat Ayana bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
soñar
ketawa tawa sendiri, lucuuu soalnya emeshh😭😭
2024-01-08
0
kookv
Witing tresno jalaran Soko kulino...
2023-06-23
0
dementor
bikin bingung campur resah ayana..
2023-06-12
1