Masalah Sera

Suasana menjadi hening,Rahmat dan Edi terduduk lemas di depan teras restoran,menunggu Jojo keluar,tidak ada satupun di antara mereka yang berbicara,keduanya larut dalam pikiran masing-masing,hal itu terus berlangsung sampai satu jam lamanya.

Tatapan orang-orang yang terus memandang aneh ke arah mereka tak di hiraukan sama sekali.

Edi masih terlihat rapi,meski wajahnya lemas tak berdaya begitu,sedangkan Rahmat dia begitu kacau,rambutnya terlihat acak-acakan,dan diwajahnya juga masih membekas tamparan Ririn dan Nina tadi.

Edi sudah membuat keputusan bulat,dia tidak akan pernah pacaran lagi.

"Selama si pak de masih belum insaf dari sifat Playboynya itu,gue kagak akan pernah pacaran," batin Edi mantap.

"Widih,teman-teman gue pada setia nunggu di depan resto," ucap Jojo,dia sedikit tertawa.

Mirna merasa ada yang aneh dengan kedua temannya,Edi yang terlihat murung dan Rahmat dengan wajah kusut kayak belum di setrika,membuat batin Mirna bertanya-tanya.

"Kenapa nggak masuk aja? Lo berdua kan bisa pesan makanan sambil nunggu kita berdua,kalau nunggu disini kalian udah kayak pengemis aja," tutur Jojo masih bergurau,sebab dia tidak tahu masalah yang terjadi tadi.

"Diam!!!"

Suruh Rahmat dan Edi bersamaan.

Oeh ya ampun... Kayaknya mereka benar-benar kesal mendengar ocehan Jojo,nasib mereka malam ini memang tidak seberuntung Jojo.

Mirna terkejut,dia tidak menyangka dengan respon mereka berdua yang menyeramkan itu.

"Jo,kayaknya ada masalah yang terjadi deh tadi,mending kamu selesaikan dulu ya! Aku pulang duluan,sampai ketemu besok di kantor," bisik Mirna sebelum pergi,Jojo hanya mengangguk.

Sekarang dia terlihat bodoh seorang diri,karena hanya dirinya yang tidak tahu masalah apa yang barusan terjadi.

\*\*\*

Setibanya di rumah,Rahmat masih diam,begitu juga dengan Edi sendiri.

Jojo masih belum berani bertanya tentang masalah yang terjadi,dia hanya bisa menerka-nerka dalam hati,mungkin Rahmat dan Edi baru habis berantem,makanya mukanya Rahmat merah begitu,terus rambutnya juga acak-acakan

"Tapi kalau memang mereka berdua berantem,seharusnya penampilan Edi juga kacau dong,tapi penampilan dia masih rapi," batin Jojo

???

Mulai bertanya-tanya,haruskah dia menanyakan langsung kepada kedua korban itu,atau menunggu saja sampai mereka sendiri yang berbicara?

"Ah bodoh amat,mending gue tanyain aja sama mereka,dari pada penasaran begini." Jojo bergumam.

"Sebenarnya kalian berdua kenapa sih,kalian berantem?" Jojo mulai membuka topik pembicaraan.

"Lagi-lagi gue pacaran sama pacarnya Rahmat,Jo," ungkap Edi dengan wajahnya yang terlihat murung.

"Huahaa..." kirain Jojo bakal prihatin,nggak tahunya si cowok itu malah ketawa ngakak.

"Apes benar nasib lo Edi,selalu aja ujung-ujungnya dapat bekas sohib lo sendiri,huh!" dia menarik nafas panjang.

"Kalau gue sih biasa aja Jo, noh si pak de! Sudah diputusin,kena tampar pula dia!" Edi menunjuk ke arah Rahmat yang masih membekas tamparan kedua mantan pacarnya.

Mendengar ucapan Edi,Jojo hanya bisa menahan tawanya,dia tidak berani membuat emosi Rahmat meledak.

"Ketawain aja Jo,nggak perlu di tahan,memang sudah nasib gue," jawabnya lemah,Rahmat merebahkan tubuhnya dengan lunglai ke atas sofa.

"Gue nggak berniat ngetawain elo kok,santai aja ya,kan? Lagian lo masih punya pacar yang lain selain mereka." Jojo memberi semangat.

"Gue nggak berniat pacaran lagi,kali ini gue mau fokus aja ngejar cintanya Lili." Ucap Rahmat matanya kembali berbinar-binar penuh semangat.

"Jangan...!!!" cegah Edi dan Jojo bersamaan.

"Why???"

Rahmat heran melihat reaksi kedua temannya,refleks dia bangun dari tidurnya,dan sekarang duduk dengan posisi tegap.

"Ya janganlah,kita berdua nggak setuju kalau lo mau jadiin Lili korban selanjutnya," jawab Edi.

"Gue juga,Lili itu perempuan baik-baik,siapa yang bisa menjamin kalau lo nggak bakalan nyakitin hati dia?" timpal Jojo,kedua cowok itu kompak menghalangi Rahmat untuk mendekati Lili,mereka tidak mau Lili di jadiin selingkuhannya si cowok kumis.

"Lo berdua nggak percaya banget sama gue,kalau gue udah berhasil mengambil hatinya Lili,gue janji nggak bakal ngecewain dia,dia akan jadi wanita satu-satunya di hati gue," Rahmat bersungguh-sungguh.

"Muntah deh gue dengarnya." Edi meledek.

"Mau gue ambilin baskom nggak,biar nggak tumpah di lantai?" tanya Jojo bergurau.

"Wah,lo mau muntah ya,Ed? Sini...sini biar gue tampung pakek tangan gue,sekalian gue tabok wajah kalian satu persatu!" diawal kata,Rahmat terlihat biasa. Tapi,di akhir kata dia malah mengancam,sadis bangat tuh cowok.

"Tabok aja Mat kalau lo berani,tapi pertemanan kita cukup sampai malam ini saja," Edi balik ngancam.

Nah,kalau sudah bawa-bawa ikatan persahabatan,Rahmat tidak mau melanjutkan,soalnya dia lebih mentingin kedua sohibnya dari pada yang lain.

"Ya,makanya kalian harus ngasih solusi ke gue,gimana caranya biar gue bisa dekatin Lili,"

ucap Rahmat kemudian.

"Ogah.!" Sahut mereka kompak,Edi beringsut bangun dari duduknya dan kemudian melangkah ke dapur untuk membuat nasi goreng,perutnya sudah sangat lapar,Rahmat juga bangun dan mengikutinya dari belakang,dia ikut membantu.

Sedangkan Jojo,dia dengan santainya menyalakan tv dan menonton sinetron kesukaannya,lagi pula dia kan sudah kenyang.

\*\*\*

Di Kosan...

Sera termenung di depan teras kos,dia meringkuk sambil memeluk kedua lututnya,pandangannya kosong,kelihatannya dia sedang punya masalah deh.

Tanpa dia sadari,ternyata Lili dan Aleta tengah

memperhatikan dirinya dari belakang.

"Aku lihat dalam beberapa hari ini Sera tidak pernah lagi mencari gara-gara sama kita,Li. Mungkin masalahnya benar-benar berat," desis Aleta.

"Dari info yang aku dengar sama bunda Airin,kemarin Sera sempat meminjam uang sama bunda,dengan gelang emas sebagai jaminannya," tambah Lili.

"Kayaknya masalah dia benar-benar besar deh,pasti uang itu di gunakan untuk membayar uang pinjaman sama mama kamu." Tutur Aleta.

"Iya,kamu benar,soalnya pas aku tanya ke mama,mama bilang uang pinjamannya Sera sudah di lunasi semuanya."

"Terus yang bikin dia nggak mood gitu apa dong?" Aleta penasaran.

"Wah,ada yang lagi kepoin masalah hidup orang ni!" seru Rosa,dia sengaja mengeraskan suaranya supaya di dengar Sera.

Benar saja,Sera langsung membalikkan tubuhnya dan berdiri menghadap Rosa.

"Siapa juga yang kepoin hidup orang?" Aleta menyangkal omongannya Rosa.

"Lo nggak ikut ngepoin,Ros?" tanya Lili dengan sikapnya yang sangat santai.

"Heh,kayak gue nggak ada kerjaan lain aja!" jawab Rosa sinis.

Sera tidak ikut bicara,dia hanya memperhatikan saja apa yang akan di jawab Rosa,sahabatnya.

"Biasanya,orang yang kepo itu dia peduli. Nah,kalau lo memang benar sahabat yang baik, kenapa nggak lo tanyain sekalian sama sahabat lo sendiri,punya masalah apa dia!?" ucap Lili tak kalah sinisnya,ekspresi yang ditunjukkannya terlihat lebih menyeramkan dari pada Sera.

Rosa terpaku mendengarnya,dia mati kutu.

"Yuk Al,kita kembali ke kamar!" ajak Lili,dia langsung menarik lengannya Aleta tanpa menunggu jawaban dari gadis itu.

Sekarang hanya tinggal Sera dan Rosa. Sera menatap tajam ke arah Rosa,pikirannya seperti baru menyadari satu hal setelah tadi dia mendengar perkataan Lili.

Rosa tampak gugup,tidak tahu harus ngomong apa sama Sera,keadaan menjadi sangat canggung,hingga akhirnya dia memilih pergi dari sana dan meninggalkan Sera sendirian yang kembali larut dalam masalahnya.

....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!