"Pa,bagaimana keadaan Lili ya,apa dia baik-baik aja?" tanya mawar,wanita itu terus mengkhawatirkan keadaan anak semata wayangnya.
"Soal Lili kamu jangan terlalu khawatir aku sudah menelponnya tadi dan keadaannya baik-baik saja," jawab pak Andi menghilangkan kekhawatiran di hati istrinya.
"Bagaimana aku tidak khawatir pa,dia itu putri kita satu-satunya lho,cuma dia yang kita punya." Ujar mawar.
"Iya,aku paham bagaimana perasaan kamu saat dia jauh dari kita,tapi itukan keinginannya sendiri,dia sedang ingin belajar hidup mandiri," tutur sang suami.
"Sepertinya ini semua hanya alasan dia aja deh pa."
"Maksud kamu?" pak Andi mulai bingung dengan ucapan istrinya.
"Menurut aku dia cuma mau menghindar dari kita,pa."
"Maksud kamu dia menghindari kita karena selalu mendesaknya untuk mau dijodohkan dengan anak lelakinya bu Dian?" pak Andi memastikan.
"Iya,dia sengaja pergi dari rumah dan lebih memilih untuk ngekost dari pada tinggal bersama kita,karena dia tidak mau kita jodohkan dengan anaknya bu Dian," wanita itu menjelaskan dengan rinci.
"Besok aku akan menyuruh pak Arif untuk menjemput dia," ungkap pak Andi.
"Papa yakin dia mau pulang ke rumah?" tanya istrinya. bu Mawar sendiri tidak yakin kalau Lili mau pulang begitu saja.
\*\*\*
Lili dan Aleta pergi ke dapur umum,untuk mengambil makan malamnya,namun ternyata makanan di sana sudah habis.
"Kok nggak ada jatah buat kita ya,Li?" ucap Aleta bingung.
"Dua piring hilang,pastinya jatah makan malam kita sudah diambil sama Sera dan kawan-kawannya," bisik Lili yakin,dia sudah dapat menebak,dan tebakannya tidak meleset sedikitpun. Sera yang masih berada di dapur,dan mendengar namanya disebut oleh Lili,segera saja dia datang menghampiri mereka berdua.
"Pantesan aja kuping gue gatal,ternyata lagi ada yang ngomongin gue di belakang!" Sera berdiri dengan tegak di depan Lili sambil berkacak pinggang,matanya juga memandang rendah Lili,sebenarnya yang membuat Sera tidak pernah menyukai Lili bukan karena pekerjaan Lili yang tidak jelas,tapi karena Lili lebih cantik dari pada dirinya,sebelum Lili tinggal di kosan mereka,hanya Sera yang selalu menjadi primadona di sana,tapi semenjak Lili hadir,semua orang jadi mengatakan bahwa akhirnya Sera memiliki saingan juga,apalagi ibu kos juga lebih akrab dengan Lili.
"Kita nggak ngomongin kamu," jawab Lili,masih dengan sikap santainya.
"Memangnya ada orang lain yang namanya Sera di sini selain gue?" tanya Sera angkuh.
"Maaf ya nona Sera yang terhormat,kita sedang membicarakan tentang seseorang yang sudah mengambil jatah makan malam kita!" ucap Aleta tidak tinggal diam.
"Jadi maksudnya,kalian berdua nuduh gue yang ambil gitu?" Sera mengangkat tangannya hendak menarik rambut Aleta,tapi Lili segera menepis tangan gadis itu,dan dengan keras dia berkata.
"Jauhkan tangan kotor kamu itu dari teman aku!" bentak Lili,sorot matanya tajam,dia tidak terlihat seperti biasanya. Lili yang memiliki perangai yang lembut,kalem,pokoknya perfect deh.
Sera kaget melihat reaksi Lili,dia tidak menyangka Lili yang biasanya penuh kesabaran menghadapi sikap jahatnya,kini berubah menakutkan. Sera gugup saat itu,mana kedua temannya juga nggak ada di sana lagi,jadi dia harus menghadapi Lili dan Aleta seorang diri.
"Oh,jadi sekarang lo udah berani ngelawan gue ya?" Sera tersenyum sinis. "Dasar simpanan om-om!" dia menuduh Lili sembarangan,Lili sangat marah ketika mendengarkan Sera kembali mengatainya simpanan om-om,kali ini Lili tidak akan melepaskan Sera,dia tidak akan mentolerir ucapannya yang sudah berlebihan,ini sudah kesekian kalinya.
"Plak...!" Lili menamparnya dengan keras,membuat mulut Sera menganga lebar setelah terkena tamparan gratis darinya. Sera tidak menyangka Lili bisa seberani itu.
"Jaga ucapanmu Sera! Aku sudah mencoba bersabar untuk yang sebelumnya,satu kali,dua kali,tiga kali,bahkan sudah berkali-kali aku mencoba untuk tidak peduli sama omongan kamu,tapi kamu terus memfitnah aku,mengatakan yang bukan-bukan tentang pekerjaan aku kepada anak kos yang lain,hingga semua orang di sini berpikir aku melakukan pekerjaan nista itu,dan mereka semakin memandang rendah diriku,tapi kali ini aku tidak akan tinggal diam!" ucap Lili dengan amarah yang sudah berada di ubun-ubun kepalanya.
"Lili sudahlah,kita ke kamar aja yuk!" ajak Aleta,dia mencoba melerai,takutnya pertengkaran mereka di dengar teman-teman yang lain,karena saat itu masih jam 08:30 jadi mereka masih berkeliaran di teras,ataupun masih asyik ngobrol di kamarnya,dan untung saja di dapur hanya ada mereka bertiga.
"Oke,malam ini lo menang,tapi ingat ya,lain kali gue bakal membuat perhitungan sama lo,dan gue bakalan ingat terus dengan tamparan ini,gue akan membalasnya,tunggu aja!" Sera langsung pergi dari sana,Aleta dapat menangkap kebencian dimata Sera,kebencian yang sangat dalam.
"Kamu membuatku takut Li,kamu nggak seperti biasanya," gumam Aleta,melihat Lili dengan bingung,dia merasa aneh. Lili yang sekarang berada didekatnya seperti bukan Lili yang dia kenal.
\*\*\*
Lili langsung masuk ke kamarnya,dan Aleta mengikutinya dari belakang,gadis itu tampak celingak-celinguk kesana kemari,melihat apa ada orang yang sedang mengikuti mereka,setelah dirasa aman,Aleta langsung menutup pintu dan menguncinya.
"Setelah kejadian tadi di dapur perasaan aku jadi nggak enak Li," ungkap Aleta,merebahkan tubuhnya disamping Lili,dia memang tidak ingin mencari gara-gara sama Sera,tapi semuanya sudah terjadi,apa boleh buat.
"Kamu takut sama dia,Al?"
"Bukan takut,tapi males aja Li,kamu kan tahu teman dia banyak di sini,lah kita? Cuma berdua di tambah sama Jessi,jadinya bertiga," ujar Aleta gelisah.
"Orang seperti Sera itu sekali-kali harus diberi pelajaran,dia itu sudah bersikap keterlaluan,aku malah penasaran apa yang akan dilakukan dia besoknya." Lili bahkan merasa tenang-tenang saja,meski sudah menampar wajah Sera,dia tahu akibat perbuatannya tadi Aleta juga bakal ikut kena getahnya,tapi diam terus juga bukan pilihan yang tepat,kali ini dia akan membuat Sera tahu siapa dia sebenarnya.
Bersambung....
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments