Ketahuan Selingkuh...

Edi,Rahmat dan juga Jojo,tiga cowok itu berpenampilan bak pangeran malam ini,Edi dengan wajahnya yang tampan terus menyunggingkan senyum bahagia,karena malam ini dia ingin bertemu dengan pacar barunya.

Dan Jojo,cowok itu sudah membuat janji dengan Mirna,temannya yang satu kantor,akhir-akhir ini mereka memang sangat dekat sepertinya saling menyimpan rasa.

Sedangkan Rahmat,cowok itu ya seperti biasanya,siapa lagi yang ingin dia temui selain Nina. Meski Nina sering membuatnya bad mood,tapi Nina tetap menjadi perempuan yang bisa membuat hatinya luluh kembali.

Di dalam mobil,suara musik mengalun merdu memecah keheningan malam dijalanan yang mereka lewati,saat tiba di jalanan berbelok tepatnya di persimpangan,Jojo melihat ada seorang lelaki yang sedang berusaha membuka jendela rumah menggunakan linggis.

"Mat,Mat... berhenti dulu deh!" suruh Jojo dengan suara agak keras,membuat Rahmat menginjak rem tiba-tiba.

"Ada apa sih.?" Tanya Edi menaikkan sebelah alisnya.

"Itu tuh,coba kalian lihat!" tunjuk Jojo.

"Lihat apaan?" Rahmat menoleh ke arah yang di tunjukkan Jojo. "Lelaki itu lagi mencoba membuka jendela menggunakan linggis,menurut kalian aneh nggak?" dengan begoknya Jojo bertanya,membuat Edi hampir aja menabok wajahnya.

"Goblok!" umpat Edi geram. "Ya jelas aneh lah,itu maling begok!" Edi jadi panik sekarang. Rahmat hanya diam saja.

"Ayo,ayo kita turun!" ajak Jojo,dia segera membuka pintu mobilnya dan di ikuti oleh Edi,Rahmat juga turun mengikuti kedua sohibnya tapi dia sangat santai,seolah itu masalah sepele.

"Maling...!!!"

"Maling...!!" teriak Jojo keras supaya di dengar oleh warga di sana.

"Tolong ada maling!"

Edi ikut membantu,Rahmat masih diam,dia hanya melihat saja kedua temannya yang sedang menjadi pahlawan kemalaman. Ya kemalaman,soalnya kejadiannya kan malam bukan siang,hehe...

Orang yang diteriaki maling pun terkejut dibuatnya,sampai-sampai linggis yang di pegangnya jatuh ke tanah.

Bapak-bapak yang sedang nongkrong di warung kopi yang terletak tidak jauh dari tempat kejadian segera datang,saat mendengar teriakan mereka,dan maling itu langsung saja digebuki tanpa ampun.

"Ck Ck Ck.." Rahmat menggeleng-gelengkan kepalanya,entah apa maksudnya.

"Lo gimana sih Mat,ada maling kok diam aja sih?" tanya Edi tidak suka dengan sikap sohibnya.

"Gue nggak suka aja mutusin rezeki orang,Edi." Jawabnya simpel.

"Mutusin rezeki orang dari mananya? Itu maling,Mat!" ucap Jojo tidak setuju dengan apa yang dikatakan Rahmat.

"Ini maling bikin orang miskin!" tambah Edi

"Iya,beruntung lo yang sering malingin hati anak gadis orang kagak gue teriakin." Ucap jojo tersenyum jahat.

"Memangnya lo mau neriakin gue apa?"

"Buaya...!"

"Tolong ada buaya!" ucap Edi mempraktekkan.

"Buaya berkumis," tambah Jojo ikut ngeledek.

Rahmat memelototi mereka berdua,kedua sahabatnya tertawa,selalu saja membuat darah tingginya naik.

Di sisi lain,maling yang masih di jadikan bulan-bulanannya warga terus berteriak meminta ampun.

"Ampun...!!!"

"Ampun,saya bukan maling.!"

"Dasar! Sudah ketahuan,masih aja ngotot bilang dirinya bukan maling!" teriak salah satu warga.

Rahmat dan kedua sohibnya yang berada tidak jauh dari tempat kejadian,jadi merasa prihatin melihat nasib apes si maling.

"Ini salah lo,Jo. Kan jadinya sekarang si maling yang jadi korban penganiayaan," ucap Edi.

"Kok malah nyalahin gue sih? Kan salah malingnya sendiri,siapa suruh jadi maling." Jawab Jojo membela diri.

"Terus aja berantem,kalau sayang,sono gih bantuin!" mendengar perkataan Rahmat mereka berdua terdiam.

"Hentikan,saya bukan maling.!"

"Saya Ocit!" orang yang dikira maling berusaha keluar dari kerumunan warga.

Para warga berhenti menggebukinya,saat mendengar lelaki itu menyebut namanya.

"Eh,berhenti-berhenti!"

"Ternyata ini pak Ocit,kita kira maling."

Pak Ocit adalah pemilik rumah,dan sekarang para warga jadi berbalik menatap Rahmat dan kedua temannya.

"Mampus kita Mat,kayaknya itu bukan maling deh," Edi mulai panik.

"Benar sekali,bapak itu yang punya rumah." Jojo menimpali.

"Dasar anak-anak nggak ada kerjaan!" kini bapak-bapak itu mulai menyerbu ke arah mereka.

"Bisa gawat ini," gumam Rahmat. "Ngapain masih bengong di situ? Ayo,buruan kita pergi dari sini!" ajak Rahmat,saat itu Edi dan Jojo masih berdiri bengong,sedangkan Rahmat langsung membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.

Mereka bertiga lari ketar ketir,takut di gebukin warga karena salah menuduh orang.

"Woi... mau kemana kalian? Tanggung jawab dulu!" mereka berteriak,memanggil ketiga cowok itu,tapi sia-sia aja mobil yang dikendarai Rahmat melaju begitu kencangnya.

Dalam mobil mereka terus menyalahkan satu sama lain.

"Makanya lo berdua jangan sok peduli,sekarang kalian berdua dapat apa? Pahala apa dosa?" tanya Rahmat meledek mereka berdua.

"Nggak dapat apa-apa,nggak pahala nggak juga dosa," jawab Edi kesal,karena merasa di olok-olok temannya.

"Kalau lo,Jo?"

"Gue dapat pelajaran yang sangat berharga," jawab Jojo dengan agak males.

Rahmat terkekeh geli mendengarnya,kini dia kembali fokus menyetir,supaya aman dan sampai dengan selamat di tempat tujuan.

\*\*\*\*

Nina tersenyum senang begitu melihat Rahmat datang,dia dengan cepat menghampiri kekasihnya itu. "Kok lama banget sih sayang?" dia bergelayut manja di lengan cowoknya.

Jojo dan Edi melihat Nina dengan sinis. "Idih,punya pacar gitu amat,kegatelan bangat!" cibir Edi dalam hati.

"Edi,Jojo,gue dan Nina mau pergi ke toko Kanaya dulu ya,mau ambil pesanan baju,kalian berdua kan mau ketemuan,jadi kalau nanti sudah selesai telpon aja gue!" pesan Rahmat.

"Sip,lo pergi aja!" jawab Edi. Saat itu Jojo sudah masuk ke dalam restoran untuk menemui Mirna yang sudah kelamaan nunggu.

"Sayang!" panggil seorang gadis cantik.

Edi segera menoleh,karena dia sudah tahu kalau yang di panggil itu adalah dirinya,dan benar saja gadis itu adalah Ririn,pacar barunya.

"Maaf,aku terlambat ada sedikit masalah tadi di jalan." Ucap Edi.

Ririn tersenyum,dia bisa memaklumi hal itu.

Namun,senyumannya seketika menghilang,saat dia melihat Rahmat dan Nina ada di sana juga.

Rahmat sendiri sudah bisa menebak kalau malam ini akan terjadi perang dunia ketiga.

"Hancur hidup gue malam ini," Rahmat membatin.

"Kamu kenapa,sayang? Kok pucat gitu?" Nina heran saat melihat wajah Rahmat seperti orang sakit.

"Aku sudah menduganya,Rahmat pasti playboy,cowok kumis ini harus di kasih pelajaran,biar dia tahu rasa!" batin Ririn kesal.

"Oh,jadi benar selama ini apa yang aku pikirkan,kamu memang selingkuh,dasar buaya darat!"

"Plak...!!" satu tamparan mendarat di wajahnya.

Nina kaget tidak menyangka ternyata Rahmat selingkuh di belakang dia.

"Jadi selama ini kamu selingkuhin aku,Mat? Pantesan kalau aku telpon nomor kamu sering sibuk," Nina juga tidak bisa menahan kemarahannya.

"Plak.!!"

Tamparan itu adalah hadiah dari Nina. Edi terdiam melihat kejadian di depan matanya,jiwanya seperti sudah melayang saat itu juga,kenapa setiap kali dia pacaran selalu saja dapat perempuan bekas sohibnya,nasib-nasib....

"Kenapa kalian jadi marah-marah begini,aku bisa ngejelasin semua ini." Rahmat berusaha membuat kedua pacarnya tenang.

"Jelasin apa lagi?" bentak Nina.

"Kamu mau jelasin kalau kamu masih punya beberapa pacar yang lain selain kami?" tebak Ririn.

"Dasar laki-laki nggak tahu diri!" Nina marah.

"Mulai malam ini kita putus!" ucap Ririn,sebelum pergi dia menampar sekali lagi wajah Rahmat,melampiaskan kekesalan hatinya.

"Aku juga mau kita putus!" tambah Nina,gadis itu juga pergi,begitu cepat semua terjadi,dia sudah tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari Rahmat,malam ini benar-benar menjadi malam terburuk bagi cowok itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!