Diselingkuhi

"Suasana makan malam jadi sepi pa,semenjak Lili nggak ada." Ucap bu Mawar ketika dia dan suaminya sedang menyantap makan malam di meja makan.

Lelaki itu menatap istrinya sambil tersenyum dan berkata." Lili sudah besar ma,dia ingin belajar hidup mandiri,biarkan saja dia jauh dari kita untuk sementara waktu,nanti kalau sudah kangen dia juga akan pulang ke sini," hibur suaminya.

"Kalau soal rindu,mama sih bisa langsung nyamperin aja ke kosnya dia pa,untuk apa menunggu dia pulang." Ucap istrinya.

"Kamu sudah berhasil melacak lokasi tempat dimana Lili sekarang tingga,ya?" pak Andi tersenyum. "Sepertinya sia-sia aja aku menutupi keberadaan Lili kalau pada akhirnya ketahuan juga," sambungnya lagi,pak Andi tidak habis pikir dengan sikap istrinya yang tidak akan berhenti sebelum mendapatkan sesuatu yang sangat di inginkannya.

"Aku mengetahuinya juga dari anak buah papa,makanya kalau punya anak buah itu jangan terlalu jujur,hehehe..." Bu Mawar tertawa lucu.

"Aku sudah tahu,kamu pasti membujuk mereka dengan tampang sedih itu lagi,kan?" tebak pak Andi.

"Papa tahu aja.!" bu Mawar kembali tersenyum.

"Mana ada suami yang nggak tahu kebiasaan istrinya," pungkas pak Andi,lelaki itu kembali menikmati makan malamnya,rumah mereka memang terlihat sepi semenjak nggak ada Lili,karena biasanya setiap makan bersama pasti ada aja canda tawa yang mengiringi,tidak seperti sekarang sepi dan sangat membosankan.

\*\*\*\*

"Lo beneran tinggalin dia di mall itu sendirian,Mat?" tanya Edi memastikan,dia bahkan hampir tidak percaya dengan cerita sohibnya.

"Ya iyalah Edi,ya kali gue mau bayarin semua belanjaan dia,emang dia pikir duit itu bisa dipetik kayak daun?" jawab Rahmat sedikit menekankan suaranya.

"Gue juga hampir nggak percaya Mat,soalnya lo sama Nina itu kan lengketnya udah kayak perangko," tambah Jojo.

"Gue pacaran sama dia juga ada maunya kali," jawab Rahmat jujur.

"Gimana gimana...?" Edi duduk lebih dekat dengan Rahmat,cowok itu mulai penasaran dengan cerita temannya.

"Jadi lo pacaran sama dia cuma ada maunya doang?" kini Jojo yang bertanya,dengan santainya Rahmat menjawab...

"Of course... mana ada gue pacaran tanpa ada untungnya."

"Emang apa untungnya?" kedua sahabatnya bertanya bersamaan,mereka terlihat seperti orang bodoh sekarang.

Sambil nyengir Rahmat menjawab. "Nina itu kalau dipegang-pegang ya pasrah aja!"

"What???" mereka saling tatap,jawaban dari Rahmat sangat tidak disangka sama sekali.

"Eh,jangan salah paham dong,gue cuma pegang tangannya doang tahu,nggak pegang yang lain-lain,kalian berdua jangan negatif

thinking dulu!" Rahmat mengklarifikasi.

"Syukur deh kalau begitu,gue kira tadi lo sama si dia udah gitu-gitu." Ucap Edi membuang rasa curiganya.

"Meski bar-bar gini,gue juga masih punya harga diri,mana berani ngerusak anak orang." Rahmat membela diri. Kedua temannya tersenyum lucu saat mendengar Rahmat ngomong soal harga diri.

"Jangan ngomongin soal harga diri Mat,harga diri lo itu sudah lama jatuh semenjak lo mainin hati para cewek-cewek itu," tegas Jojo.

"Gue kagak mainin hati mereka,mereka aja yang dengan suka rela ngasih hatinya buat gue mainin,hahaha..." Ucap Rahmat tertawa lepas,dia terlihat seolah tidak memiliki salah apapun,semua hanya hiburan saja menurutnya,soal hati wanita itu urusan belakangan,yang penting dia senang.

"Eh Edi,mana itu pacar lo? Katanya mau ke sini bawain kita makan malam,gue udah lapar banget,ni" ujar Jojo sambil memegangi perutnya yang sudah keroncongan dari tadi.

"Sabar Jo,bentar lagi juga sampai," jawab Edi.

"Gue juga udah lapar," timpal Rahmat. Wajar kalau mereka sudah tidak sabaran,soalnya jarum jam sudah menunjukkan pukul 09:00 malam.

"Ting tong...!!" bunyi bel,tanda orang yang ditunggu mereka sudah datang.

Edi segera berlari untuk membuka pintu. Seorang cewek cantik berdiri dihadapannya,dengan senyum manis menghias di bibirnya.

Edi segera menyuruh Wina masuk untuk diperkenalkan kepada kedua temannya.

"Mat,Jojo,kenalin ini pacar gue,Wina!" ucap Edi memperkenalkan.

Rahmat terperanjat melihat wajah pacarnya Edi. "Waduh,itu pacarnya Edi kok mirip pacar gue ya?" Rahmat membatin.

"Rahmat? Dia kan pacar aku,bagaimana bisa dia ada di sini?" Wina juga ikutan bingung,keduanya hanya diam saling tatap.

Edi heran melihat gelagat aneh antara pacar dan sohibnya,begitu juga dengan Jojo. "Kalian berdua kenapa jadi pada diam?" tanya Edi.

"Lo Wina,kan?" tanya Rahmat memastikan.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Jojo.

"Wina pacar gue!" jawab Rahmat gamblang,begitu mudahnya dia mengatakannya,bahkan tidak memikirkan perasaan Edi sedikitpun.

Hampir aja rantang susun yang dibawa Wina terjatuh kalau Jojo tidak segera mengambilnya.

Edi terlihat marah,dia tidak percaya kalau Wina selama ini selingkuh dibelakangnya.

"Lo kalau ngomong yang benar dong Mat,jangan bikin kita jantungan." Jojo masih menganggap kalau temannya itu hanya bergurau. Tapi Edi tahu kalau Rahmat serius mengatakannya.

"Jadi selama ini lo nipu gue,Win?" Edi kecewa dengan Wina. Suasana menjadi tegang seketika,Jojo sendiri bingung,sebenarnya siapa yang di selingkuhi? Edi atau Rahmat?

"Aku minta maaf sayang,aku tidak punya hubungan apa-apa sama Rahmat,dia hanya bicara omong kosong,tolong jangan percaya!" ucap Wina berusaha merayu Edi,agar mau memaafkannya.

"Sembarangan kalau ngomong,siapa yang bicara omong kosong?" Rahmat tidak terima dengan perkataannya Wina yang berusaha menyalahkan dirinya.

"Iya omong kosong,sejak kapan aku punya hubungan sama kamu,kita cuma sempat bertemu dua kali,dan itupun tidak lebih,cuma kenal gitu doang. Tapi,kamu sudah berani ngaku-ngaku jadi pacar aku!" bentak Wina.

Jojo tidak mau ikut campur,tanpa pikir panjang dia segera mengambil rantang yang dibawa Wina,dan pergi menuju dapur untuk mengisi perutnya yang sudah lapar itu,masalah begituan mah,dia ogah ikut campur. Biar problem itu di selesaikan oleh Edi dan Rahmat saja.

"Di,sekarang terserah lo aja ya,percaya apa yang gue bilang atau omongan pacar lo sendiri," ucap Rahmat santai,seraya mengangkat kedua bahunya,dia malah ikutan pergi nyusul Jojo menuju ruang makan.

"Kita putus!" tegas Edi,membuat Wina kecewa.

"Edi,kasih aku kesempatan,aku dan Rahmat nggak serius kok,aku cintanya cuma sama kamu,aku nggak mau kita putus," dia memohon dengan matanya yang sudah berkaca-kaca. Edi tidak terpengaruh oleh rayuan semacam itu,dirinya juga sudah tahu kebiasaan cewek kalau nggak mau diputusin pasti bakal merayu dengan cara menampakkan wajah sedihnya.

"Kamu juga sama kayak Rahmat,pacaran sama aku karena ada maunya iya,kan?" ucap Edi.

"Kenapa kamu jadi nuduh aku kayak gitu,selama ini aku tulus sama kamu," jawab Wina.

"Enggak perlu bertele-tele lagi Win,apapun yang kamu katakan aku tetap tidak akan percaya lagi,pokoknya kita putus,titik...!" keputusan Edi sudah bulat,dia langsung saja menyuruh Wina untuk segera keluar dari rumahnya. Edi tidak merasa kasihan saat melihat tatapan Wina yang memohon untuk diberi kesempatan kedua. Soal hati,Edi tidak mau di mainin,lagian dia juga tidak bucin sama Wina,jadi kalaupun putus Edi tidak akan sedih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!