Apa Yang Terjadi Dengan Sera

"Wah,kalian berdua malah enak-enakkan disini ya,menyantap makanan yang pacar gue bawa." Ucap Edi saat melihat Rahmat dan Jojo makan dengan lahapnya tanpa menunggu dirinya.

"Mantan pacar!!!" ucap kedua temannya bersamaan,membetulkan letak kesalahannya ucapan Edi tadi,hahaha... kayaknya sengaja tu membuat Edi marah.

Edi tidak ingin melanjutkan lagi obrolan yang tidak bermanfaat itu,dia dengan cepat mengambil piring,memasukkan nasi dan kemudian mengambil menu masakan yang tadi dibawa mantan pacarnya.

"Gimana kelanjutannya,Ed?" Rahmat bertanya.

"Nggak ada kelanjutannya,langsung aja gue putusin," jawab Edi spontan,sambil terus mengunyah ayam gorengnya.

"Ada yang lagi marah,ni." Jojo malah ngajak bercanda.

"Baguslah."

"Gilaaa..." Jojo terkejut mendengar respon Rahmat.

"Ya,dia memang sudah gila,temannya putus malah dibilang bagus." Edi membenarkan.

"Lo pacaran sama Wina sudah berapa tahun,Edi?" tanya Rahmat,mulai deh dia penasaran.

"Eits,bentar dulu!" cegat Jojo menimpali.

"Sebenarnya,yang diselingkuhi itu lo apa Edi sih,Mat?" lanjut Jojo bertanya,pertanyaan yang sejak tadi disimpannya dan membuatnya sangat penasaran.

"Lo tadi nanya apa Mat,gue jadi lupa?" Edi tidak menanggapi pertanyaan Jojo.

"Lo pacaran sama Wina sudah berapa lama?" ucap Rahmat mengulang kembali pertanyaannya.

"Baru aja satu bulan."

"Apa???" Rahmat terkejut,dia tidak berhasil menyembunyikan kekagetannya,air yang hampir masuk keperutnya dipaksa keluar lagi.

"Kenapa responnya gitu banget? Bikin telinga gue budek aja," Jojo kaget dengan suara keras Rahmat.

"Jadi yang diselingkuhi itu bukan lo goblok,tapi gue!" ucap Rahmat mukanya memerah seketika,dia baru sadar kalau ternyata yang Wina jadikan selingkuhan bukan dirinya,tapi Edi,dan itu artinya Rahmat dikhianati oleh Wina,apes benar nasib dia,mainin perasaan orang eh dia sendiri juga ikut dimainin.

"Udah nasib lo Mat,terima aja," ujar Jojo diiringi tawanya.

"Huahaa..." Edi tertawa ngakak,dia tidak menyangka kalau playboy berkumis itu juga bisa dipermainkan oleh cewek.

"Diam...!!!"

Spontan Edi dan dan Jojo terdiam,mereka tidak lagi tertawa,sekarang hanya bisa tertawa dalam hati.

"Nasib gue emang lagi nggak beruntung!" tukasnya kesal,dia membanting garpu di atas meja dan kemudian berlalu pergi. Edi dan Jojo kembali saling pandang,merasa bingung karena Rahmat jadi bad mood begitu,seharusnya kan dia nggak marah. Sebab,Wina juga selingkuhannya Rahmat sendiri.

"Lihat Ed,sahabat kita yang satu itu pikirannya benar-benar nggak sehat,ngapain coba dia marah,padahalkan ceweknya masih ada yang lain selain Wina." Tutur Jojo bingung 😕

"Iya Jo,gue juga bingung."

"Dia juga bukannya cowok yang setia," pungkas Jojo,cowok itu kembali melanjutkan makan malamnya.

\*\*\*\*

Malam ini Lili dan Aleta memutuskan untuk pergi ke rumah bunda Airin,pemilik kos mereka,em...tidak juga,bukan pemilik,lebih tepatnya penjaga kos mereka,karena pemilik sebenarnya adalah ibu Indri,kakak dari bunda Airin.

Baru sampai dihalaman rumah,langkah Aleta dan Lili terhenti sejenak,mereka terkesima melihat sosok gadis remaja yang sudah dua minggu ini tidak pernah kelihatan,entah apa gerangannya.

"Elena!!" panggil Lili,dia berusaha memastikan kalau yang sekarang ada dihadapan mereka adalah Elena,anaknya bunda Airin.

"Iya!" Elena menoleh menatap kedua gadis cantik di depannya,dua orang itu sangat dikaguminya. Lili yang memiliki paras cantik,senyuman yang manis dan lesung pipi diwajahnya,alis matanya yang berwarna hitam dan rambutnya yang panjang juga tubuhnya yang seksi itu membuat mata setiap orang yang memandangnya merasa kagum melihatnya. Aleta juga sama cantiknya. Namun,kalau dibandingkan dengan Lili sudah jelas Lili tetap yang lebih cantik.

"Ini beneran kamu,kan?" Aleta ikut pangling melihat perubahan drastis tubuh Elena,sekarang tubuh Elena lebih ramping lagi.

"Kenapa memandang aku seperti itu,mbak?" tanya Elena,saat mereka masih berdiri mematung menatap dirinya.

"Baru dua minggu tidak terlihat,kamu sudah berubah seperti ini,El." Ucap Lili seraya duduk disamping gadis itu.

"Ya,selama dua minggu ini aku melakukan latihan ketat mbak,menjaga pola makan,dan pastinya aku juga minum obat penurun berat badan," ungkap Elena tersenyum bangga.

"Mestinya kamu senang dong." Ujar Aleta.

"Aku memang senang,karena program dietku berhasil," jawab Elena. Namun,wajahnya kembali murung.

"Senang,tapi kok tadi kita lihat wajah kamu murung gitu,emang kamu kenapa,El? Apa

ada masalah lagi sama cowok baru kamu itu?" tanya Lili. Elena mulai menatap Lili dengan seksama.

"Lagi galau aja,mbak." Elena menjawab pelan.

"Galau kenapa?" mereka kompak bertanya,terlihat jelas kalau dua gadis itu sangat penasaran dengan Elena,tidak biasanya dia galau kalau bukan masalah cowok.

"Biasanya kamu itu galau masalah cowok. Nah,sekarang bukan masalah cowok,terus masalah apa,El?" Lili semakin penasaran.

"Tuh,novel aku belum selesai-selesai juga,bingung mau bagaimana ngelanjutinnya," ungkap Elena dengan wajah lesu.

"Wah,kalau masalah itu kita nggak punya polusinya,El." Aleta menjawab cepat,dia memang tidak punya skill dalam bidang seperti itu,jadi tidak bisa memberi saran.

"Polusi polusi.... solusi tahu!" Lili dan Elena mencoba membenarkan kesalahan pengucapan Aleta.

Aleta tersenyum malu melihat respon kedua temannya.

"Iya.. iya maaf,aku salah ngomong tadi." Ucap Aleta terkekeh.

"Memangnya judul novel kamu yang sekarang apa sih,El?" tanya Lili.

"Cinta sejati buaya berkumis," jawab Elena memberitahu.

"Itu toh,ambil saja cerita kehidupan Rahmat yang playboy itu,gampang kan?" usul Aleta. kedua netra Elena mengerjab mendengar usulan Aleta.

"Wih... idenya mbak Aleta bagus juga." Elena terlihat senang.

"Tumben otak kamu bekerja dengan baik,Al." Ujar Lili setengah meledek.

"Memang otakku selalu bagus kan,aku juga selalu punya ide-ide yang brillian." Aleta memuji dirinya sendiri.

"Idih,mulai deh sombongnya." Ujar Lili,mereka terus berbincang dibawah temaramnya lampu halaman depan rumah Elena.

"Tapi sama aja,pembacanya masih sedikit bangat,mbak. El jadi malas ngelanjutin ceritanya," adu Elena sedih.

"Kalau kamu bisa bikin cerita yang super duper menarik,aku yakin,pasti novel kamu bakalan banyak pembacanya." Lili memberi semangat.

"Iya El,mbak juga akan mencoba membantu kamu deh,dengan menuangkan ide-ide yang brillian,biar novel kamu jadi ngetop gitu," tambah Aleta ikut memberi semangat.

"Enggak usah deh mbak,takutnya entar idenya mbak Aleta malah membuat novel aku tambah sepi dari pembaca,dan ujung-ujungnya jadi novel yang berdebu dan tak tersentuh sedikitpun," tolak Elena seraya tersenyum.

Mereka terus ngobrol dengan nyamannya,dan sesekali tertawa,hingga beberapa menit kemudian mereka semua jadi terdiam,saat melihat Sera yang sedang adu mulut dengan beberapa pria berbaju hitam yang sama sekali tidak mereka kenal.

"Bukannya itu Sera!" tunjuk Aleta.

"Iya,dia sepertinya sedang ada masalah dengan tiga pria itu,tapi mereka siapa?" Lili jadi penasaran.

Cahaya lampu di depan gerbang kos mereka tidak terlalu terang,jadi mereka tidak bisa melihat dengan jelas siapa tiga lelaki yang tengah terlibat cekcok mulut dengan Sera.

"Mirip kayak penagih hutang gitu,mbak." Ucap Elena.

"Debt colector maksud kamu.?" Aleta mulai merasa apa yang dikatakan Elena mungkin saja benar.

"Jangan menduga-duga dulu,lebih baik kita ke sana,biar lebih jelas lagi," ajak Lili.

"Tidak perlu,ini juga bukan urusan kita,aku masih sakit hati sama kata-kata perempuan itu yang terus mengatai kamu wanita simpanan," ucap Aleta mencegah,dia tidak mau ikut campur dengan masalah Sera,kalau pun Sera ada masalah dia juga tidak akan membantunya,sebab Aleta masih menaruh rasa benci terhadap gadis itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!