Pertemuan Yang Menyebalkan

"Kurang ajar...!" teriak Edi dalam kamar mandi,suaranya bahkan sampai terdengar ke ruang tengah,saat itu Jojo sedang menunggunya bersiap-siap,karena malam ini mereka akan pergi menemui Elena perempuan yang akan di kenalkan Mirna pada Rahmat.

"Waduh,kenapa lagi itu anak." Jojo terlonjak kaget saat mendengar teriakan kerasnya Edi.

"Kesambet setan kali." Ucap Rahmat sembarangan.

"Edi...!" sekarang dia malah memanggil Edi dengan berteriak kencang.

"Lho,kok dia manggil dirinya sendiri sih?" Jojo tambah heran dan bingung.

"Kayaknya dia benar-benar kerasukan setan deh Jo,kita tengok dulu yuk!" ajak Rahmat.

Sedangkan Edi di kamar mandinya... "Lah,kok gue teriakin nama gue sendiri ya?" Edi sampai garuk-garuk kepalanya.

Mukanya merah padam melihat hamparan kuning di toiletnya yang super duper bersih itu. "Ini pasti ulah Jojo," gumam Edi,mulai menuduh Jojo sebagai dalangnya.

"Jojo...!" dia berteriak lagi memanggil temannya.

"Ada apa Edi? Gue di sini buka pintunya dulu!" suruh Jojo yang sudah berada di depan pintu kamar mandi.

Edi keluar dengan tampang yang tak enak dipandang,menatap Jojo dengan amarah yang sudah meledak-ledak.

"Kenapa mandangin gue kayak begitu,lo laper ya?" Jojo masih bergurau.

"Laper pala lu,lo tengok itu!" suruh Edi seraya menarik Jojo ke dalam kamar mandinya.

Jojo celingak-celinguk mencari sesuatu,namun semua tampak biasa aja,nggak ada yang aneh.

"Biasa aja Ed,kamar mandi lo kinclong seperti biasanya,enggak ada yang aneh." Ucap Jojo,dia masih bingung dengan sikap Edi.

"Lo lihat nggak tumpukan yang ada di wc itu?" tanya Edi lagi.

Rahmat yang sejak tadi diam akhirnya tersadar dia kaget karena tadi dia yang masuk ke kamar mandinya Edi. Sebab,kamar mandi di luar keran airnya sedang rusak.

"Itu bukan punya gue Edi,kan tadi gue ke kamar lo cuma buat ambil charger," jawab Jojo membela diri,dia tidak terima dirinya disalahkan begitu saja.

Mereka berdua kemudian sama-sama melihat ke arah Rahmat yang diam sedari tadi. "Ini ulah lo kan?" tanya Edi.

Rahmat tidak menjawab dia masuk ke dalam kamar mandi dan kemudian menyiram tumpukan itu sampai bersih,tidak ada jejak sama sekali sangat menjijikkan.

"Tinggal disiram air aja apa susahnya sih? Lo itu nggak perlu teriak-teriak sampai ibu-ibu tetangga pada dengar." Ucap cowok itu santai,dia segera melenggang pergi seperti tidak melakukan kesalahan apapun.

"Sabar ya Edi,teman kita yang satu itu memang begitu." Jojo menghibur.

"Sabar-sabar,lo enak ngomongnya karena dia nggak tinggal di rumah lo,nah gue?" Edi semakin kesal,dia kembali masuk ke kamar mandi dan melanjutkan mandinya yang tadi sempat tertunda.

***

Rahmat berjalan begitu tegapnya,malam ini dia sengaja memakai jas hitam kesayangannya ingin memperlihatkan kepada gadis yang akan dikenalkan padanya bahwa dia sudah bekerja,padahal mah dia sama sekali tidak memiliki pekerjaan,alias pengangguran.

"Gaya lo malam ini apa tidak terlalu berlebihan Mat?" tanya Jojo.

"Dengan begini dia nggak bakal nolak gue Jo,karena nanti dikiranya gue pegawai kantoran,dan kalian berdua awas ya kalau ngungkapin rahasia gue!" Rahmat mengingatkan setengah mengancam.

"Lo tenang aja pak de,kita ini bakal jaga rahasia lo dengan baik." Ucap Edi meyakinkan.

"Sekali lagi lo sebut nama...

"Karena lo tinggal di rumah sewa gue sekarang,jadi lo nggak punya hak untuk ngelarang-ngelarang gue,kalau lo emang nggak mau gue depak dari rumah gue malam ini juga!" Edi balik ngancam,sebelum Rahmat selesai ngomong.

Rahmat hanya bisa pasrah saja di panggil pak de,dia tidak punya kekuatan untuk melawannya,saat ini hidupnya benar-benar miskin,bahkan untuk makan saja harus Edi dan Jojo yang bayarin,duh nasib... nasib...

Jojo diam-diam tersenyum melihat wajah Rahmat yang terlihat lemas tak berdaya.

Ketiga cowok itu segera masuk ke dalam restoran tempat mereka mengadakan acara makan malam dua hari yang lalu.

"Akhirnya kalian datang juga,sudah hampir setengah jam loh kita nunggunya." Ucap Mirna.

"Iya maaf,kita ada sedikit kendala tadi di rumah," yang di jawab Edi sambil melirik sekilas ke arah Rahmat,hehe... pasti dia teringat kejadian tadi di kamar mandi.

Rahmat merasa ada yang aneh dengan Mirna dan Aleta,karena mereka bilang mau mengenalkan dia dengan salah satu temannya,tapi kok nggak ada,yang ada malah tante-tante gendut yang mereka bawa.

"Mana sih mbak Mirna,katanya mau kenalin aku sama cowok ganteng,ini yang ada malah mas Jojo sama mas Edi. Tuh,ditambah om-om berkumis lagi," bisik Elena.

"Mana Jo? Katanya mau kenalin gue sama cewek cantik,ini kok yang ada malah gentong minyak?" Rahmat berbisik.

"Oh ya Rahmat kenalin ini Elena!" ucap Aleta saat itu.

Elena dan Rahmat sama-sama terkejut,berasa di bohongi oleh mereka. Elena langsung berkata.

"Oh,jadi om Rahmat ini orang yang mau di kenalin sama aku?"

Plak...! serasa ditampar keras dengan omongan Elena yang mengatakannya sebagai om-om.

"Maaf umur aku masih 23 tahun,bukan om-om." Rahmat menyangkal omongan Elena.

"Maaf mas Rahmat,saya kira tadi om-om soalnya mirip sih," jawab Elena jujur.

Mereka tidak menanggapinya karena sedang sama-sama menahan tawa.

"Jadi kamu Elena yang di ceritakan oleh Mirna? Saya kira tadi tantenya Mirna," balas Rahmat tak kalah menyebalkannya.

Elena melotot lebar,dia marah saat dikatakan tante-tante. "Aku masih sekolah,belum jadi tante-tante," ujar Elena kesal.

"Rahmat,Elena ini anaknya ibu kos aku." Ucap Aleta memberitahu.

"Dia lebih cocok menjadi ibu kosnya," Rahmat tertawa usai mengejek Elena.

Elena tidak terima dengan ejekan Rahmat,dia tidak tinggal diam.

"Kamu lebih pantas menjadi bapak bagi kedua temanmu itu!" ejek Elena tak mau kalah.

"Kok kalian jadi pada berantem sih?" Edi mencoba melerai.

"Kita kesini kan cuma mau kalian saling kenal aja,bisa jadi teman apa buruknya coba?" kini Jojo juga ikut bicara.

"Iya,tahu ni mereka,jadi pada ngejek padahal kan niat kita baik." Timpal Mirna.

"Baik apanya? Mbak Mirna sama mbak Aleta pasti sengaja mau maluin aku. Udah ah,kalau kayak gini mending aku pulang aja!" ucap Elena,dan ternyata dia tidak main-main dengan ucapannya,dia langsung keluar dari restoran itu tidak perduli dengan panggilan mereka yang terus memintanya untuk tetap tinggal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!