PINDAH

Mia pergi ke rumahnya pagi-pagi sekali, dia akan merapikan barang-barang yang berada di sana dan pamit kepada Ibu kos. Natasha yang sedang membuat sarapan terkejut saat ponselnya berdering, dia segera mengangkat telepon itu terlebih dahulu. Natasha memandang ponselnya dengan tatapan tidak percaya, ada apa pagi-pagi sang bos besar sudah meneleponnya. Natasha segera mengangkat panggilan itu, dan tak lama terdengar suara dari sana.

"Berikan alamatmu sekarang!" perintah Bryan saat sambungan teleponnya terhubung.

"Maaf Pak, untuk apa ya Bapak meminta alamat saya?" tanya Natasha sopan, setelah perbincangan yang banyak menyita waktu itu, akhirnya mereka membuat kesepakatan untuk bertemu di halte dekat rumah Natasha.

Natasha bergegas membersihkan diri dan langsung berjalan menuju halte bus dekat komplek, selama di perjalanan Natasha mengirim pesan agar Mia tidak perlu menjemputnya terlebih dahulu, karena dirinya sudah berangkat menuju kantor dan Mia pun mengiyakan ucapan Natasha.

Sesampainya di halte bus Natasha mengelilingi pandangannya, dia mencari sosok bos yang menyebalkan itu. Setelah menemukan di mana sang bos berada, Natasha segera menghampiri mobil bosnya itu.

"Ada apa Bapak meminta saya untuk datang, bukankah nanti bertemu di kantor?" tanya Natasha yang heran karena bosnya itu meminta untuk menemui nya segera.

"Kita tidak punya banyak waktu, sekarang kita langsung berangkat ke tempat rapat," ucap Bryan dingin.

Natasha segera masuk kedalam mobil Bryan, selama di perjalanan Natasha memeriksa jadwal sang bos dan menanyakan siap atau tidaknya sang bos itu. Perjalanan menuju ke tempat rapat terhambat oleh macetnya jalanan, Bryan mengumpat dalam hati karena dia bisa terlambat. Natasha yang mendengar suara bosnya itu hanya bisa diam, karena dia tidak berani akan amarah sang bos.

Bryan merasa jenuh akibat kemacetan yang terjadi, dia pun menyalakan radio yang ada di dalam mobilnya. Saat lagu di putar Natasha yang sedang melamun tiba-tiba meneteskan air matanya, Bryan yang mendengar isakan tangis seseorang segera menengokan kepalanya. Bryan melihat Natasha sedang menangis, Bryan bertanya dalam hati "Ada apa dengan Natasha? Kenapa dia menangis." Bryan yang penasaran segera bertanya langsung kepada Natasha.

"Natasha, kenapa kamu menangis? Apa saya ada salah?" tanya Bryan yang tidak biasa merasa tidak enak akan ucapannya tadi, Natasha pun menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tidak Pak, Bapak tidak ada salah sama saya. Saya cuma lagi rindu sama orang tua saya Pak," jelas Natasha sambil mengelap air matanya dengan sapu tangan yang ada di tas nya.

"Kalau rindu kenapa kamu tidak temui saja mereka, kamu bisa temui mereka saat hari libur," kata Bryan sambil memarkirkan mobilnya.

Natasha yang belum selesai berbicara, lebih memilih mengikuti bosnya yang telah turun terlebih dahulu.

"Jangan sampai ada yang tertinggal, karena saya tidak mau ada kesalahan dalam rapat kali ini," jelas Bryan yang langsung berlalu menuju ruang rapat di perusahaan tersebut.

Rapat kali ini berjalan dengan lancar, tidak ada perdebatan ataupun perubahan data yang terjadi. Natasha bisa bernafas lega karena ini adalah rapat pertamanya di luar kantor, dia mendengar bahwa jika bosnya itu akan mengubah data yang ada bila tidak sesuai dengan dirinya. Perusahaan yang dipegang oleh Bryan termasuk perusahaan besar, dan siapapun akan berebut untuk dapat bekerja sama dengan perusahaan tersebut. Setelah rapat selesai mereka langsung bergegas pergi menuju kantornya, karena waktu sudah memasuki jam makan siang Bryan membelokkan mobilnya ke arah food court yang mereka lewati.

"Pak kenapa kita kesini dulu? Kenapa tidak langsung ke kantor?" tanya Natasha takut, Bryan menatapnya dengan tatapan yang tajam.

"Mau ikut turun atau tidak?" ucap Bryan dingin.

Natasha mengikuti bosnya dari belakang, Bryan mendudukkan diri di salah satu bangku yang kosong. Pria itu segera memanggil pelayan untuk memesan makan siangnya, sang pelayan pun memberikan buku menu yang ada di tangannya.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Bryan tanpa menatap Natasha, matanya hanya terfokus dengan buku menu dihadapannya.

"Sama saja dengan Bapak," jawab Natasha. Bryan langsung mengalihkan pandangannya dari buku menu dan menatap Natasha dengan penuh tanya.

"Kamu yakin menu makananmu sama dengan saya?" tanya Bryan, Natasha menganggukan kepalanya tanda dia menyetujui pilihan dari bosnya itu.

Bryan pun memesan makanan kepada pelayan, dan mengembalikan buku menu tersebut. Selama menunggu pesanan tiba Natasha mengabari Mia sahabatnya, dia mengirimkan pesan kepada Mia bahwa tidak bisa makan siang bersama karena dia masih ada tugas di luar dengan sang bos. Mia pun memakluminya, mereka bercerita lewat pesan dan sambil tertawa kecil. Bryan yang mendengar suara tertawa menatap Natasha penuh tanya, di lihat dengan seksama wajah Natasha terlihat manis ketika tertawa.

"Kenapa kamu tertawa seperti itu? Tidak lihat semua orang menatap ke sini?" tanya Bryan dengan nada ketusnya, karena semua orang yang berada di sana menatap ke arah mejanya dengan pandangan penuh pertanyaan.

Natasha yang mendengar pernyataan bosnya itu melihat sekeliling, semua mata menatap heran dengan sikap Natasha yang tertawa seorang diri. Natasha segera menutup wajahnya dengan tangan, dia merasa malu karena mendapat tatapan dari semua orang disana.

Tak lama makanan pesanan mereka pun tiba, Natasha segera memakan makanannya agar dia bisa segera keluar dari food court tersebut. Bryan yang melihat Natasha makan dengan terburu-buru segera menegur nya, Natasha pun makan dengan perlahan.

Mereka menyelesaikan makannya dengan diam, karena Natasha tahu jika Bryan tidak suka ada yang berbicara ketika makan. Setelah selesai makan siang mereka melanjutkan perjalanan menuju kantor Bryan, karena masih masuk dalam jam kantor.

Sore hari ketika jam pulang kantor, Natasha segera keluar dari kantornya. Dia menunggu bus di halte depan kantor tersebut, dia menunggu seorang diri karena Mia akan mengambil barang-barang kosnya untuk di pindah ke rumah Natasha. Di saat sedang menunggu bus tiba dari arah kanan keluar mobil sang bos dan menawarkan diri untuk mengantarnya.

"Kamu mau bareng tidak? Kita kan satu arah," pinta Bryan yang melihat Natasha sudah menunggu lama di halte bus tersebut. Bryan tidak sengaja saat keluar dari kantor melihat Natasha menunggu di halte seorang diri, jadi pria itu berinisiatif untuk menunggu Natasha sampai bus tiba hingga dua jam lebih bus yang ditunggu tak kunjung tiba.

"Tidak usah Pak, terima kasih," tolak Natasha.

Tak lama bus yang di tunggu Natasha datang, gadis itu bergegas pamit kepada Bryan untuk langsung memasuki bus tersebut. Bryan yang melihatnya hanya tersenyum miring, kenapa dia bisa tertarik dengan sekertaris barunya itu. Banyak pertanyaan di dalam pikiran Bryan, karena merasa tidak asing dengan Natasha. Dia merasa sudah mengenal lama dengan Natasha, tapi dia tidak bisa mengingat kapan dan di mana mereka pernah bertemu.

Terpopuler

Comments

Ani Siswanti

Ani Siswanti

trs thor,,seru nih

2021-01-11

0

ꮍ ꙷ ꮼ ͧ ꮥ ᷞ ꭲ ᷝ ꮠ ͣ ꭺ ᷡ ꮑ ͣ

ꮍ ꙷ ꮼ ͧ ꮥ ᷞ ꭲ ᷝ ꮠ ͣ ꭺ ᷡ ꮑ ͣ

next go

2021-01-05

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 66 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!