Mia yang ikut pulang bersama dengan Natasha menatap terkejut saat melihat rumah Natasha, rumah yang Natasha tinggali memang terlihat mewah dibandingkan dengan rumah Mia.
Mia tinggal di salah satu perkampungan yang lumayan padat, gadis itu pun tinggal seorang diri karena keluarganya berada di desa. Natasha yang mendengar cerita Mia saat makan siang merasa prihatin dengan keadaannya, dia mengajak Mia untuk menemaninya tinggal di rumah tersebut.
"Mia kamu mau kan tinggal sama aku di sini?" tanya Natasha. Mia yang mendengarnya merasa malu dan tidak enak hati jika menerima tawaran dari teman barunya, namun Natasha terus membujuk Mia agar mau tinggal bersamanya.
"Mau ya Mia, aku di sini sendiri paling ada pembantu yang membersihkan rumah ini, ayo kamu tinggal disini," ajak Natasha.
Karena dia tahu ternyata Mia juga tinggal sendiri, hanya takdir yang membedakan mereka. Natasha memang dari keluarga berada, gadis itu tidak mau menggunakan peninggalan orang tuanya secara berlebihan. Dia berusaha sekuat tenaga untuk mencoba berdiri sendiri dan tidak berlarut dalam kesedihan setelah kedua orang tuanya meninggal.
Natasha lebih suka bekerja di luar dan bersusah payah daripada harus bekerja di perusahaan milik Ayahnya, tidak ada yang tahu selain Mia bahwa dia adalah anak dari seorang pengusaha terkenal yang meninggal karena kecelakaan. Karena Natasha sendiri tidak mau menampakkan diri saat Ayahnya berada dalam pertemuan penting, jadi tidak ada yang menyangka bahwa seorang pengusaha terkenal memiliki anak perempuan yang bekerja menjadi sekertaris.
"Tapi aku mohon Mia, kamu jangan bilang kepada siapapun siapa aku sebenarnya. Aku lebih suka hidup sederhana tanpa gelimang harta," ujar Natasha yang meminta Mia agar merahasiakan status dirinya.
"Tapi aku juga tidak bisa meninggalkan semua pemberian kedua orang tuaku," sambung Natasha yang kembali mengingat kenangan bersama kedua orang tuanya.
Natasha sudah merasa nyaman dengan Mia, dia tidak sungkan untuk saling bertukar keluh kesah satu sama lain. Mia merasa bahagia memiliki teman baru seperti Natasha, bagi Mia Natasha bagaikan malaikat yang turun ke bumi.
"Aku pasti akan jaga rahasia kamu, jadi tenang saja," ucap Mia. "Tapi apa alasan kamu menyembunyikan identitas asli mu?" sambung Mia yang penasaran.
Natasha menceritakan semuanya, mulai dari awal dia kecil sampai kedua orang tuanya yang meninggal secara tragis itu. Natasha sampai tidak bisa menahan air matanya yang keluar saat mengingat semua kejadian yang terjadi, dia hanya bisa berdoa semoga kedua orang tuanya bisa mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan.
"Kamu beruntung Sya bisa terlahir dari orang mampu, sedangkan aku ..., " ucap Mia. Natasha memeluk erat tubuh Mia, "Ada aku Mia," ujar Natasha.
Dengan ragu Mia berkata, "Setelah kamu tahu siapa aku sebenarnya, apakah kamu masih mau berteman denganku?" pertanyaan Mia membuat Natasha diam seketika, karena selama ini tidak ada yang mau berteman dengan Mia hanya karena dia seorang anak dari keluarga yang miskin.
"Mia jangan pernah merendah diri seperti itu, aku senang berteman denganmu malah aku mau kamu jadi sahabatku. Dan kamu harus mau menemaniku untuk tinggal di sini," paksa Natasha. Mia terdiam sejenak dan tak lama gadis itu menganggukkan kepalanya, "Okeh," ucap Mia.
"Jangan sungkan anggap saja seperti rumahmu, aku hanya sendiri tinggal di sini jadi tidak perlu takut ada yang marah," tutur Natasha yang selalu merasa kesepian setiap harinya, gadis itu hanya di temani oleh Bi Sumi yang sudah mengurusnya dari masih bayi. Bi Sumi akan pulang ketika semua pekerjaannya telah selesai, dan akan kembali esok paginya.
Natasha mengajak Mia untuk menuju kamar yang akan ditempatinya, Mia merasa takjub karena kamar itu lebih dari tempat tinggalnya. Selama ini Mia menempati rumah petakan di daerah Bandung, "Ini tidak salah?" ucap Mia yang merasa takjub dengan apa yang di lihatnya.
"Ini akan menjadi kamarmu, jadi suka-suka kamu ingin seperti apa nantinya," pesan Natasha.
"Tidak perlu di dekor ulang ini sudah lebih dari cukup dan membuatku nyaman," cakap Mia yang merasa bersyukur mendapatkan teman seperti Natasha.
"Besok pagi aku pulang dulu ya Sya, kan semua barang-barang aku masih di tempat kos," sambung Mia yang meminta izin untuk mengemas semua barangnya terlebih dahulu.
Natasha pun mengiyakan permintaan Mia dan dia segera meninggalkan Mia seorang diri dikamarnya, "Aku ke kamar dulu ya. Kalau ada apa-apa kamu ke kamarku saja," pinta Natasha.
Natasha bergegas menuju kamarnya, selama perjalanan menuju kamar gadis itu merasa senang karena dia tidak akan merasa kesepian lagi. Natasha pergi ke dapur terlebih dahulu untuk mengambil air minumnya, namun saat melewati ruang keluarga Natasha seketika menangis mengingat kedua orang tuanya dan juga adik semata wayangnya yang ikut pergi dalam kecelakaan itu. "Aku harus kuat," ucapnya sambil menghapus air mata yang tiba-tiba muncul itu.
Natasha kembali berjalan menuju kamarnya, gadis itu ingin mandi terlebih dahulu. Mia yang baru saja membersihkan diri segera pergi ke dapur, dia akan membuatkan makan malam untuk mereka berdua. Mia mencoba memasak makanan yang bahannya sudah tersedia di dalam lemari es di rumah Natasha, dengan cekatan Mia membuat beberapa menu untuk makan malam. Natasha yang sedang berendam untuk menghilangkan lelahnya tersadar jika dia harus memasak untuk makan malam apalagi gadis itu sudah merasakan lapar pada perutnya.
Natasha yang sudah selesai, segera bergegas turun menuju dapur untuk membuat makan malam. Tanpa sepengetahuan Natasha, Mia sudah selesai dengan beberapa makanan untuknya dan juga Natasha.
"Kamu lagi buat apa?" tanya Natasha saat menghampiri Mia yang sedang memasak didapurnya.
"Eh maaf Sya, aku pakai dapur kamu untuk memasak. Dan maaf juga sudah lancang mengambil sayuran di dalam lemari es rumahmu," sesal Mia. Natasha hanya tertawa melihat tingkah Mia yang merasa tidak enak karena sudah tidak sopan dengan sahabat barunya itu.
"Kan sudah aku katakan tidak usah sungkan Mia, anggap saja ini rumahmu. Kamu mau apapun silakan saja, asal tidak berbuat yang macam-macam ya," ledek Natasha sambil tertawa dengan riangnya. Mia yang melihat tawa Natasha tersenyum senang, karena ternyata Natasha tidak seperti yang dia bayangkan saat awal bertemu.
Akhirnya mereka melanjutkan acara memasaknya yang tertunda itu, setelah selesai mereka langsung menyantap makanan tersebut. Natasha merasa bahagia ada yang menemaninya saat ini, dia berharap persahabatan nya akan tetap hangat seperti ini. Natasha mengajak Mia untuk menonton televisi dahulu sebelum beranjak tidur, disela-sela menonton televisi bersama mereka bercerita akan masa lalu masing-masing. Banyak canda dan tawa yang tercipta di ruangan itu, apalagi mengenang saat-saat masih bersekolah dahulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Tri Setyo Rini
Cerita yang menarik
2021-01-05
1
ꮍ ꙷ ꮼ ͧ ꮥ ᷞ ꭲ ᷝ ꮠ ͣ ꭺ ᷡ ꮑ ͣ
acieh teman baru😍😍😍😍
2021-01-05
0
Kim Rahma💜
Senengnya punya teman baru🥰
2020-10-19
3