BATAL

Bryan yang baru saja tiba di rumah langsung bergegas menuju kamarnya dan di saat dia melewati ruang keluarga, Bryan di panggil oleh kedua orang tuanya.

"Bryan," panggil Jonathan.

Bryan yang awalnya ingin langsung masuk ke dalam kamar mengurungkan niatnya, Bryan menatap wajah sang Ayah tanpa berkedip. Entah apa yang ingin dibicarakan sang Ayah, jika menyangkut masalah perjodohan dia akan pasrah menerimanya.

"Iya," jawab Bryan acuh tanpa mengalihkan pandangannya dari sang Ayah.

"Duduk dahulu, ada yang ingin Dad bicarakan," ajak Jonathan. Bryan duduk di bangku yang berada persis di depan sang Ayah, pemuda itu terdiam tidak ingin membantah ucapan sang Ayah.

"Masalah perjodohan, Dad tidak akan memaksa kamu menikahi Raisa .... " ucap sang Ayah menggantung. "Tapi Dad mohon kamu mulai mencari wanita yang akan menikah denganmu, Dad beri kamu waktu satu bulan. Jika dalam satu bulan kamu tidak bisa mendapatkan calon istri, maafkan jika Dad harus menjodohkan kamu kembali dengan Raisa," sambung Jonathan.

Bryan yang mendengar pernyataan sang Ayah tentu sangatlah bahagia, dia segera memeluk sang Ibu dan Ayahnya berganti sambil mengucapkan kata terima kasih.

Bryan segera pamit untuk membersihkan dirinya, dia terus tersenyum senang karena tidak jadi di jodohkan. Akan tetapi, dia memikirkan bagaimana caranya dalam waktu 1 bulan dia mendapatkan calon istri yang menurutnya cocok.

"Bagaimana caranya dalam waktu satu bulan aku mendapatkannya," gumam Bryan yang langsung bergegas masuk ke kamar mandi.

Di ruang keluarga Jonathan beserta Mita membicarakan tentang perjodohan yang batal karena baginya anak lebih utama. Seorang Ibu pasti tahu mana yang terbaik untuk anaknya, perjodohan bukanlah jalan yang terbaik untuk mendapatkan yang terbaik.

"Aku senang kamu membatalkan rencana perjodohan ini," ucap Mita sambil memeluk suaminya itu.

"Setelah aku berpikir, mungkin memang ini jalan yang terbaik. Sebenarnya aku ingin mencari tahu keberadaan anak dari Raihan, karena bagaimanapun dia lah yang aku pilih untuk masa depan anakku," tutur Jonathan yang kembali mengingat janjinya dengan Raihan berpuluh-puluh tahun lamanya.

"Sudah jangan kamu ingat lagi masa lalu itu, biarlah yang lalu berlalu mari kita sambut masa kini. Aku yakin Bryan akan mendapatkan calon istri yang terbaik nanti," imbuh Mita.

Mita bergegas menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk keluarganya tercinta, Mita sangat menyayangi Bryan karena hanya dia lah anak semata wayangnya. Mita akan berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk sang anak, Mita sudah bisa bernafas lega karena perjodohan itu menjadi batal.

Bryan yang sudah rapih dengan setelan kerjanya segera mendudukkan diri di salah satu bangku meja itu, mereka melakukan sarapan bersama seperti yang mereka lakukan setiap hari. Jonathan selalu meluangkan waktunya untuk sarapan dan makan malam bersama dengan keluarganya, bagi Jonathan pekerjaan bisa dia tunda tapi kebersamaan tidaklah bisa di tunda.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Bryan bergegas menuju perusahaan miliknya. Banyak pekerjaan yang harus di kerjakan olehnya dan itu akan membuatnya terlambat pulang, Jonathan sepenuhnya telah menyerahkan urusan perusahaan kepada sang anak. Pria paruh baya itu hanya ingin menikmati masa tuanya, dia akan datang sesekali untuk mengecek data itu pun lebih sering di kerjakan di rumah.

Mobil yang Bryan kendarai telah sampai di parkiran perusahaan itu, dia segera bergegas menuju dimana ruangannya berada. Seluruh karyawan menatap kearah Bryan dengan penuh pertanyaan, sebab bosnya itu dari awal masuk kedalam perusahaan tersenyum manis yang membuat seluruh karyawan perempuan berlutut melihatnya.

"Mimpi apa aku semalam, tumben sekali Pak Bryan senyum seperti itu," ujar salah satu karyawan perempuan yang berada disana.

"Iya betul, biasanya dia datang dengan muka datarnya yang tidak bisa di tebak," jawab karyawan yang lainnya.

"Sudah-sudah lebih baik kita kembali bekerja yang benar, supaya senyum Pak Bryan tidak luntur lagi," canda karyawan laki-laki yang mengingatkan agar lebih baik melakukan tugasnya dengan benar.

Mereka semua sudah kembali ke tempat kerjanya masing-masing, mereka berharap senyum bosnya itu akan terus ada sampai kapanpun.

Bryan tiba di ruangannya setelah menitipkan pesan kepada OB yang ada di sana, Bryan minta dibawakan segelas coffe untuk pagi ini. Pemuda itu lantas masuk ke dalam ruangan yang di ikuti oleh Natasha dibelakangnya, seperti biasa Natasha akan menyebutkan beberapa jadwalnya hari ini.

"Maaf Pak, untuk hari ini Bapak tidak ada jadwal di luar. Hanya ada acara makan siang di restoran bersama dengan orang tua Bapak," ucap Natasha yang menyebutkan jadwal Bryan hari ini.

Natasha bergegas meninggalkan ruangan Bryan setelah bosnya itu tidak ada keperluan lagi, Natasha mengambil beberapa berkas perjanjian perusahaan xxx. Dia harus mendatangi semua berkas yang ada, karena hari ini tidak terlalu sibuk sehingga dia bisa mencuri waktu untuk memeriksa berkas perusahaannya itu.

Jam makan siang tiba Natasha yang sudah selesai dengan pekerjaan ingin mengisi perutnya, saat akan keluar ruangan Bryan memanggil dirinya. Bryan mengajak untuk ikut makan siang bersama dengan dirinya dan kedua orang tuanya, Natasha yang ingin menolak tidak enak hati saat Bryan memohon kepadanya.

"Natasha," panggil Bryan saat Natasha melamun memandang jalanan luar dari dalam mobil yang dia tumpangi.

"Eh iya Pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Natasha yang terkejut saat Bryan memanggilnya.

"Kenapa melamun saja, ada yang kamu pikirkan?" tanya Bryan yang mendapat gelengan kepala dari Natasha.

"Saya hanya sedang merindukan kedua orang tua saya Pak," lirih Natasha sendu.

Dia kembali mengingat kenangan manis saat bersama dengan keluarganya, dan sekarang dia di ajak untuk berkumpul dengan keluarga sang bos. Yang ada dipikirannya saat ini adalah apa yang akan di katakan oleh orang tua bosnya itu, mengingat dia hanyalah seorang sekertaris.

Sesampainya di parkiran restoran di mana tempat mereka bertemu, Natasha segera turun dan merapikan baju kerjanya yang sedikit berantakan karena terlalu lama duduk di meja kerjanya.

Bryan yang sudah turun dari mobil segera menghampiri Natasha dan mengajaknya untuk masuk kedalam restoran itu, Natasha merasa deg-degan saat melihat kedua orang yang asing didepannya ini. Bryan memperkenalkan Natasha dengan kedua orang tuanya, Jonathan memandang Natasha dengan seksama.

"Kenapa wajah anak ini sangat mirip denganmu Rai," lirih Jonathan yang mengingat wajah sahabatnya itu persis dengan wajah Natasha.

"Ayo sini duduk nak," ajak Mita Ibu dari Bryan. Natasha dengan malu-malu mendudukkan dirinya di sebelah Mita, Natasha merasa takut saat melihat kearah Jonathan yang terus menerus menatapnya.

"Kenapa Ayah Pak Bryan melihat ku seperti itu, apa ada yang salah dengan ku?" tanya Natasha dalam hati sambil pelan-pelan melihat penampilannya.

Mereka melanjutkan acara makan siangnya di selingi dengan perbincangan yang membuat Natasha bernafas lega, karena ternyata orang tua sang bos itu sangatlah baik terhadapnya. Mita dan Jonathan mulai menyukai sikap Natasha yang sangat sopan, dia akan menanyakan kepada anaknya tentang hubungan mereka. Karena Jonathan tahu, anaknya tidak akan membawa seorang perempuan kehadapannya jika tidak ada niat lain.

Episodes
Episodes

Updated 66 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!