Mia yang merasa tidak enak hati karena setelah dirinya menanyakan soal pria di photo itu, Natasha berubah menjadi lebih dingin terhadapnya.
"Sya," panggil Mia saat jam istirahat telah tiba.
"Iya, ada apa Mia?" sebenarnya Mia ingin menanyakan keadaan sahabatnya itu tetapi, dirinya tidak sanggup untuk bertanya kembali.
"Kita makan siang yuk," ajak Mia.
Natasha meminta izin sebentar untuk membereskan pekerjaannya terlebih dahulu, "Aku tunggu di bawah ya," ujar Mia yang berlalu meninggalkan Natasha.
Natasha kembali merapikan pekerjaan yang hanya tinggal sedikit itu, "Selasai," ucapnya.
Gadis itu langsung menyusul Mia yang sedang duduk di lobby perusahaannya bekerja, "Maaf lama."
Mia segera mengajak Natasha untuk bergegas makan siang, karena jam istirahat akan segera habis. "Kamu mau makan apa?" tanya Mia saat mereka telah tiba di salah satu rumah makan dekat kantor.
"Aku mau ini saja," Natasha menunjukkan beberapa menu untuk di catat oleh pelayan di depannya.
"Saya juga sama ya Mba," ucap Mia kepada pelayan itu.
Dengan segera pelayan itu membuatkan makanan pesanan mereka, "Sya," panggil Mia.
Natasha sedang fokus dengan ponselnya, gadis itu sedang membalas pesan dari sang bos yang menanyakan dirinya berada di mana.
"Ada yang ingin kamu tanyakan?" tanya Natasha menaruh ponselnya di atas meja.
"Kamu marah denganku?" tanya Mia hati-hati.
Natasha mengeryitkan dahi, "Marah kenapa?" tanyanya.
"Aku hanya agak sedikit merasa kecewa dengan pria yang berada di photo bersamaku," sambung Natasha. Saat gadis itu ingin menjelaskan siapa sosok pria itu, makanan pesanan mereka tiba.
"Makan dahulu, nanti jika ada waktu kita bicarakan lagi," ujar Natasha. Mia menuruti perintah sahabatnya itu, karena dia tahu suatu saat Natasha akan bercerita kepadanya tanpa dipinta.
Di sela-sela makan siangnya, Mia bertanya kepada Natasha apakah dirinya sudah meminta izin cuti kepadas sang bos. "Kamu sudah bilang Pak Bryan?".
"Nanti setelah selesai makan siang aku akan meminta izin, dia juga menitip makanan untuknya tadi," jelas Natasha.
Mereka kembali melanjutkan makan siangnya, hingga tanpa terasa waktu jam istirahat mereka akan segera habis.
"Aku pesan makanan buat Pak Bryan dulu ya," pamit Natasha yang pergi untuk memesankan makanan bosnya itu.
Mia memandang tubuh Natasha dari kejauhan, "Kamu terlalu baik Sya, terkadang membuatku merasa agak tidak nyaman," ucap Mia pelan.
Mia merasa jika Natasha selalu ada untuk semua masalahnya, termasuk saat ini.
"Yuk kembali, sebentar lagi jam istirahat selesai," ajak Natasha yang entah sejak kapan berada di sebelah Mia hingga gadis itu terlonjak kaget.
"Astaga Sya, kamu membuatku terkejut," seru Mia.
Natasha tertawa melihat wajah cemberut sahabatnya itu, "Memang sedang melamun apa sih?" tanya Natasha sambil berjalan keluar dari rumah makan menuju kembali ke perusahaan mereka bekerja.
"Aku sedang memikirkan Ayah dan ibu," tungkas Mia sendu.
Gadis itu sangat merindukan sosok mereka yang selalu membuat dirinya tidak pernah kekurangan kasih sayang orang tua, "Kalau nanti dapat izin besok pagi-pagi kita langsung berangkat," potong Natasha.
"Mudah-mudahan di izinkan ya Sya," Mia berharap jika Bryan akan mengizinkan mereka berdua untuk cuti beberapa hari.
"Aku kembali bekerja ya Sya," pamit Mia saat mereka sudah tiba di dalam kantor.
Natasha menganggukan kepalanya dan berkata, "Tidak usah khawatir, pasti dapat izin," tutur Natasha dengan penuh percaya diri jika dirinya dapat mengatasi masalah ini.
Natasha memasuki ruangan Bryan setelah mengetuk pintunya terlebih dahulu, "Permisi Pak, ini makan siangnya," ujar Natasha yang memberikan kotak makan pesanan bosnya itu.
Natasha agak ragu meminta izin kepada Bryan, padahal tadi dirinya sempat percaya diri.
Bryan yang melihat wajah gugup Natasha bertanya, "Ada apa?".
"Maaf Pak, bolehkah saya dan Mia mengambil cuti beberapa hari?" tanya Natasha dengan sangat hati-hati.
Dirinya takut jika Bryan bukan saja tidak mengizinkan tetapi, juga akan memecatnya.
"Mau kemana kalian?" selidik Bryan.
Yang ada di pikiran Bryan sekarang adalah Natasha ingin meninggalkannya dan tidak menyetujui keinginan orang tuanya, "Kamu ingin meninggalkan saya?" sambung Bryan yang membuat Natasha terkejut.
Natasha bingung harus mulai bercerita dari mana, pada akhirnya gadis itu mengajak Bryan untuk menjelaskan semuanya terlebih dahulu.
"Bisa kita duduk sebentar, sambil Bapak makan siang juga," dengan berat hati dan butuh keberanian tinggi Natasha meminta sang bos untuk mendengarkan penjelasannya itu.
Bryan menyuruh Natasha untuk duduk di sofa sebelah, "Sini," pinta Bryan sambil menepuk sofa kosong.
Natasha berjalan dengan langkah agak berat, karena baginya dia merasa tidak pantas dekat bosnya itu.
"Kamu takut denganku? Aku hanya butuh penjelasanmu," Bryan mendesak agar Natasha mau menceritakan tentang keputusannya meminta cuti beberapa hari.
"Saya ingin mengantarkan Mia ke kampungnya Pak, orang tua angkat Mia sedang sakit dan Mia ingin menjenguknya.
Saya tidak tega jika Mia pergi seorang diri," jelas Natasha yang membuat Bryan makin tertarik dengan gadis di sampingnya.
Bryan yang sedang memakan makan siangnya, menaruh makanan itu di meja dan segera menghadap gadis di sebelahnya. Detak jantung Natasha seketika berdetak lebih cepat, apalagi saat tangan Bryan dengan lembut memegang kedua tangannya.
"Bisakah kita bicara tidak terlalu formal, jika kita hanya berdua panggil saja namaku tidak perlu embel-embel Bapak di depannya," protes Bryan.
Natasha seperti terhipnotis akan ucapan pria itu. Tanpa sadar Natasha menganggukan kepalanya dan entah mengapa membuatnya tersenyum saat mendengar permintaan Bryan, "Apa aku sedang jatuh cinta?" tanya Natasha dalam hati.
Perlakuan Bryan beberapa hari ini membuat Natasha sedikit membuka hatinya untuk pria itu, "Bagaimana jawabanmu tentang permintaan Mom dan Dad?" tanya Bryan yang sedang mengalihkan pembicaraan mereka tentang cuti yang di ajukan Natasha.
Natasha merasa keringat dingin mulai mengucur saat mendengar pertanyaan itu, "Hmmmm itu, bisakah kita mulai dari tahap yang lebih awal misalnya pacaran? Ya untuk mengenal satu sama lain terlebih dahulu," usul Natasha yang sebenarnya malu mengatakan semuanya.
Apalagi pria di samping terus saja memegang kedua tangan Natasha tanpa mau melepasnya, "Kamu yakin dengan keputusanmu?" Bryan agak sedikit kecewa dengan keputusan yang di berikan Natasha tetapi, apa yang gadis itu hilang ada benarnya juga.
"Baiklah aku akan menerima keputusanmu, soal cuti yang kamu minta ... Aku akan ikut bersama kalian, besok pagi-pagi kita berangkat dan tugasmu sekarang batalkan semua jadwalku untuk beberapa hari kedepan," putus Bryan yang membuat Natasha kegirangan hingga tanpa sadar gadis itu memeluk tubuh Bryan.
Saat tersadar Natasha merasa malu telah melakukan hal itu, untung saja hanya dirinya berdua yang berada di ruangan itu. "Maaf," bisik Natasha yang masih bisa terdengar oleh kuping Bryan.
"Kenapa harus meminta maaf? Bukankah kita juga sudah resmi menjadi sepasang kekasih?" goda Bryan yang langsung mendapatkan pukulan di bahunya.
Dengan sigap Bryan menangkap tangan Natasha dan membawanya ke dalam pelukannya lagi, "Tidak perlu takut padaku, jika ada apa-apa kamu bisa bercerita," tutur Bryan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Fthh jly
visualnya mna thor
2021-06-02
1
Lina Sumsel
so sweet
2021-01-14
1
Ani Siswanti
asek,,natasha pacaran,,haha
2021-01-11
1