Aku menatap layar laptop yang berada di depanku, hari ini akan diumumkan siapa saja yang lolos ke babak final. Aku dengan gugupnya menggigit ujung kuku, berharap bahwa nantinya The Geng's lolos ke babak final.
"Dev, ini kok lama bener dah?" tanya Alya yang aku angguki.
"Iya Dev, kok lama bener sih? Nggak salah kasih jam, kan?" timpalku pada pertanyaan Alya tadi.
"Nggak kok, nih pesannya mereka aja masih gue save," tutur Devi yang memperlihatkan pesan dari panitia festival dance.
"Ck tapi lama bener dah, gue ampe pegel," keluh Tara yang menyandarkan punggungnya ke tembok.
Reyga masuk dengan Bara, mereka berdua membawa dua box pizza dan satu kantong plastik besar berisi minuman bersoda.
"Wih mantep nih!" seruku ke arah mereka berdua.
"Oiya dong, ini semua mangteps sekaleh," sahut Reyga yang mendudukkan dirinya di sebelah aku dan teman-teman LorezQ lainnya.
Bara duduk di sebelah Via. Aku dan semuanya menyantap pizza yang sudah dibuka oleh Bara sambil sesekali bertanya kepada Devi, apakah sudah ada pesan yang masuk atau tidaknya.
Namun, Devi selalu menjawabnya belum. Hingga saat aku dan mereka mulai tidak membahas itu lagi, laptop Devi berbunyi, menampilkan notifikasi yang ditunggu-tunggu.
"Apaan tuh?" tanya Reyga yang ikut penasaran.
"Buka-buka," timpal Tara yang meminta Devi untuk membuka notifikasi itu.
Devi pun mengangguk sambil jari jemarinya lihai untuk membuka notifikasi yang ditunggu-tunggu itu.
"Apa Dev?" tanya Bara yang juga ikut dibuat penasaran.
"Bentar gue lagi baca nih," jawab Devi yang sibuk membaca isi dari notifikasi yang panjang ini.
Hingga Devi memekik girang, "Kita lolos gais!" Aku menatap layar laptop dengan seksama, benar, The Geng's masuk ke babak final.
Aku pun langsung bangkit dan bersorak-sorai kegirangan, "Akhirnya!" Aku melakukan loncat-loncat yang diikuti lainnya.
Meskipun yang hadir hanya geng LorezQ dan ada Reyga serta Bara, tapi tak apalah, kita semua pasti akan senang, terlebih jika Sandi dan teman CaPaMud yang tidak hadir mengetahui ini, aku yakinkan mereka juga akan senang seperti aku dan teman-teman yang berada di sini.
Aku menghentikan aksi lompat-lompatan, menatap mereka semua. "Gais, aku kabarin di grup ya?" tanyaku pada mereka semua.
Alya mengangguk, "Kabarin aja, biar semuanya tahu." Aku mengangguk nurut, lainnya pun sama ikut-ikutan mengangguk juga.
Aku membuka ponsel, membuka forum pesan di grup, lalu mulai mengetikkan kata-kata yang akan dikirim nantinya.
...The Geng's
...
^^^Hai gais!
^^^
Sandi : Hai juga
Putra : 2
Rio : 3
Alya : Udah stop gosah kek gitu!
^^^Wkwk udah-udah jangan ribut!
^^^
^^^Ada kabar gembira nih^^
^^^
Putra : Apa tuch?
Alya : Alay, Put!
Putra : Gue yang alay, Ya, bukan elu ini_-
^^^Kalian astaghfirullah _-
^^^
^^^Udah nyet!
^^^
Putra : Mangap, Buk Bos:")
Alya : 2in
^^^Ini gimana hem?
^^^
Sandi : Lanjut aja, Can.
^^^Abaikan kegilaan jin iprit_-
^^^
^^^Oke siap, Ayang Bev.
^^^
Putra : Anjay
Alya : Anjayy
Tara : Kiw-kiw
Sandi : Woi itu kasian Cantika kagak jadi-jadi ngetik nyet!
Reyga : Lah kok ngamuk
Tara : Ga, stop!
Reyga : Iya honey
Putra : Najong pada pacaran_-
Reyga : Iri bilang dong, Put, wkwk
Devi : Udah diem semuanya, ada info kabar gembira buat kalian semuanya.
^^^Jangan buat Cantika males buat kasih kabar nantinya, yuk hargai.
^^^
Via : Setuju sama Devi
Tara : Gue juga setuju sama Devi dan Via
Bara : 3in
Sandi : Oke silahkan, Can.
^^^Oke makasih semuanya:)
^^^
^^^Kabar gembiranya gak jauh-jauh dari hasil pengumuman festival dance kemaren-kemaren
^^^
^^^Kita lolos masuk babak final, so, i hope The Geng's bisa menampilkan yang terbaik dari yang terbaik lainnya.
^^^
Sandi : Kita masuk babak final?
^^^Iya San, kita masuk babak final.
^^^
Sandi : Gilakkkkk, parah, weh kalian pada di mana sekarang?
Bara : Rumah gue
Sandi : Oke, Bar, gue ke sana sekarang aja.
Putra : IKUTTTTT!
Sandi : Ck, ya udah, nanti gue ke rumah lu.
Putra : Makasih Bebeb, Sandi:3
^^^Najong, Put!
^^^
Putra : Iri ya?
^^^Cemburu ya?
^^^
Cemburu kok ama elu, ew.
Putra : Bct
^^^Kasar
^^^
Rio : 2
Sandi : 3
Devi : 4
Tara : 5
Reyga : 6
Bara : 7
Rendy : 8
^^^9
^^^
Via : 10
Alya : Semuanya
Putra : TERNYATA GUE DINISTAIN SELAMA INI!
^^^PRIK KALIAN!
^^^
^^^PRIKKK
^^^
^^^WES PRIK AE
^^^
^^^EH GUE ORANG SUNDA ******!
^^^
^^^NGAPA ARGHHH
^^^
Rendy : Arghh itu milik gue!
^^^Gosah copas!
^^^
Putra : Gak ada hak ciptanya ya nyet!
Bara : Setiap orang berhak buat mendapatkan hak ciptanya, apalagi kalau udah buat!
Rio : 2
Sandi : 3
Devi : 4
Tara : 5
Reyga : 6
Via : 7
^^^Berisik!
^^^
^^^Bubar-bubar!
^^^
...***
...
Pembahasan pun sudah berakhir, aku kembali mematikan ponsel, kembali menyantap hidangan sambil konser bersama teman-teman lainnya.
Saat sedang asyik menikmati, Sandi, Putra, Rio, dan Rendy pun datang. Mereka juga melakukan keasyikan yang sama dengan kita.
"Semua kata rindumu, semakin membuatku, tak berdaya, menahan rasa, ingin jumpa ...." Senandung Alya yang menghayati satu lagu dengan penuh penekanan.
Aku hanya bisa cekikikan sambil menyandarkan punggungku. Menatap teman-temanku lainnya yang masih asyik bersenandung ria.
"Wajarin aja, mereka emang gila semua," tutur Sandi yang tiba-tiba duduk di sebelahku.
"Udah ngewajarin, cuman kenapa bisa gitu gilanya semuanya," sahutku yang menoleh menatap Sandi dengan sebuah cengiran yang terukir di bibirku.
"Hahaha, ya begitulah, memang keknya takdir gue sama elu dapetin temen yang sefrekuensi." Aku mengangguki ucapan Sandi.
"Keknya emang gitu sih," balasku yang mengiyakan ucapan Sandi tadi.
Saat aku sedang asyik berbicara dengan Sandi, Putra datang mendekati ke arah kita berdua, "Pacaran bae, nyok nyanyi, Sandi." Putra langsung menarik tangan Sandi untuk bernyanyi bersama yang lainnya.
Saat Sandi menoleh, aku pun mengangguk, barulah Sandi pergi. Tak lama Rio mendekat, dia langsung bertanya, "Lu deket ya sama Sandi?"
Aku yang mendapatkan pertanyaan itu hanya mengangguk, lalu bertanya, "Kenapa emangnya?"
"Gak apa," jawab Rio yang menatap ke arah Sandi.
"Dia emang cakep, pinter lagi, dancenya juga apik, lu pasti suka ya?" Pertanyaan Rio membuat diriku bak ditampar, apakah sebegitu jelasnya diriku suka dengan Sandi, sampai-sampai Rio bisa melihat apa yang membuatku selama ini gelisah? Aku terus bertanya itu di kepalaku.
Aku menatap Rio dan menjawabnya dengan tanya yang sedikit grogi, "Kalau suka kenapa, kalau enggak kenapa?"
"Kalau iya, gue akan-" Ucapan Rio menggantung tepat saat Rendy menyuruh Rio untuk ke arah sana.
"Yo, sini!" pekik Rendy.
Rio menoleh ke arahku sebentar, menatap penuh dengan kegelisahan, lalu dia bangkit, dan meninggalkan sebuah tanya besar.
"Greget gue kalau kelanjutan omongan kagak dikelarin, awas aja tuh si Rendy, gue pites!" Gregetku. "Bikin kepo aja," lanjutku.
Semuanya menjadi tanda tanya yang masih tidak tahu kelanjutannya, apakah nanti akan ada sesuatu ke depannya? Jawabannya aku tidak tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments