Tantangan itu pun di mulai pada hari ini, hari ketiga setelah geng LorezQ memberikan tantangan pada hari itu.
Aku bersama geng LorezQ berdiri tepat di tengah lapangan, menatap wajah cowok-cowok yang kita tantang hari itu.
Geng CaPaMud sudah berdiri di depan kita, anggota dari mereka lengkap. Terdiri dari, Sandi, Rio, Reyga, Rendy, Bara, dan Putra.
Mereka semua menatap sengit ke arah geng LorezQ yang terdiri dari, aku sendiri, Devi, Tara, Via, dan Alya.
Semua kelas XI IPS dan XI IPA dari kelas mana pun datang menghadiri lapangan sekolah saat waktunya jam pulang sekolah.
Salah satu dari mereka, yaitu Doni menjadi MC bersama Mita. Mereka berdua mulai mengawali awal dari battle dance hari ini.
“Oke, gais! Tak perlu berlama-lama lagi, mari kita lihat aksi dance dari geng LorezQ!” seruan dari Mita, membuat semuanya ikut berseru, Doni juga ikut berseru, hanya saja geng CaPaMud tidak mau ikut berseru dan malah menyilangkan kedua tangan di dada mereka.
Aku memberikan kode pada geng LorezQ untuk bersiap menyiapkan formasi dance, mereka pun mengangguki, dan segera membentuk formasi.
Lagu dinyalakan. Aku memulai dancenya lebih dulu, melikuk-likuk kedua tangan di depan, lalu menepuk tangan sedikit ke arah kanan dan kiri. Membungkuk lalu kembali menepuk, tetapi menepuk kedua pahaku.
“GENG LOREZQ!” seruku.
“Hey!Hey!Hey!” sahutan dari Devi, Tara, Via, dan Alya yang berseru.
Lalu tarian geng LorezQ pun dimulai. Kita menyerok kaki ke kanan dan ke kiri, menepuk beberapa bagian tubuh yang menimbulkan suara kemeriahan.
Mengikuti alunan nada lagu yang menyerukan semangat membara, semua guru keluar meski beberapa sudah pulang, mereka ikut menyaksikan battle dance pada siang hari ini.
Aku semakin bersemangat, karena kerumunan semakin bertambah, banyak yang menyaksikan. Aku melirik ke arah kiri, lalu ke kanan, mengulang setiap dance.
Hingga pada saat direff ketiga, kami mengubah gaya tariannya secara kreasi. Aku setengah berlari ke kiri, sedangkan yang lainnya setengah berlari ke arah yang membuat kita sangat berjarak sekali.
Kali ini, aku kembali berseru, “Geng LorezQ!”
Sahutan dari geng LorezQ secara serentak berseru, “Hebat, bisa, juara! Huhah! Pedes kali!”
Tangan kami perlahan dinaikkan ke atas, lalu kita turunkan secara cepat, membuat sebuah suara tepukan di tepuk tangan, dada, dan paha secara cepat.
Gerakan kaki yang membuat sebuah suara pun terdengar, berbarengan dengan sebuah tepukan yang semakin riuh.
Lalu sedetik kemudia reff berganti kalimat lagu, aku pun langsung memutar badan dengan putaran indah, membuat geraian rambutku menyibak.
Menatap matahari yang terik, tapi aku kembali melanjutkan gerakan dance, menari dengan mengayunkan tangan yang berbarengan dengan gerakan kaki tak searah.
Semuanya nampak serasi ketika aku dan gerakan teman-teman geng LorezQ serempak, kami mendekatkan diri, merapat satu sama lain, hingga lagu berada di ujung reff, aku dan geng LorezQ membentuk formasi.
Aku dan geng LorezQ membentuk formasi, kebetulan aku berada di formasi bawah bersama dengan Alya. Lagu diujung dan berakhir, tangan kita langsung serempak ke atas, saling berlawanan arah sesuai dengan formasi kita masing-masing.
Terakhir, aku kembali berseru sekali lagi, “Geng LorezQ!”
“Hebat, bisa, juara! Huhah! Pedes kali!” Semua anggota geng LorezQ menyuarakan jawaban dari yel-yel yang tadi aku serukan dengan suara yang membuat atensi menjadi terpana ke arah kita semua.
Dance dari geng LorezQ sudah berakhir, kini giliran geng CaPaMud yang akan mendapatkan giliran untuk menampilkan dance mereka.
Aku dan geng LorezQ bangkit, semuanya bertepuk tangan, guru-guru pun riuh memberikan suara sorak-sorai mereka.
Bahkan MC pun tak henti-hentinya memberikan tepukan tangan, “Wow luar biasa sekali ya geng LorezQ ini.”
“Iya keren banget,” sahut Doni yang sedari tadi masih melongo melihat ke arah aku dan teman-teman lainnya berdiri.
“Keren banget!” Lagi-lagi Mita bertepuk tangan. “Oke, berhubung harinya semakin panas, terus juga battle dance ini semakin seru, gimana kalau kita lanjut ke geng CaPaMud aja, tanpa perlu lama-lama lagi, aku dan kita semua persilahkan,” lanjut Mita dengan seruannya.
Geng LorezQ dan aku terpaksa menepi ke pinggiran penonton. Sedangkan geng CaPaMud maju ke depan, lagu sudah dimulai, mereka menyiapkan formasi.
Lagu yang mereka pakai adalah salah satu lagu K-Pop, mereka melakukan gerakan dance sederhana dengan mengayunkan tangan ke sana dan kemari.
Melekuk-lekuk kaki, menampilkan juga tarian hip-hop yang dipadu dengan dance buatan mereka sendiri.
Semuanya dilakukan berulang-ulang, aku pun sampai terpana, hingga lagu pun mau berakhir, mereka menyiapkan formasi, tetapi formasinya berbeda.
Hingga saat detik-detik terakhir lagu berakhir Sandi berlari, lalu melompati formasi gengnya yang berhasil mendarat mulus dengan berjongkok dengan kaki satu.
Dia menatap ke arahku seolah meremehkan geng LorezQ, aku berdecih, dan mengalihkan pandangan darinya. Meski pun dalam hati, aku mengakui bahwa mereka dancenya keren, maka dari itu geng LorezQ rela memberikan tantangan agar mereka mau menggabungkan kedua geng ini.
Tapi, mereka terlalu sombong, membuatku enggan untuk mengakuinya secara terang-terangan lagi.
Sorak-sorai terdengar memenuhi setiap sudutnya, apalagi dari kelas IPS yang super riuh sekali. Hingga MC mencoba menenangkan terus-menerus, membuat kelas IPS akhirnya terdiam, itu pun karena mendapatkan bantuan dari guru yang menyuruh mereka untuk diam.
Mita pun mengisyaratkan Doni untuk membuka ucapan yang harus diucapkan berikutnya.
“Luar biasa sekali antara geng LorezQ dan geng CaPaMud, dance yang mereka suguhkan sangat luar biasa, eits ... tapi kita harus memilih diantara kedua geng ini, manakah yang layak menang diantara mereka, dan siapakah nanti yang akan menang?” Doni melihat sekeliling yang semakin pada penasaran.
“Penasarankan?” tanyanya yang membuat semuanya bersuarakan iya.
“Oke-oke, Mita akan kasih kalian kertas, tulis nama geng mana yang layak nih dancenya menjadi juara,” lanjutnya, dibarengi dengan Mita yang memberikan semua orang satu per satu kertas kecil.
Mereka pun mulai menulis, beberapa dari mereka juga sudah menyerahkan kepada Mita yang sudah menyiapkan kardus, lalu setelah semuanya sudah, jawaban kertas yang berada di dalam dus pun mulai dibacakan satu per satu oleh Doni.
Skor antara geng LorezQ dan geng CaPaMud setara, tinggal satu kertas lagi yang akan dibacakan, satu kertas itu menentukan siapakah pemenangnya. Aku berharap berpihak kepada geng LorezQ, karena geng kita benar-benar membutuhkan mereka untuk berada di festival dance nantinya.
Dan, akhirnya Doni pun kembali bersuara, “Pemenangnya adalah ....” Ucapannya menggantung di udara.
“Geng ... LorezQ! Huuuuuu!” teriaknya yang membuat aku bangkit dari duduk, menatap wajah satu per satu teman-temanku, akhirnya kita menang.
Aku pun memeluk erat semua anggota geng dalam bentuk lingkaran, “Geng LorezQ!” seruku.
“Hebat, bisa, juara! Huhah! Pedes kali!” sahutan seruan dari mereka membuat semuanya ikut bersorak-sorai, sedangkan dari geng lawan menatap ketidaksukaan, tetapi akhirnya mereka mendekati, apalagi Sandi, dia mendekat ke arahku, lalu mengucapkan selamat.
“Selamat ya, geng CaPaMud akui kekalahan kita, jadi apa mau kalian bakal kita turutin,” ujar Sandi yang masih dengan nada tegasnya.
“Geng LorezQ cuman mau geng CaPaMud digabung dengan geng LorezQ dalam acara festival dance, bukan cuman itu, tapi geng lu sama geng gue bener-bener nyatu gengnya, dan nama gengnya adalah The Geng’s,” jelasku yang membuat Sandi terdiam, lalu dia menoleh ke belakang, menatap wajah teman-temannya. Kemudian Sandi mengangguk dan menyetujui tawaran dari geng LorezQ.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments