Door Of Dungeon

Door Of Dungeon

Bab 1: Tujuan Takayami Noru Menjadi Hunter

"Noru cepat beri aku ramuan penyembuh!" keluh seorang Hunter.

"Tunggu sebentar." Noru berkata sambil terengah-engah.

Setelah memberikan ramuan penyembuh. Noru meninggalkan area pertempuran Hunter melawan Monster. Dia menunggu dengan sabar dan terus memperhatikan Hunter yang membutuhkan bantuannya.

Hunter, Monster dan Pintu Dungeon. Ketiga hal itu terkait dengan zaman damai tepatnya tahun 2050. Manusia terbagi menjadi dua yaitu biasa dan istimewa. Manusia istimewa adalah mereka yang telah diberikan kekuatan oleh Pintu Dungeon dan pada zaman damai ini lebih dikenal sebagai Hunter.

Hunter bertugas membunuh Monster, mengambil Kristal Monster dan menyelesaikan Dungeon Raid demi uang dan ketenaran. Manusia biasa hidup nyaman dengan membayar pajak dan mendukung Hunter. Namun, bagi Hunter keselamatan manusia biasa tidak dianggap penting setidaknya itu hanya terjadi di zaman damai.

Zaman sebelum damai tepatnya tahun 2025. Seluruh dunia tiba-tiba diserang oleh Monster yang muncul dari sebuah pintu. Serangan Monster seperti tsunami yang menelan banyak korban dan merusak berbagai bangunan. Selama tiga tahun umat manusia belum mengurangi jumlah Monster, bahkan terus bertambah karena seminggu sekali akan ada pintu baru yang muncul.

Suatu hari ketika manusia hampir kehilangan harapan. Tiba seorang manusia dengan kekuatan yang sanggup menghadapi Monster. Penelitian dari seluruh dunia menafsirkan bahwa mereka membangkitkan kekuatan di dalam dirinya yang diberikan oleh Pintu Dungeon. Nyatanya di Zaman sebelum damai, mereka adalah manusia istimewa yang menggunakan kekuatannya untuk menyelamatkan dunia.

Mereka memusnahkan semua Monster di muka Bumi dan menghancurkan Pintu Dungeon agar Monster tidak muncul lagi. Mereka di seluruh dunia rela menyerahkan hidupnya untuk masa depan yang akan datang. Seiring berjalannya waktu dan teknologi berkembang pesat. Akhirnya, perdamaian terwujud dengan nama mereka menjadi sejarah tertulis.

"Aku ingin seperti mereka." kata Noru dengan tatapan kagum.

Pintu Dungeon Rank-D telah selesai. Seorang anak laki-laki berusia 17 tahun bernama Takayami Noru, delapan bulan lalu dia menjadi Hunter.

"Fisikmu lemah dan Skill tidak ada. Siapa yang memberimu Lisensi Hunter?" seorang Hunter bertanya dan menyindir Noru.

"Tentu saja dari Serikat Jepang!" bentak Noru.

Takayami Noru adalah Support Hunter yang bertugas memberikan ramuan penyembuh kepada timnya. Support Hunter sangat merugikannya karena timnya akan mengambil semua Kristal Monster, sedangkan Noru akan dibayar sesuai kesepakatan.

Noru membungkuk dan sedikit kesal sambil berkata, "Terima kasih telah mempekerjakan saya."

Noru menerima bayarannya sebanyak $100 lalu pergi ke rumah sakit untuk membayar administrasi rawat inap. Di sana ibunya terbaring lemas akibat penyakit langka yang harus dioperasi. Akan tetapi, biayanya sangat mahal. Sisa uang yang dia punya akan digunakan untuk membeli makan dan membayar sewa rumah.

"Bagaimana kabar ibu?" Noru bertanya sambil memegang telapak tangan ibunya.

Ibunya menatap kosong ke luar jendela dengan tubuh kurus dan wajah kuyu begitulah kondisinya. Noru tidak bisa menahan air mata setiap kali bertemu ibunya. Terdengar langkah kaki seseorang semakin dekat ke kamar seketika Noru menyeka air matanya.

Seorang perempuan membuka pintu sambil berkata, "Adikmu yang imut telah datang!"

"Selamat datang Syifa. Bagaimana sekolahmu?" Noru bertanya sambil tersenyum.

Syifa bisa mengetahui kalau kakaknya habis menangis. Kakaknya masih tidak bisa menahan air matanya ketika menjenguk ibu. Namun, itulah hal yang paling dibanggakan dari sosoknya.

"Aman terkendali, Kak!" Syifa menjawab sambil membalas senyum kakaknya.

Syifa tidak ingin memberitahu kalau dia habis ditegur sama wali kelasnya karena diminta untuk segera membayar uang sekolah. Noru mendekati adiknya sambil mengelus kepalanya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Adiknya adalah sosok yang bisa memberinya semangat untuk terus berusaha.

Noru menjadi Hunter dengan tujuan menyelamatkan semua orang mirip Hunter di zaman sebelum damai. Jadi, orang pertama yang harus diselamatkan adalah ibunya.

Noru memegang tangan adiknya sambil berkata, "Syifa nanti di rumah bantu kakak memasak makanan yang pernah ibu buat."

"Aku pasti membantumu, Kak!" Syifa menjawab dengan ekspresi tegas.

Noru dan Syifa berpamitan sama ibu walaupun tidak ada tanggapan. Saat hampir sampai di rumah dan selesai menaiki anak tangga terakhir tiba-tiba Noru berekspresi marah. Di depan pintu rumah sudah ada ayah mereka lagi bersandar.

Noru menatap benci ayahnya sambil berkata, "Apa yang kamu lakukan di sini?"

Ayah membalas, "Kalau bicara yang sopan!"

Syifa mundur dua langkah karena takut mengingat ayah pernah menyakitinya. Noru langsung memegang erat tangan adiknya lalu tetap pergi menuju pintu rumah.

"Minggir!" umpat Noru sambil mendorong ayahnya.

Ayah menahan tubuhnya sambil berkata, "Beri ayah uang!"

"Sampah sepertimu! Berapa lama lagi kamu akan mengganggu keluargaku?" umpat Noru sambil bertanya.

Mata Noru penuh dengan kebencian akan sosok ayahnya. Delapan bulan menjadi Hunter bukanlah hal yang mudah untuk dijalani, bahkan Noru harus mempertaruhkan nyawanya.

"Ayah akan pergi jika kamu memberiku uang!" ayah menjawabnya sambil menahan marah.

Noru mendorong ayahnya lagi agar tidak menghalangi pintu. Dia mengambil sejumlah uang di dalam saku celana lalu menjatuhkannya ke lantai seperti memberikan uang kepada seorang pengemis.

"Ambil uangnya dan pergi dari sini, dasar sampah!" umpat Noru dengan menatap rendah.

Noru dan Syifa masuk rumah lalu menguncinya. Ayah memungut uang sambil merasa terhina dan dipermalukan tapi masih menahan amarahnya karena harus segera melunasi utang judinya. Selama berada di dalam rumah seketika rasa takut Syifa mereda.

"Apa dia tahu tentang tabungan?" Noru bertanya sambil berekspresi marah.

Syifa menunduk takut sambil berkata, "Tabungannya aman, Kak!"

"Kakak mau istirahat sebentar. Syifa gantikan kakak masak dan panggil kalau sudah selesai!" kata Noru.

Di kamar ketika melihat cermin seketika Noru terkejut akan wajah marahnya. Dia langsung baringan di kasur sambil menutup mata. Noru teringat kisah pertemuan orang tuanya ketika masih kecil dan yang menceritakannya adalah mendiang neneknya. Ibu di usia mudanya adalah Mahasiswa Kampus asli Jepang lalu bertemu sama ayah yang merupakan seorang mahasiswa dari Indonesia. Keduanya mulai berdekatan dan saling menyukai lalu memilih untuk menikah.

Namun, selama pernikahan sampai punya anak hanya candaan tidak ada keseriusan karena sebenarnya itu tipuan laki-laki. Malam hari sebelum jatuh sakit, ibunya mengalami depresi berat. Ibu mengaku menyesal telah menikahinya, bahkan sangat malu pada dirinya sendiri.

Ibunya adalah wanita yang baik hati dan lugu tapi mudah dimanfaatkan perasaannya. Noru mulai menanamkan benih kebencian pada ayahnya karena telah membuat ibu jatuh sakit. Keesokan harinya, ibu mendadak pingsan dan segera di bawa ke rumah sakit.

"Di mana ayahmu, Nak? Kami membutuhkan tanda tangannya untuk melanjutkan perawatan ibumu," kata perawat.

Benih kebencian mulai tumbuh. Noru segera pulang dan mencari ayahnya di setiap sudut rumah tapi sama sekali tidak ada, bahkan semua yang menjadi milik ayahnya sudah menghilang.

"Di mana? Dia ada di mana?" tanya Noru.

Noru ingat kata-kata yang pernah diucapkan ayahnya, "Kita adalah keluarga."

Benih kebencian tumbuh menjadi pohon. Kata yang diucapkan ayahnya seketika terhapus dari hatinya. Noru kembali ke rumah sakit dan mengambil semua tanggung jawab, bahkan bertekad melindungi seluruh keluarga yang dia sayangi kecuali ayahnya.

"Aku pasti akan menyelamatkanmu ..." ucap Noru pelan sambil memeluk foto ibunya.

Beberapa menit berlalu. Syifa sudah selesai memasak ketika mereka berdua makan bersama hanya ada keheningan. Syifa perlu mengatakan sesuatu yang bisa membuat kakaknya cepat melupakan kejadian tadi.

"Semangat, Kak! Maaf. Syifa hanya bisa mendukungmu," kata Syifa.

Noru menghentikan sendok tepat di mulutnya. Dia lanjut makan sambil menangis untuk memberinya perasaan lega.

"Aku tahu kakak mempunyai mimpi menyelamatkan banyak orang dan Kakak sudah menyelamatkanku yang tidak bisa berbuat apa-apa!" kata Syifa dalam hati.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

👍👍👏👏 ok.

2023-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!