Bab 16: Salah Satu Tujuan Noru Tercapai

Noru bersiap untuk menerima kekuatan Undead Witch!

"Aku tidak merasakan apa pun," ucap Noru dengan ekspresi bingung.

Sepertinya Undead Witch berusaha membantah perintahmu.

"Masih ingin melawan?" Noru bertanya dengan tatapan tajam.

"Apa tuan yakin? Menerima kekuatan saya berarti tuan bukan lagi seorang manusia melainkan Monster!" Undead Witch menjawabnya sambil tunduk hormat.

"Aku mempunyai tujuan yang harus tercapai. Jadi, aku harus bertambah kuat!" Noru membalasnya dengan berani menerima risiko.

"Tuan sungguh luar biasa setidaknya hamba akan mempertahankan penampilan luarnya saja," ucap Undead Witch langsung menghancurkan tongkat sihirnya.

Langit mengeluarkan suara gemuruh ketika Noru melihat ke atas tiba-tiba awan gelap masuk tubuhnya. Jumlah sihir skala besar berusaha menyatu dengan pemilik barunya. Prosesnya membuat seluruh tanah kuburan bergetar, bahkan awan gelap di langit-langit perlahan menyusut.

Awan gelap yang masuk tubuhnya Noru merupakan jumlah sihir Undead Witch. Proses penyatuan sihir telah berhasil kini langit tanah kuburan menunjukkan cahaya terang. Undead Witch sekali lagi menyentuhkan tengkorak kepalanya ke tanah kuburan karena telah melihat kebangkitan raja kematian.

Aku tidak bisa berkata apa pun, tetapi kamu adalah salah satu penerus yang selangkah melampaui kami berlima!

"Jumlah sihir dalam tubuhku meluap-luap," ucap Noru.

Akan sangat berbahaya jika kamu keluar dari sini tanpa menutup jumlah sihir. Sebaiknya, lakukan penekanan jumlah sihir dan mengubahnya menjadi aura hunter.

Noru segera menekan jumlah sihir dan mengubahnya menjadi aura hunter. Penekanan berhasil dengan menciptakan kabut hitam yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Pintu Dungeon Rank-A sudah tidak ada lagi Monster sehingga menunjukkan tanda bahwa pintu akan tertutup.

Jaraknya dengan pintu keluar sangat jauh, tetapi saat Noru melangkah seketika sudah tiba di depan pintu keluar. Di luar pintu sudah ada beberapa Hunter Rank-B dan satu Rank-S, yaitu Yuma. Mereka datang untuk mengatasi Change Dungeon Rank, tetapi sosok hitam dengan mata biru keluar dari pintu.

Noru menutup identitasnya dengan menyelimuti diri memakai kabut hitam. Semua Hunter bersiaga karena mengira kabut hitam tersebut adalah Monster. Noru tidak mempunyai pilihan selain cabut dari tempat tersebut dengan cepat. Hilangnya kabut hitam bersamaan dengan Pintu Dungeon Rank-A tertutup rapat lalu menghilang.

"Monster? Manusia? Tadi itu sosok apa?" Yuma bertanya pada dirinya sendiri dengan raut wajah ketakutan.

Yuma merinding karena merasakan kekuatan besar dari sosok itu, padahal Noru sudah menutup jumlah sihirnya. Di sisi lain, Noru memakai kekuatan maksimal sehingga larinya tidak bisa dihentikan. Dia tidak tahu sudah berada di mana, tetapi suara keramaian mobil dan orang memastikan bahwa masih di sekitar Jepang.

"Berhenti!" Noru berteriak tanpa bisa menghentikan langkah kakinya.

Noru terpaksa menutup seluruh sihirnya seketika langkah kaki berhenti di tengah jalan raya. Akibatnya, mobil berhenti mendadak dan saling menabrak. Terdengar suara sirine mobil polisi dan Noru langsung panik dengan segera melompat ke atas.

Kekuatan sihirnya sudah tertutup sehingga hanya ada kekuatan fisik dan ternyata lompatannya sangat tinggi. Noru dapat menyaksikan Kota Tokyo di ketinggian melebihi Tower Serikat Jepang. Dia bukannya panik, tetapi terpesona akan keindahan Kota Tokyo di malam hari.

"Aku akan melindunginya setelah menyembuhkan ibu," ucap Noru.

Keesokan harinya, kabar sosok kabut hitam yang menyelesaikan Pintu Dungeon Rank-A sendirian masih menjadi misteri. Beberapa wartawan menganggap bahwa kabut hitam merupakan Hunter Rank-S yang tidak tercatat. Pihak Hunter Serikat Jepang sedang mencari keberadaan sosok kabut hitam, bahkan secara terbuka di media sangat ingin bertemu.

Kafe tidak jauh dari Tower Serikat Jepang. Noru memakai hoodie dan menggunakan masker agar dapat menemui Daniel karena sudah janji untuk bertemu.

"Maaf terlambat," ucap Noru.

"Apa ini kamu?" Daniel bertanya sambil memperlihatkan berita terkini.

Noru melihat kanan-kiri lalu menganggukkan kepala. Daniel menghela napas panjang karena memiliki hubungan dekat dengan kabut hitam yang sedang menjadi buronan.

"Jika Pihak Hunter Serikat Jepang mengetahuinya maka aku diberhentikan," ucap Daniel.

"Maaf merepotkan," ucap Noru dengan sangat menyesal.

"Biar aku tebak pasti isi tasmu ada Kristal Monster," ucap Daniel.

Tebakannya benar dan Noru meminta bantuan pada Daniel untuk memprosesnya menjadi uang. Daniel tidak mempunyai pilihan selain membantu dengan mengajaknya ke gudang. Di tempat tersebut ada banyak Ilmuwan Hunter membawa Kristal Monster.

"Tunggu sebentar." Daniel menghampiri rekan kerjanya.

Beberapa Ilmuwan Hunter mengikuti Daniel dan meminta kepada Noru untuk memperlihatkan Kristal Monster. Mereka sangat terkejut karena Kristal Monster Undead biasa dalam jumlah ribuan dikeluarkan semua. Mereka bertanya-tanya asal Kristal Monster dan Noru beropini bahwa itu semua adalah hasil perburuan Tim Hunter yang dipimpinnya.

Pada akhirnya, Ilmuwan Hunter mempercayai kebohongan yang Noru buat sehingga semua Kristal Hunter dibeli. Selesai hitungan harganya tanpa menunjukkan Lisensi Hunter tiba-tiba Ilmuwan Hunter mengembalikan tasnya Noru. Di dalamnya sudah ada uang dari hasil pembelian Kristal Monster dengan jumlah 10.000$ seketika Noru menampilkan ekspresi syok.

"Hahaha, lucu sekali dirimu. Noru dengan uang tersebut maka ibumu bisa diselamatkan," ucap Daniel dengan senyuman.

Noru langsung memeluk Daniel dan berkata, "Aku sangat berterima kasih atas semua bantuanmu!"

Daniel menepuk pelan punggungnya Noru dan membalasnya, "Sama-sama. Sekarang pergi dan sembuhkan ibumu!"

"Sampai jumpa Daniel," ucap Noru seketika menghilang.

Setibanya di rumah sakit. Noru mengajukan operasi kepada seorang dokter yang pernah mendiagnosis penyakit langka ibunya. Dokter langsung menerima 5.000$ secara tunai sehingga dia bertindak cepat dengan memanggil bawahannya untuk memulai operasi.

Noru menelepon adiknya. "Halo, Kak! Ada apa?" tanya Syifa di sekolah.

"Syifa...kakak berhasil." (Sambungan telepon langsung terputus karena Syifa mematikannya)

Syifa meninggalkan sekolah dan pergi menuju rumah sakit. Dia berlari sekuat tenaga walaupun jaraknya jauh lalu setibanya di rumah sakit dan ternyata operasinya sudah selesai. Noru tersenyum sambil memeluk adiknya yang tengah menangis bahagia karena proses operasi berhasil mengangkat penyakit langka ibu.

Di hari berikutnya, kondisi ibu masih memerlukan waktu untuk siuman sehingga Noru dan Syifa memutuskan menunggu. Syifa dengan ekspresi bahagia pergi ke sekolah, tetapi wali kelasnya memasang ekspresi marah karena perilaku Syifa kemarin.

"Dasar murid tidak tahu diri, padahal kami sudah meringankan masalah tagihan sekolahmu!" teriak wali kelas dengan nada tinggi.

"Maafkan saya, Bu! Kemarin, kakak telepon bahwa ibu akan dioperasi. Jadi, saya ingin melihatnya!" ucap Syifa pelan.

"Ha? Kamu yang miskin bisa bayar biaya operasi, padahal tagihan sekolah saja masih utang!" sindir wali kelas.

Syifa mendadak ditertawai teman kelas, tetapi sahabat sebangku berusaha melindunginya. Di sisi lain, Noru datang ke sekolah untuk melunasi tagihan adiknya agar bisa nyaman menjalani pendidikan. Saat menyelusuri lorong sekolah seketika Noru menjadi pusat perhatian para siswi perempuan karena tampangnya seperti artis. Mereka ingin sekali foto bersama, tetapi Noru terburu-buru sehingga meminta untuk diantarkan ke ruang kelas adiknya.

Permintaan Noru diabaikan karena mereka tidak peduli dengan namanya Syifa tiba-tiba siswi perempuan menerobos kerumunan dan memegang kuat tangannya Noru. Dia memasang ekspresi panik dan berharap sahabatnya di tolong karena para guru sama sekali tidak peduli.

"Ada apa denganmu, Elisa?" tanya Noru.

"Tolong Syifa!" jawab Elisa sambil menangis.

Noru memakai sihir pendeteksi untuk menemukan kelas adiknya dan ternyata sedang dipermalukan wali kelas. Syifa memegang papan kecil dengan tulisan anak miskin ketika wali kelas ingin memakaikan topi dengan tulisan pembohong.

Menepuk pundak wali kelas dengan tatapan intimidasi dan berkata, "Apa maksudmu?"

Wali kelas langsung panik dan ketakutan. "Si—siapa kamu!"

"Kakak!" ucap Syifa dengan sangat terkejut akan kedatangan kakaknya.

"Syifa mari ke ruang kantor guru dan kamu ikut dengan kami!" ucap Noru dengan nada menekan.

Di kantor guru tidak ada yang berani menatap wajah kakaknya Syifa, bahkan kepala sekolah menunduk. Noru mengutarakan amarahnya atas perbuatan wali kelas yang sudah menjelekkan adiknya. Sejumlah uang sebanyak 1.000$ langsung dilempar tepat mengenai wajah kepala sekolah.

"Apa dirimu tidak malu? Orang dewasa macam apa kalian! Menjelekkan siswanya dan menghina keluarganya memang pendidikan apa yang kalian terima, ha!" teriak Noru dengan sangat marah.

"Kami sungguh minta maaf!" ucap kepala sekolah sambil menunduk.

"Adikku sebentar lagi lulus dari tempat ini jika aku melihatnya diperlakukan seperti itu maka kalian semua jangan harap bisa hidup nyaman!" ancam Noru dengan tatapan mengintimidasi.

Mereka semua meminta maaf, bahkan kepala sekolah mengeluarkan wali kelasnya Syifa dan menggantikannya dengan yang baru. Usai membayar, Noru memberikan uang jajan pada adiknya untuk membeli apa pun bersama Elisa. Noru sangat berterima kasih kepada Elisa karena selalu bersama adiknya, bahkan melindungi Syifa.

"Kak, apa tidak masalah memberikan uang sebanyak ini?" tanya Syifa terkejut memegang uang 500$.

"Syifa tidak perlu khawatir mengenai masalah ekonomi. Jadi, gunakan uangnya sebaik mungkin." Jawab Noru.

Syifa memeluk erat kakaknya lalu kembali masuk sekolah, sedangkan Noru pulang untuk membayar utang sewa rumah. Namun, menemukan pintu sudah terbuka secara paksa ketika masuk rumah seketika Noru menemukan ayahnya tengah menghambur barang sambil berkata, "Uang mana uangnya!"

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!