Bab 11: Noru Sangat Membenci Ayahnya!

Noru telah berhasil menjadikan Minotaur sebagai pengikutnya. Oleh sebab itu, kekuatan fisik Minotaur langsung masuk tubuhnya Noru seketika membuat permukaan arena retak. Noru juga bisa memakai sihir petir dan ternyata sihir petir adalah cara Minotaur bisa bergerak lincah.

Anda sudah mempunyai dua pengikut Monster Rank-S.

"Aku tahu," kata Noru pelan.

Noru merasakan kehadiran Monster dalam jumlah yang sangat banyak sedang menuju arena.

"Tuan, labirin akan mengamuk ketika Monster terkuat sudah dikalahkan." Ucap Minotaur sambil berdiri di sampingnya Noru.

Queen Snow Elf memunculkan dirinya sambil berkata, "Kami menunggu perintahmu, Tuan."

Ribuan Monster Rank-B berdatangan. Noru berkata, "Apa yang kalian tunggu? Segera basmi mereka!"

Dua Monster Rank-S langsung bergerak melindungi Noru dan menghabisi seluruh Monster hanya dalam hitungan menit. Perburuan selesai dengan Noru mendapat banyak Kristal Monster lalu pergi menuju pintu keluar. Ilmuwan Hunter yang menjaga Pintu Dungeon Rank-B seketika terkejut karena melihat pintu tersebut menghilang.

Pintu Dungeon akan menghilang ketika semua Monster sudah dibasmi. Sebelumnya, Daniel melihat dua tim keluar dari Pintu Dungeon dengan alasan ada Monster Rank-S. Jadi, hilangnya Pintu Dungeon tersebut berarti Monster Rank-S juga dikalahkan. Daniel tidak mengira akan sejauh itu perkembangannya Noru dalam waktu singkat.

Semua Hunter di Kamp berkumpul untuk melihat sosok yang menyelesaikan Pintu Dungeon Rank-B sendirian. Noru sudah tiba di depan pintu keluar lalu memikirkan cara agar tidak mencolok. Dia memakai sihir petir untuk bergerak cepat, tetapi melihat ada mentornya seketika Noru mengarah ke sana untuk meminta bantuan. Daniel dalam keadaan tercengang di tepuk pundaknya sama Noru yang muncul secara tiba-tiba.

Noru meletakkan Kristal Monster di sampingnya Daniel sambil berkata, "Kuserahkan ini padamu!"

"Noru ...." Ucap Daniel dalam hati.

Daniel tahu yang menepuk pundaknya adalah Noru tapi kecepatannya sungguh tidak normal, bahkan dia sendiri tidak melihatnya. Dia membuka karung yang berisi 100 Kristal Monster lalu mencairkannya kemudian mentransfer uang sebanyak $1000 ke rekeningnya Noru.

Noru terkejut sambil berteriak, "Sebanyak ini!"

Noru bergegas ke rumah sakit dan membayar lunas rawat inap ibunya. Selesai membayar, Noru mengajak adiknya untuk makan enak. Lokasi makan enaknya tidak jauh dari rumah karena di tempat tersebut mempunyai menu daging.

"Kakak yakin?" tanya Syifa ragu.

"Pesan apa pun yang kamu mau kalau perlu malam ini kita pesta daging!" jawab Noru sambil memperlihatkan uangnya.

Syifa dengan senang memesan menu makanan yang tertera. Saat mereka berdua makan, Noru menyaksikan adiknya menikmati makanan dengan ekspresi bahagia. Noru ikut senang melihatnya, tetapi ada saja yang mau merusak kebahagiaan keluarganya.

Terlihat jelas di luar restoran, Noru melihat ayahnya sedang memasuki restoran tanpa rasa malu meminta uang. Pelayan restoran berusaha mengusirnya tapi dia mengancam akan membuat keributan.

"Cepat berikan uangmu, Noru!" ucap ayah dengan senyum remeh.

Noru diam dan berusaha menahan diri. Ayah yang merasa diabaikan langsung menarik kerah bajunya Noru sambil marah. Dia melempar Noru ke arah meja pelanggan lalu mengacaukan restoran. Ayah mengira sudah membuat Noru tidak akan berani melawan balik karena pernah mengalahkannya.

"Berikan uangmu!" ancam ayah dengan mengepalkan tinjunya.

Noru tetap diam sehingga membuat ayahnya marah sambil melayangkan pukulan, tetapi pukulannya itu ditangkap. Syifa yang seharusnya menikmati makanan dengan ekspresi bahagia seketika harus kembali murung karena trauma.

Noru sangat marah dan ingin sekali menghabisi ayahnya. Namun, mengurungkan niatnya itu agar Syifa tidak melihat kekerasan. Dia memilih untuk memberikan sebuah peringatan pada ayahnya agar tidak kembali mengusik keluarganya.

"Aku memberikanmu dua pilihan, yaitu mati tanpa ada yang menemukan mayatmu atau jangan pernah memperlihatkan batang hidungmu di hadapan kami. Nah, sekarang pilih berengsek." Ucap Noru pelan di samping telinga ayahnya.

Ayah ketakutan sambil merasakan dua sosok mengerikan yang siap membunuhnya. Dia seakan-akan melihat dua malaikat maut berada di sisi kiri dan sisi kanannya. Dia memilih untuk kabur dan tidak akan pernah mengusik mereka lagi.

"Kak?" tanya Syifa menatap kakaknya dengan ekspresi murung.

Noru memeluk Syifa sambil berkata, "Maafkan kakak sudah membuatmu terus melihatnya. Sekarang sudah tidak perlu takut karena dia tidak akan pernah mengusik kita lagi."

Syifa merasa aman. Keributan dan kekacauan yang disebabkan ayah mereka dengan terpaksa Noru mengganti rugi semuanya. Namun, Noru tidak menyadari sesuatu bahwa aura monster di hadapan manusia biasa akan berakibat buruk. Ayahnya bisa saja bunuh diri, tetapi siapa yang peduli? Noru jauh di lubuk hati terdalamnya ingin sekali orang itu tiada walaupun ayah kandungnya.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!