Bab 18

Sedangkan di tempat lain atau lebih tepatnya di kediaman kedua orang tua Naya, terlihat sepasang suami istri yang sedang duduk di ruang tamu.

Dengan raut wajah sang wanita yang begitu bahagia sedangkan si pria yang terlihat murung.

"Kalian yakin, semua hadiah ini untukku?" tanya Elena tak percaya. Pasalnya, di depannya saat ini ada banyak hadiah yang membuat matanya tak berhenti menatap ke arah benda-benda mewah tersebut.

"Astaga ini berlian asli 'kan, bukan imitasi?!" lagi-lagi Elena berteriak histeris saking bahagia nya. Untuk pertama kali nya wanita itu melihat dan menyentuhnya langsung.

"Tentu saja, Nyonya. Berlian itu sengaja di desain khusus untuk anda, ibu mertuanya," jawab Haikal, salah satu anak buah Mark yang ditugaskan untuk mengirim semua barang-barang itu. "Benar kata Mark, kalau wanita ini memang mata duitan," gumamnya dalam hati.

"Lihat suamiku, lihat ini. Akhirnya kita kaya juga. Tidak sia-sia kita menjual Nayla padanya," ucap Elena sambil memamerkan berliannya apda sang suami.

Devan memutar bola mata dengan malas. Bagaimana bisa istrinya tega menjual sang putri hanya demi harta.

Ya, meski dirinya menyesal karena sudah menjual putri satu-satunya demi melunasi hutang. Semua Devan lakukan karena desakan sang istri yang mata duitan.

"Kau benar-benar tidak punya hati, Elena! Kau tega menjual putri kita hanya demi barang yang tidak berharga itu," bentak Devan seraya beranjak dari duduknya dan hendak meninggalkan Elena.

"Tega katamu?! Aku melakukan ini juga karena terpaksa, kau pikir selama ini sudah mencukupi hidupku?!" Nayla yang tak terima kembali membentak Devan.

Hidup mereka kekurangan semenjak Devan bangkrut. Hutang menumpuk dimana-mana, apalagi gaya hidup Elena yang selalu ingin terlihat kaya di mata para sahabat sosialitanya.

"Kembalikan semua ini pada menantu kita, dan jangan pernah meminta apapun darinya." tentu saja sebagai seorang pria Devan merasa malu karena Elena dengan berani meminta Rein menjamin kehidupan mereka.

Sedangkan Nayla, mungkin sangat menderita dan tersiksa menikah dengan pria yang sama sekali tidak pernah dicintai olehnya.

"Tidak mau! Semua ini milikku, aku tidak akan pernah mengembalikannya pada Rein," kekeh Elena. "Dan lagi, Nayla memang pantas membalas budi pada kita, karena sejak kecil gadis itu selalu merepotkan!"

"Aku tidak menyangka kau berubah egois hanya karena harta. Aku kecewa padamu." Devan sudah tidak bisa membendung lagi amarah yang ada dalam hatinya.

Dulu, Elena tidak seperti ini. Dia begitu menyayangi Nayla dan juga memanjakannya. Entah sejak kapan wanita itu berubah dan mata duitan.

"Aku istrimu. Mau tidak mau kau harus mendukungku." Elena menahan tangan Devan yang hendak pergi dari sana. "Kau harus ingat siapa Nayla! Dia bukan--"

Plak!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Elena.

Ya, siapa lagi pelakunya kalau bukan Devan. Kali ini, kemarahan Devan sudah tak bisa ditahan lagi. Amarahnya memuncak, apalagi saat Elena hampir saja berucap sesuatu yang siapapun tidak boleh mendengarnya.

"Jaga bicaramu, Elena!" bisik nya lirih. "Kalau kau masih ingin tetap bersamaku, jangan pernah membahas tentang masa lalu putri kita." Devan mencengkram kuat lengan Elena, namun ia terlihat seakan tidak melakukan apapun agar Haikal tidak curiga.

Elena terdiam merutuki kebodohannya sendiri karena sudah hampir keceplosan bicara. Wanita itu melirik ke arah Haikal lalu bernafas lega. Karena sepertinya, Haikal tidak paham dengan apa yang mereka bicarakan.

"Inilah alasanku berada di sini. Dan sebentar lagi aku akan segera mengetahuinya," ucap Haikal namun hanya dalam hati.

*****

"Aku tidak mau! Kumohon jangan lakukan. Aku janji akan menuruti apapun yang kau mau, tapi tidak yang satu ini." Nayla terus memohon pada Rein agar dia mengurungkan niatnya.

Saat ini tubuhnya hampir polos, hanya kain segitiga dan braa yang menutup kedua gumpalan kenyal miliknya. Entah gaun yang Nayla kenakan sudah berada dimana.

"Kau pikir aku peduli, hum? Hukuman tetap hukuman, Nayla." Rein menyeringai dan memulai aksinya.

Rein mengunci kedua tangan dan kaki Nayla supaya gadis itu tidak bisa memberontak. Meski begitu, ternyata Nayla masih bisa bergerak hingga...

Kres.

"Argh, lepaskan Rein sakit!" pekik Nayla saat lehernya di gigit begitu saja oleh Rein. Rasanya perih dan juga sedikit nikmat secara bersamaan.

Karena selain mengigit, Rein juga men-jilat nya juga memberikan rangsa-ngan pada Nayla. Ia menyesap kuat hingga dan sengaja meninggalkan tanda kemerahan di sana.

"Shh, jangan seperti ini Rein...." satu desah-an lolos dari bibir Nayla. Ia merutuki dirinya sendiri, di sisi lain merasa kesakitan tapi mulutnya tidak bisa menahan untuk tidak mendesah.

Benar-benar menyebalkan pikir Nayla.

"Darahmu sangat manis, honey," ucap Rein seraya menjilati sisa darah yang menetes keluar. Sungguh, Rein tidak menyangka jika niatnya untuk membuat Nayla takut malah berakhir seperti ini. "Shiit! Kenapa setiap kali menyentuh gadis ini, dia selalu bagun," batinnya.

Terdengar isak tangis dan juga rintihan Nayla saat Rein melakukan itu tidak hanya di satu tempat. Tapi hampir seluruh leher dan dada Nayla.

"Ergh dasar psikopat gila!"

"Anggap saja seperti itu." Rein mengusap lembut wajah Nayla dan membelai rambutnya. "Kau tahu, aku benci jika milikku di sentuh orang lain."

"Aku bukan milikmu, Rein!"

"Kau milikku!" tegas Rein. "Dimana si breng-sek/itu menyentuhmu?! Apa di sini, atau di sini?" Rein menarik tangan kanan Nayla, mengendusnya dan menggigitnya.

Nayla tidak menyangka, jika pria yang ada di hadapannya mirip sekali seperti monster. Sangat kejam dan mengerikan. Bahkan sejak tadi, Rein seakan tidak mengijinkan Nayla untuk bernafas sedikitpun.

"Sekarang, bersiaplah. Karena hidangan utama akan segera tiba." lirih Rein dengan tatapan mata taja, setajam elang yang siap memangsa buruannya.

Ia melepas satu persatu kancing kemejanya dan membuangnya ke sembarang arah. Terlihatlah otot kekar dan perut kotak yang tercetak dengan sempurna milik Rein, membuat Nayla hampir tak berkedip sama sekali.

"Habislah aku." gumam Nayla seraya menelan saliva nya berulang kali, membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Sedangkan meminta tolong pun percuma.

Dugh-dugh-dugh.

Seseorang mengetuk kuat kaca mobil, membuat konsentrasi Rein dan juga adiknya di bawah sana mengkerut seketika. "Dasar pengganggu!" ucapnya seraya melempar jas ke arah Nayla untuk menutupi tubuhnya.

Nayla menarik nafas lega. Akhirnya ia tidka jadi di serang oleh singa yang sedang marah.

"Sepertinya kau sudah bosan hidup, Mark!" Membuka sedikit kaca mobil dan mengarahkan senjatanya pada Mark.

"Maafkan saya, Tuan. Tapi ada hal mendesak yang harus saya sampaikan." Mark menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal.

"Katakan!"

"Tuan Federick meminta anda menemuinya hari ini juga. Sepertinya kabar mengenai Leon sudah sampai ke telinganya," ucap Mark sedikit menyingkirkan senjata yang saat ini tepat berada di dahinya. "Tuan tidak berniat menghabisi ku karena sudah mengganggu malam pertamanya 'kan?" tanya Mark bergumam dalam hatinya.

"Baiklah, kita pulang sekarang. Tapi sebelum itu belikan gaun tidur untuk istriku." perintah Rein pada Mark yang langsung pergi mengiyakan permintaan Rein.

Rein melirik Nayla yang meringkuk di pojokan, menekuk kedua kakinya dan menyembunyikan wajahnya. "Maaf, karena sudah membuatmu seperti ini," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Nayla tidak percaya, jika seorang Rein meminta maaf padanya. Tidak masuk akal!

"Sayang, jangan membuatku marah. Lihat dan tatap mataku jika aku sedang mengajakmu bicara!" nada penuh kelembutan tapi juga tekanan Rein ucapkan begitu saja.

Karena takut, Nayla mendongak. Betapa terkejutnya ia saat melihat tatapan mata Rein yang tiba-tiba berubah sendu, berbeda ketika pria itu menyerangnya tadi.

"Tuan, ini gaun yang anda minta." Mark memberikan gaun tidur yang baru saja ia beli pada Rein. "Saya tidak tahu ukurannya jadi--"

"Bodoh! Gaun apa yang kau beli ini, hah?! Apa kau sengaja ingin membuat istriku masuk angin!" teriak Rein saat, melihat gaun baru saja Mark beli. Dan ternyata itu adalah baju haram yang harusnya dipakai di malam pertama.

Terpopuler

Comments

Meriana Erna

Meriana Erna

nayla bukan anak merela

2023-10-25

2

nenk 'yLa

nenk 'yLa

sbner y kasian jg sma rein pdhl utk seorang mafia dia ckup baik sma istri y tp eh tapi nayla y bner2 bkin senam jantung rein🤣🤣🤣
psti nayla ank pungut

2023-08-07

0

༄༅⃟𝐐 мєуℓєηη 𝐙⃝🦜

༄༅⃟𝐐 мєуℓєηη 𝐙⃝🦜

sabar Mark, , , , lagian salahmu juga 🤣🤣

pulang dlu nnti kalian lanjutkan nnti🤣🤣🤣

2023-05-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!