Bab 17

"Beri pelajaran padanya, sampai dia tidak berani mendekati istriku lagi!" perintah Rein pada Mark.

"Baik, Tuan. Akan segera saya lakukan," Mark mengantar Rein keluar dari tempat itu dan meminta anak buahnya untuk menahan Leo agar tidak pergi.

****

"Lepaskan aku, breng-sek! Berani sekali kau melakukan ini padaku, Mark!" Leon terus memberontak saat kedua tangannya di cekal oleh anak buah Mark.

Ia tidak menyangka, jika pertemuannya dengan Nayla malah membuat dirinya bernasib sial seperti ini.

Ditambah lagi, ia shock saat Rein mengatakan kalau Nayla adalah istrinya. Bagaimana dan kenapa Nayla bisa menikah dengan Rein tanpa memberitahunya terlebih dahulu.

"Maaf Tuan, ini perintah. Jadi saya tidak bisa menolaknya." meski sebenarnya Mark sendiri enggan melakukan tugas dari Rein karena dipastikan kabar ini akan segera sampai di telinga keluarga besar Reinhard. Terlebih lagi papa nya.

Bisa dipastikan Rein akan jadi sasaran empuk.

"Berani kau menyentuhku wajahku yang tampan ini, aku tidak akan segan-segan menghabisi mu dan--" belum selesai Leon bicara, ia susah merasakan sakit luar biasa di bagian wajahnya.

Bugh!

Satu pukulan mendarat tepat di pipi kanan Leon. Sakit, tentu saja. Karena selama hidup Leon tidak pernah mendapatkan pukulan yang menyakitkan begini.

Leon sering di manja oleh papa nya. Bahkan kulit nya pun tidak boleh lecet sedikitpun. Begitu berharganya kah seorang Leon bagi keluarga Federick?

"Argh, sialan kau Mark!" pekik Leon.

"Astaga, hidung mancung ku, wajah tampanku hancur sudah!" Leon menyentuh hidung dan wajahnya bergantian. Merasakan sakit yang teramat sangat.

Ia tidak bisa membayangkan jika pulang dalam keadaan seperti itu, papa nya pasti marah besar. Dan yang paling sulit dikatakan olehnya adalah, kalau semua adalah perbuatan anak buah kakaknya sendiri, Rein!

"Berikan dia hadiah. Anggap saja sebagai sambutan kepulangan nya yang tiba-tiba," ucap Mark dan di angguki oleh salah satu bodyguard. "Buat dia menginap di hotel untuk beberapa hari," bisik nya lirih.

Seketika tiga orang bodyguard bertubuh kekar tersebut berjalan mendekati Leon yang masih meratapi wajah tampannya.

"Maaf karena kami karena harus melakukan ini, Tuan Muda," ucap bodyguard tersebut tanpa menunjukkan wajah menyesal sedikitpun.

Mereka masih menyayangi nyawanya daripada menuruti ucapan Leon yang meminta mereka untuk tidak menyentuhnya.

"Lancang sekali kalian, hah! Sepertinya kalian sudah tidak mau melihat dunia lagi!" teriak Leon.

Tapi percuma saja ia melawan, kedua tangannya sudah kembali di cekal hingga dirinya tidak bisa bergerak.

"Lepaskan aku!"

Mereka tak menghiraukan ucapan Leon dan langsung memberikan bogeman mentah pada pria itu.

Wajah tampan Leon lebam dan babak belur. Ia hampir tidak sadarkan diri sehingga harus di bawa ke rumah sakit terdekat.

Brugh!

Rein melempar tubuh Nayla sedikit kasar dan menutup pintu mobilnya, tak lupa ia menguncinya dari dalam agar tidak ada yang menganggu mereka berdua.

"Tuan, akumph--" bibir Nayla langsung bungkam seketika saat mendapat ciuman paksa dari Rein. Bahkan sangat kasar dan membuat bibirnya sedikit perih.

"Itu hukuman karena kau sudah berani keluar rumah tanpa ijinku!" ucap Rein dengan nafas menggebu menahan amarah.

"Kau benar-benar menyebalkan! Aku juga ingin bebas seperti perempuan lain. Tidak terkekang dan dikurung seperti ini!" Nayla memukul dada Rein berulang kali. Tapi, percuma saja karena pukulan Nayla sama sekali tidak terasa untuknya. "Aku membencimu Rein!"

Tidak peduli dengan umpatan yang sejak Nayla ucapkan, Rein malah mendorong tubuh Nayla dan mengungkungnya hingga gadis itu tidak bisa bergerak.

Rein berada di tubuh Nayla dan membingkai wajahnya yang beberapa hari ini selalu membuatnya nyaman saat melihatnya.

"Ka-kau mau apa, hah?!" Nayla mengalihkan pandangannya. Karena saat ini wajah Rein begitu dekat dengan wajahnya, bahkan hidung mereka tadi hampir bersentuhan.

Pria yang sudah terbakar cemburu itu tidak menjawab ucapan Nayla sama sekali. Ia langsung merobek gaun yang Nayla pakai dengan paksa.

Sret.

"Ini yang akan aku lakukan padamu sekarang, Nayla. Meminta hak ku sebagai suamimu!" Rein menyunggingkan senyum kemenangan. Karena sudah membuat Nayla takluk padanya.

Ya, meski gadisnya memberontak, memukul dan menendangnya.

"Ti-tidak! Aku tidak mau!" Nayla terus mencoba memberontak. Sayangnya tenaga Rein lebih besar dari tenaganya. "Sekarang apa yang harus aku lakukan," tangis Nayla dalam hati.

------

Terpopuler

Comments

Wiwin Narsih

Wiwin Narsih

makanya jangan macem nayla

2023-11-16

2

Meriana Erna

Meriana Erna

kyk ny betul lw mereka ni bersaudara

2023-10-25

0

Meriana Erna

Meriana Erna

ap mungkin leon ini adik tiri rein

2023-10-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!