Ruang Kerja Bayu O'Grady PRC Group Building Manhattan New York
"Nona..."
"Buka saja Jeng. Sudah kamu tenang - tenang ya!" Nadya meminta Ajeng membuka pintu. "Kamu tunggu di luar saja Jeng. Karena ini bakalan brutal!"
Nadya membuka lebar-lebar pintu ruang kerja Bayu setelah dibukakan oleh Ajeng lalu menutupnya meninggalkan Ajeng melongo di depan.
"Duh, apa benar bakalan dibanting? Secara nona Nadya badannya lebih kecil dari pak Bayu..." gumam Ajeng. Gadis itu segera kembali ke mejanya untuk melihat dari layar iMac nya.
***
"Apa yang mas Bayu lakukan?" bentak Nadya ke Bayu tanpa basa basi.
"Apa yang aku lakukan Nad?" tanya Bayu bingung.
"Kamu bentak-bentak sekretaris kamu lagi?! Astagaaaa! Mas Bayu! Masih bagus dia nggak langsung pergi macam sekretaris kamu sebelumnya!"
"Nad, jangan ikut campur urusan pekerjaan aku! Sekretaris aku itu melakukan kesalahan yang cukup fatal dan aku berhak menegur nya!"
"Bukan dibentak - bentak Mas! Ingat, mas, Gemma sudah di Dubai dan tidak mungkin menarik nya kemari kalau mas Bayu tidak mau gelut sama Sendra!"
"Nad, aku sudah biasa bersikap galak dan kalau hanya seperti ini memilih mundur, berarti dia bermental tempe!"
"Oh my God! Rasanya pengen aku banting kamu! Tapi aku sayang baju Pradaku!" geram Nadya.
"Kamu tidak akan bisa banting aku Nadya Aurora Blair!"
"Do you want to bet ( taruhan )!" balas Nadya galak.
"Jeez... Ada apa kamu kemari. FYI, Ajeng sudah membenarkan kesalahannya! Jadi kamu jangan berpikir tidak ada good side disini!" Mata biru Bayu menatap tajam mata hijau kecoklatan Nadya.
"Hiiisssshhh... Rasanya pengen aku bejek-bejek... Anyway, mas Bayu berangkat kapan ke Brussels?"
"Memangnya ada apa?"
"Karena semua agen Federal akan mengawasi kita di Brussels!"
Bayu melongo. "For God's sake! Itu acara nikahannya Mintang dan Raj! Tidak ada aneh-aneh dan di negaranya Sean!"
"Mereka mana mau tahu itu mas! Setelah Hongkong, kita semua kena pengawasan termasuk Krisna Rao!"
Bayu melongo. "Krisna Rao kena pengawasan? Tapi dia sudah berpisah dengan Mintang!"
"Semua orang yang memiliki hubungan dengan keluarga kita, diawasi ketat!"
"Astaghfirullah! Apakah juga termasuk pegawai PRC Group, Giandra, MB dan Jang ?"
"Kalau itu kayaknya nggak tapi kalau personal, iya. Semua orang yang berhubungan dan pernah berhubungan dengan salah satu anggota keluarga kita, kena pengawasan."
"Mau sampai kapan Nad? Kita sudah selesai ya sudah! Urusan internal Hongkong itu urusannya mereka, urusan negara mereka."
"Aku kurang tahu mas. Omar dan bang Pedro juga kena pengawasan ketat. Mbak Nadira sih bilang bisa berpengaruh di jenjang karier Bang Pedro tapi tampaknya bang Pedro sebodo amat karena memang tugasnya langsung dari Tante Isobel. Begitu juga dengan OZ."
"Bagaimana hubungan kamu dengan Omar?" Bayu menatap serius ke adiknya.
"Kenapa?"
"Nadya, kita semua tahu Omar ada perhatian lebih sama kamu! Apa kamu sadar?"
"Dinikmati saja lah mas. Omar paling enak diajak hang out kok plus dikerjain..." cengir Nadya.
"Nad, jangan ngambang kalau sama Omar. Dipertegas lah..."
"Dih, mas Bayu ngatur! Sudah, kamu tho mas, minta maaf sama Ajeng! Kasihan tuh anak pasti nangis tadi kamu bentak-bentak!"
"Aku tidak akan minta maaf Nad. Biar dia tangguh! Mas Bayu tahu dia ndablek ( keras kepala ) dan pasti bisa melalui nya. Lagian, baru kali ini dia melakukan kesalahan dan fatal. Mungkin cara mas Bayu kasar tapi itu demi kebaikan dia!"
Nadya hanya melengos. "Dasar Lisus!"
"APPAAAAAA?"
"Shinichi yang bilang!"
Bayu menyipitkan matanya. "Dasar kampret satu itu!"
Nadya cekikikan.
***
Nadya pun keluar dari ruang kerja Bayu dan langsung menghampiri Ajeng yang masih berkutat dengan pekerjaannya.
"Ajeng!"
"Eh ya Nona Blair?" Ajeng menatap gadis cantik itu. Tadi sepertinya ngomongin soal Nadya Blair dengan agen Omar Zidane... Apa benar mereka pacaran?
"Ikut ke cafetaria sebentar yuk! Aku lapar!"
"Eh tapi..." Ajeng melirik ke arah layar monitor yang menunjukkan Bayu disana sedang bekerja.
"Biarkan saja angin Lisus itu kelimpungan!" ucap Nadya dengan bahasa Indonesia membuat Ajeng melongo. "Ayo!" Nadya menarik Ajeng yang tidak bisa berbuat apa karena ini adalah adik bossnya.
Keduanya masuk ke dalam lift khusus dan Nadya menoleh ke arah Ajeng.
"Jeng, kamu umur berapa?"
"24 Nona Blair. "
"Sama aku. Orang tua?"
"Sudah meninggal waktu menjadi dokter relawan di Suriname yang kasus pandemi."
"Oh aku tahu soal itu. I'm so sorry Jeng."
"Tidak apa Nona Blair. Sudah empat tahun lalu."
"Kamu tinggal di?"
"Apartemen kecil di Soho. Itu pun saya pilih karena tempatnya aman."
"Sebelumnya?"
"Di Queens."
Nadya mengangguk. "Sudah berapa lama berkerja sama mas Bayu?"
"Hampir dua bulan, Nona Blair. Eerrr... Nona Blair bekerja disini juga? Maksud saya di gedung ini juga?"
"No, Jeng. Saya bekerja di gedung dua blok dari sini. Blair and Blair Advocate. Pernah dengar?"
"Nona Blair pengacara?" Ajeng menatap gadis cantik itu.
"Yup." Suara ponsel Nadya berbunyi dan gadis itu tersenyum melihat siapa yang menelpon. "Hai Omar.... Aku? Aku di gedung nya PRC."
Suara lift berhenti berbunyi di lantai khusus cafetaria. Nadya dan Ajeng pun keluar.
"Aku di lantai enam. Tempat cafetaria perusahaan. Apa kamu mau kesini? Kan dekat dengan gedung FBI."
Ajeng hanya mendengarkan percakapan nona cantik itu dengan pria yang sudah pernah bertemu sebelumnya.
"Oke Omar. Aku tunggu." Nadya memasukkan ponselnya di tas Hermès nya lalu mengedarkan pandangannya. "Kamu mau pesan apa Jeng? Kamu belum makan siang kan?"
"Tapi saya bawa bekal Non Blair."
"Kamu itu gimana sih? Pegawai disini semua dipotong uang makan itu untuk makan disini! Jadi ngapain kamu bawa bekal? Makanan disini juga enak-enak karena pengawasan dari chef RR's Meal. Malah kadang orang dari kantor lain suka makan disini. Kalau pegawai PRC, Giandra dan MB Enterprise tidak usah membayar cukup pakai id card perusahaan tapi kalau dari perusahaan lain, harus bayar. Harganya juga tidak mahal!" omel Nadya yang membuat Ajeng melongo bagaimana gadis cantik itu dengan fasihnya berbahasa Indonesia.
"Nona Blair, tapi kata pak Bayu tidak boleh pakai bahasa Indonesia disini..."
"Dasar angin Topan! Minta dijitak tenan!" sungut Nadya. "Sudah Jeng, bodo amat sama angin pu*Ting beliung itu! Kita ngobrol pakai bahasa Indonesia, biar enak!" Keduanya tiba di counter steak. "Kamu mau makan apa?"
Ajeng tersenyum. "Makan enak buat nyenengin hati!"
"Sip!" Kedua gadis itu memesan steak dengan mushroom sauce dan mashed potatoes ekstra serta coleslaw.
Sembari menunggu pesanan, keduanya duduk di dekat jendela cafetaria.
***
Meanwhile ...
Bayu mengumpati Nadya yang membuatnya bersin-bersin.
"Brengseeekkk Nadya! Siang-siang ngumpati aku!"
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sandisalbiah
wah.. akhirnya Ajeng jumpa yg se frekuensi nih.. nona muda Blair.. 😊
2024-01-08
1
Asngadah Baruharjo
ngakak paraahhh thorrr 🤣🤣🤣🤣
2023-11-03
1
hìķàwäþî
kl gw bersin.. gw yakin krn ad yg berusaha masuk k idung gw..
2023-09-29
1