Ruang Kerja Bayu O'Grady
Bayu menatap Ajeng yang tampak antusias menunggu cerita darinya. Seriously, dari 99 sekretaris sebelumnya, cuma cewek satu ini yang cuek, seenaknya sendiri dan tidak ada basa basinya. Bayu sebenarnya lebih suka dengan sekretaris macam Gemma, DeeDee, Tommy, Rick yang serius dan tidak munafik. Tapi Ajeng, meskipun kinerjanya oke, tapi recehnya innalilahi!
"Kamu mau tanya apa?"
"Luke Bianchi" jawab Ajeng. "Kemarin saya nonton di berita kalau Luke Bianchi baru saja meresmikan apartemen di Osaka dan sudah banyak unit terjual."
"Luke Bianchi adalah kakak cowok paling tua di generasi aku. Saudara kembarnya, Leia Bianchi menikah dengan Dante Mancini, seorang pengusaha anggur yang juga mafia."
Mata coklat Ajeng melotot. "Mafia? Macam film The Godfather?" Gadis itu tampak antusias.
"Nggak separah The Godfather tapi seperti itulah dan Luke adalah ketua Yakuza Takara di Jepang. Soal Hongkong, apakah kamu pernah mendengar soal perdagangan organ tubuh manusia?" Bayu menatap Ajeng serius.
"Saya pernah mendengar... Tunggu pak Bayu... Apakah yang berita keluarga Pratomo yang dipenjara di Hongkong?" Ajeng menatap Bayu dengan wajah tidak percaya. "Pak Bayu dipenjara? Model penjara Phantom Zone?"
Bayu menoyor dahi Ajeng. Entah kenapa rasanya dia pengen menoyor dan menyentil dahi sekretarisnya yang movie and book junkie. "Kamu tuh! Tidak macam panthom zone apalagi twilight zone sebelum kamu buka mulut!"
Ajeng nyengir. "Kok tahu pak? Belum Boyzone, Ozone..."
"Just shut it Jeng! Tidak perlu mencari kata dengan kata 'zone' disana! Kamu mau dilanjutkan tidak?"
"Lanjut pak! Duh, sayang cuma ada teh doang. Kalau ada popcorn, asyik tuh!" celetuk gadis itu.
"Ajeng!"
"Njih pak. Ajeng diam!"
"Salah satu adik saya memergoki sindikat penjualan organ tubuh manusia yang salah satu korbannya adalah anak buah Luke Bianchi karena memiliki unsur darah langka, Rh negatif. Tentu saja adikku, Wira super kepo dan akhirnya mengetahui kalau rumah sakit tempat dia bekerja di Singapura adalah penampung organ - organ tubuh itu."
"Adik pak Bayu, pak Wira ini dokter?" tanya Ajeng.
"Yup."
"Sekarang masih di Singapura?"
"Nope. Sudah pindah ke Maryland mengambil pendidikan forensik disana."
"Dokter forensik?"
"Yup. Bagi kami sangat setuju dia mengambil pendidikan forensik karena otaknya agak psycho."
"Biasanya tho pak, kalau otaknya agak psycho, kalau menemukan kejanggalan disaat melakukan autopsi dia bisa membaca pola pikir pelakunya. Macam film seri Dexter. Si Dexter Morgan kan ahli forensik yang kebetulan psycho jadi tahu jalan pikir pelakunya yang kemudian dibunuh sama dia."
"Kamu merasa kalau Wira bakalan seperti itu?" tanya Bayu.
"Saya berharap sih tidak pak. Capek lho bunuh orang macam Dexter" jawab Ajeng serius. "Wong saya bunuh tikus aja capek... Capek ngejarnya."
Bayu harus menghela nafas panjang beberapa kali untuk mengontrol emosinya. Ya Allah, cewek satu ini!
"Ayo pak Bayu, lanjut!"
Suara ketukan di pintu membuat keduanya menoleh dan tampak seorang pria jangkung berdarah Timur Tengah berdiri disana. Pintu ruang kerja Bayu memang tidak ditutup Ajeng karena gadis itu lupa menutupnya.
"Bayu, mengganggu?"
"No, OZ. Sama sekali tidak. Masuklah" senyum Bayu. "Perkenalkan ini sekretaris aku. Ajeng ini Omar Zidane, agen FBI, biasa dipanggil OZ. Omar, Ajeng Pratiwi."
Keduanya saling bersalaman.
"Pak Bayu, to be continued ya ceritanya" senyum Ajeng yang berdiri hendak meninggalkan bossnya dengan tamunya.
"Hhmm. Oh Jeng, jangan pulang dulu! Kamu tunggu sebentar!" pinta Bayu.
"Baik pak. Permisi Mr Zidane." Ajeng pun keluar dari ruang Bayu dan menutup pintunya.
"Sekretaris baru lagi Bay?" kekeh Omar.
"Yup. Yang keseratus!"
Omar tersenyum. "Parah kamu. Nadya cerita katanya Gemma sampai memohon agar kamu tidak ganti lagi."
"Sementara belum OZ, dia cakap bekerja sih selama probation. Oke, ada apa kamu kemari?"
"Larry Smith. Apakah flashdisk nya di tanganmu?"
Bayu tertegun. "Masih di tangan Ajeng." Pria bermata biru itu menelpon sekretaris nya dan meminta masuk dengan membawa flashdisk yang dibawa Linda Burn sebelumnya.
Ajeng pun masuk menyerahkan flashdisk yang tadi disimpannya di saku jaketnya lalu gadis itu keluar dari ruang kerja Bayu.
Omar menunggu saat Bayu memasang flashdisk itu di MacBooknya. Keduanya terkejut melihat bagaimana desain dan rancangan senjata spionase terbaru ada semua disana.
"Bagaimana Linda Burn mendapatkan ini, Bay?" tanya Omar Zidane.
"Dia bagian tim divisi research and development. Rupanya dia ingin mendapatkan keuntungan lebih" jawab Bayu.
"Ternyata sesederhana itu Bay. Linda Burn mendapatkan tawaran dari Larry Smith untuk membangun bisnis spionase sendiri. Dia tergiur dan mencuri semua prototipe tapi dia lupa kalau semua pegawai Jang Corp, alat dawainya sudah disadap pihak perusahaan untuk mendeteksi percakapan atau transaksi mencurigakan."
"Terutama jika kamu bekerja di bagian research and development. Apakah Linda kekurangan uang?" tanya Bayu.
"Jika kamu pecandu judi poker online dan las Vegas. Hasil penyelidikan kami lebih lanjut, Linda setiap ada waktu libur pasti ke las Vegas untuk berjudi. Total hutangnya, $100,000." Omar memberikan hasil penyelidikan FBI.
Bayu bersiul. "Dan dia mendapatkan tawaran?"
"Larry Smith meyakinkan dia akan memberikan $1 juta ke Linda jika bisa mendapatkan semua prototipe."
"Tapi keduanya belum pernah bertemu?" tanya Bayu untuk meyakinkan penyelidikan nya.
"Belum. Karena Larry adalah seorang penyendiri dan tidak berani bertemu Linda secara langsung. Mereka berhubungan via email."
"Larry mengetahui Linda dari status hutangnya?"
"Yup. Apalagi Linda juga harus segera membayar hutangnya ke debt kolektor." Omar Zidane tersenyum. "Kasus ini akan menjadi kasus federal Bay."
"Berapa lama hukumannya?" tanya Bayu.
"Larry? 30 tahun. Linda sekitar 25 tahun dan baru bisa mengajukan banding setelah 20 tahun."
Bayu mengangguk puas. "Setidaknya mereka lama di penjara."
"Oke Bay. Bisakah aku meminta flashdisk itu karena merupakan barang bukti?" Omar mengambil kantong plastik bertuliskan 'Evidence' ( barang bukti ). "Tenang, aku sudah minta pada Marisol untuk tidak memperlihatkan semuanya ke publik."
Bayu melepaskan flashdisk itu dan diberikan ke Omar Zidane. "Jaksa penuntut umum nya Marisol?"
"Yup. Siapa lagi yang kompeten dalam menuntut pelaku kejahatan seperti ini kalau bukan Marisol Braga." Omar mengunci plastik evidence itu dan menyimpannya di saku dalam jasnya.
"Kamu langsung ke gedung FBI?"
"No, Bay, aku ke kantor Marisol menyerahkan ini langsung karena tadi kalian tidak menyerahkan kepada agen yang bertugas disana" senyum Omar.
"Okelah. Salam buat Mari. Oh, apa kamu tahu, Gemintang akan segera menikah dengan Raj Rao. Apakah kalian para agen federal akan mengawasi kami di Brussels?" tanya Bayu.
"Tidak hanya kalian, bahkan Sean Léopold pun kena pengawasan!"
Bayu melongo. "Tapi bang Sean tidak ikutan!"
"Sean Léopold memang tidak terlibat tapi dia ipar kalian! Tidak hanya Sean saja tapi semua ipar kalian termasuk Antonio Bianchi, Alexis Accardi, Michel de Luca, Alessandro dan Raffa Moretti, keluarga Diazo, keluarga Akihiro dan Hassan di Australia. "
Bayu melongo. Bahkan Oom Fathir pun kena?
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sandisalbiah
mbah lah thor.. masih asing semua nama² sedolornya Bayu..!! mesti di rahel habis dr sini.. bakal berkunjung kerumah mereka satu persatu nih, biar gak penasaran..
2024-01-08
1
hìķàwäþî
ketinggaln kreta nih gw... thor
2023-09-29
2
Bambang Setyo
Itu nama keluarga turun temurun dan semuanya campuran indonesia dan asing...
2023-05-11
1